ilustrasi ruam kupu-kupu pada orang dengan penyakit lupus (commons.wikimedia.org/M. Sand, D. Sand, C. Thrandorf, V. Paech, P. Altmeyer, F. G. Bechara)
Systemic lupus erythematosus (SLE) atau yang lebih dikenal dengan lupus menyerang dan merusak bagian tubuh mana pun, termasuk persendian, kulit, otak, paru-paru, ginjal, dan pembuluh darah.
Insiden lupus global dan populasi yang baru didiagnosis secara masing-masing diperkirakan sebesar 5,14 (1,4 hingga 15,13) per 100.000 orang-tahun dan 0,40 juta orang setiap tahunnya. Pada perempuan, nilainya masing-masing adalah 8,82 (2,4 hingga 25,99) per 100.000 orang-tahun dan 0,34 juta orang per tahun, sedangkan pada laki-laki perkiraannya adalah 1,53 (0,41 hingga 4,46) per 100.000 orang-tahun dan 0,06 juta orang per tahun (Annals of the Rheumatic Diseases, 2023)
Pada beberapa orang, lupus menyebabkan gejala ringan, sementara yang lain menghadapi risiko kesehatan yang serius, seperti penyakit ginjal, penyakit kardiovaskular, dan stroke.
Gen memiliki peran terhadap terjadinya lupus. Namun, faktor-faktor, seperti estrogen, lingkungan, obat-obatan, dan virus, juga bisa memicu terjadinya lupus. Gejala lupus biasanya meliputi:
- Sakit kepala, pusing, kejang, masalah ingatan, atau perubahan perilaku.
- Demam.
- Penurunan berat badan.
- Rambut rontok.
- Seriawan.
- Kelelahan.
- Ruam kupu-kupu di hidung dan pipi.
- Ruam di bagian tubuh lainnya.
- Sendi yang nyeri atau bengkak dan nyeri otot.
- Sensitivitas terhadap matahari.
- Nyeri dada.