Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Seorang laki-laki mengalami nyeri dada.
ilustrasi nyeri dada (freepik.com/Drazen Zigic)

Intinya sih...

  • Secara umum, nyeri dada dibagi menjadi dua: nyeri dada akibat jantung (kardiak) dan nyeri dada nonkardiak atau non jantung.

  • Nyeri dada akibat jantung biasanya terasa seperti ditekan, diremas, atau berat di dada sebelah kiri. Rasa sakitnya bisa menjalar ke bahu, lengan kiri, rahang, atau punggung.

  • Nyeri dada yang tidak berasal dari jantung bisa bersumber dari saluran pencernaan, paru-paru, serta otot dan tulang.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Nyeri dada sering dianggap sepele, apalagi jika hanya muncul sebentar lalu menghilang. Banyak orang langsung menebak penyebabnya sebagai masuk angin, kelelahan, atau asam lambung. Padahal, sensasi tidak nyaman di dada bisa menjadi cara tubuh memberi sinyal bahwa ada sesuatu yang tidak beres di dalamnya.

Menariknya, tidak semua nyeri dada berasal dari jantung. Ada nyeri yang berkaitan dengan pencernaan, paru-paru, otot, bahkan kondisi psikologis, seperti stres dan kecemasan. Karena itulah, mengenali jenis-jenis nyeri dada menjadi langkah penting agar kita tahu kapan cukup beristirahat, dan kapan harus segera mencari bantuan medis.

1. Jenis nyeri dada

Nyeri dada adalah rasa sakit atau tidak nyaman di area antara leher dan perut bagian atas. Rasa nyerinya bisa muncul di tengah dada, sisi kiri, atau kanan. Secara umum, nyeri dada dibagi menjadi dua kelompok besar: nyeri dada akibat jantung (kardiak) dan nyeri dada nonkardiak atau non jantung.

Nyeri dada akibat jantung

Nyeri ini biasanya terasa seperti ditekan, diremas, atau berat di dada sebelah kiri. Rasa sakitnya bisa menjalar ke bahu, lengan kiri, rahang, atau punggung. Jenis nyeri ini paling sering dikaitkan dengan penyakit jantung koroner atau serangan jantung.

Nyeri dada non jantung

Nyeri dada yang tidak berasal dari jantung bisa disebabkan oleh berbagai organ lain, antara lain:

  • Saluran pencernaan (gastrointestinal): Gangguan pada kerongkongan dapat menyebabkan heartburn atau sensasi panas di tengah dada hingga ke tenggorokan. Tukak lambung juga bisa menimbulkan rasa perih seperti terbakar.

  • Paru-paru (pulmonal): Infeksi paru, radang selaput paru, atau gangguan diafragma dapat menyebabkan nyeri dada, terutama saat bernapas.

  • Otot dan tulang (muskuloskeletal): Cedera otot dada, tulang rusuk, atau tulang belakang sering menimbulkan nyeri yang bertambah saat bergerak atau menarik napas dalam.

2. Gejala nyeri dada dan kemungkinan penyebabnya

Beberapa kombinasi gejala yang umum terjadi antara lain:

  • Nyeri muncul setelah makan, rasa asam di mulut, perut kembung: biasanya berkaitan dengan gangguan pencernaan (dispepsia) atau asam lambung (GERD/acid reflux).

  • Nyeri setelah cedera atau olahraga dada, memburuk saat menarik napas: biasanya berkaitan dengan otot dada tertarik.

  • Nyeri tajam disertai jantung berdebar, keringat dingin, pusing: biasanya berkaitan dengan kecemasan atau serangan panik.

  • Nyeri saat bernapas, batuk berdahak kuning/hijau, demam: biasanya berkaitan dengan infeksi dada atau pneumonia.

  • Rasa kesemutan di kulit diikuti ruam melepuh: biasanya berkaitan dengan herpes zoster.

3. Bagaimana nyeri dada didiagnosis

ilustrasi rontgen dada (unsplash.com/Umanoide)

Mengetahui penyebab nyeri dada adalah langkah paling penting sebelum menentukan pengobatan.

Dokter biasanya akan:

  • Menanyakan riwayat kesehatan.

  • Melakukan pemeriksaan fisik.

  • Mengukur tanda vital, seperti tekanan darah dan denyut jantung.

Jika diperlukan, pemeriksaan lanjutan dapat meliputi:

  • EKG untuk melihat aktivitas listrik jantung.

  • Rontgen dada atau USG.

  • Tes darah.

  • CT pulmonary angiography untuk mendeteksi sumbatan pembuluh darah paru.

  • Endoskopi saluran cerna atas untuk melihat kondisi kerongkongan dan lambung.

4. Cara mengatasi nyeri dada

Pengobatan sangat tergantung pada penyebab yang mendasarinya.

Jika disebabkan oleh masalah jantung, tujuan utama terapi adalah mengembalikan aliran darah ke jantung, melalui:

  • Obat pengencer darah atau obat irama jantung.

  • Terapi oksigen.

  • Pemasangan stent.

  • Operasi bypass jantung.

Jika penyebabnya bukan dari jantung, dokter dapat menyarankan:

  • Antasida untuk asam lambung.

  • Perubahan gaya hidup dan penurunan berat badan.

  • Obat untuk emboli paru.

  • Teknik relaksasi untuk serangan panik.

  • Antibiotik untuk pneumonia.

  • Istirahat total jika disebabkan oleh cedera dada.

5. Kapan nyeri dada harus dianggap darurat?

Nyeri dada tidak boleh diabaikan, terutama jika:

  • Nyeri terasa terus-menerus dan makin berat.

  • Disertai mual, keringat dingin, atau sesak napas.

  • Nyeri menjalar ke lengan, rahang, leher, atau punggung.

  • Aktivitas ringan seperti berjalan sudah memicu nyeri, padahal sebelumnya tidak.

Jika ragu, pilihan paling aman adalah segera memeriksakan diri ke dokter. Usia muda bukan jaminan aman dari penyakit jantung. Jika nyeri dada terasa tidak biasa, jangan menunggu dan segera cari pertolongan medis.

Referensi

"Chest Pain." Health. Diakses pada Desember 2025.

"Types of Chest Pain." Houston Methodist. Diakses pada Desember 2025.

"Chest Pain." NHS. Diakses pada Desember 2025.

Editorial Team