10 Penyakit Autoimun yang Sering Menyerang Perempuan

Dari psoriasis hingga alopecia areata

Penyakit autoimun merupakan penyakit yang cukup umum di dunia dan prevalensinya meningkat. Penyakit ini terjadi saat sistem kekebalan tubuh tidak mampu membedakan antara sel sendiri dan sel asing sehingga tubuh untuk menyerang sel-sel sehat.

Penyakit autoimun dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan, tetapi ada beberapa jenis yang lebih rentan menyerang perempuan. Ketahui jenis-jenis penyakit autoimun yang sering menyerang perempuan di bawah ini.

1. Psoriasis

10 Penyakit Autoimun yang Sering Menyerang Perempuanilustrasi psoriasis (pixabay.com/milesz)

Psoriasis merupakan kondisi yang menyebabkan sel-sel kulit menumpuk lebih cepat daripada normalnya. Pada gilirannya, sel-sel berlebih ini membentuk sisik merah, keperakan, tidak merata, dan kadang menyakitkan.

Gejalanya bisa ringan berupa bintik-bintik kecil hingga parah yang menutupi area kulit yang luas. Hal ini dapat menyebabkan kuku menebal, bergerigi atau berlubang, dan nyeri sendi. Walaupun psoriasis lebih umum pada perempuan, tetapi laki-laki dengan kondisi ini cenderung memiliki gejala yang lebih parah, dilansir Verywell Health.

2. Artritis reumatoid

10 Penyakit Autoimun yang Sering Menyerang Perempuanilustrasi arthritis (pexels.com/cottonbro)

Artritis reumatoid terjadi ketika sistem kekebalan menyerang lapisan berbagai sendi di seluruh tubuh. Penyakit ini menyebabkan sendi menjadi nyeri, kaku, bengkak, dan kelemahan otot, yang menyebabkan berkurangnya gerakan dan fungsi.

Hormon khas perempuan kemungkinan berperan dalam timbulnya masalah imunitas ini.

Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 2019, 18 juta orang di dunia hidup dengan artritis reumatoid. Berdasarkan Global Burden of Disease Study 2019, sekitar 70 persen orang dengan artritis reumatoid adalah perempuan, dan 55 persen berusia di atas 55 tahun. Usia ini lebih muda daripada ketika laki-laki mengembangkan artritis reumatoid.

3. Multiple sclerosis (MS)

10 Penyakit Autoimun yang Sering Menyerang Perempuanilustrasi kaki terasa lebih dingin (pexels.com/Cats Coming)

Multiple sclerosis (MS) adalah penyakit yang menyerang otak dan sumsum tulang belakang. MS terjadi saat sistem kekebalan tubuh menyerang lapisan pelindung di sekitar saraf.

Sebanyak 2,8 juta orang diperkirakan hidup dengan MS di seluruh dunia (35,9 per 100.000 penduduk). Prevalensinya telah meningkat di setiap wilayah dunia sejak tahun 2013, tetapi kesenjangan dalam perkiraan prevalensi masih ada. Angka kejadian yang dikumpulkan di 75 negara pelapor adalah 2,1 per 100.000 orang/tahun, dan usia rata-rata saat didiagnosis adalah 32 tahun. Perempuan dua kali lebih mungkin untuk hidup dengan MS dibandingkan laki-laki (Multiple Sclerosis Journal, 2020).

Beberapa ahli berteori bahwa itu bisa jadi karena persentase lemak tubuh dan obesitas perempuan yang lebih tinggi. Hal ini terkait dengan peradangan, pemain kunci dalam pengembangan MS.

Seperti banyak penyakit autoimun lainnya, gejala yang ditimbulkan bisa sangat bervariasi. Namun, secara umum orang dengan MS biasanya merasakan:

  • Kebanyakan orang dengan MS pertama kali melihat gejala berupa penglihatan kabur atau ganda.
  • Kelemahan dan masalah dengan koordinasi, keseimbangan, berbicara, dan berjalan.
  • Kelumpuhan.
  • Tremor.
  • Mati rasa dan kesemutan di lengan, kaki, tangan, serta kaki.

4. Systemic lupus erythematosus

10 Penyakit Autoimun yang Sering Menyerang Perempuanilustrasi ruam kupu-kupu pada orang dengan penyakit lupus (commons.wikimedia.org/M. Sand, D. Sand, C. Thrandorf, V. Paech, P. Altmeyer, F. G. Bechara)

Systemic lupus erythematosus (SLE) atau yang lebih dikenal dengan lupus menyerang dan merusak bagian tubuh mana pun, termasuk persendian, kulit, otak, paru-paru, ginjal, dan pembuluh darah.

Insiden lupus global dan populasi yang baru didiagnosis secara masing-masing diperkirakan sebesar 5,14 (1,4 hingga 15,13) per 100.000 orang-tahun dan 0,40 juta orang setiap tahunnya. Pada perempuan, nilainya masing-masing adalah 8,82 (2,4 hingga 25,99) per 100.000 orang-tahun dan 0,34 juta orang per tahun, sedangkan pada laki-laki perkiraannya adalah 1,53 (0,41 hingga 4,46) per 100.000 orang-tahun dan 0,06 juta orang per tahun (Annals of the Rheumatic Diseases, 2023)

Pada beberapa orang, lupus menyebabkan gejala ringan, sementara yang lain menghadapi risiko kesehatan yang serius, seperti penyakit ginjal, penyakit kardiovaskular, dan stroke.

Gen memiliki peran terhadap terjadinya lupus. Namun, faktor-faktor, seperti estrogen, lingkungan, obat-obatan, dan virus, juga bisa memicu terjadinya lupus. Gejala lupus biasanya meliputi:

  • Sakit kepala, pusing, kejang, masalah ingatan, atau perubahan perilaku.
  • Demam.
  • Penurunan berat badan.
  • Rambut rontok.
  • Seriawan.
  • Kelelahan.
  • Ruam kupu-kupu di hidung dan pipi.
  • Ruam di bagian tubuh lainnya.
  • Sendi yang nyeri atau bengkak dan nyeri otot.
  • Sensitivitas terhadap matahari.
  • Nyeri dada.

Baca Juga: 7 Gejala Penyakit Autoimun yang Paling Umum, Penting Diketahui!

5. Penyakit Hashimoto

10 Penyakit Autoimun yang Sering Menyerang Perempuanilustrasi kelelahan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Penyakit Hashimoto juga dikenal sebagai tiroiditis Hashimoto. Kondisi ini paling sering muncul ketika tiroid tidak memproduksi cukup hormon tiroid meskipun dalam beberapa kasus kadar hormon tiroid normal atau bahkan meningkat.

Dilansir Medscape, insiden tahunan tiroiditis Hashimoto di seluruh dunia diperkirakan 0,3–1,5 kasus per 1.000 orang. Prevalensinya bervariasi berdasarkan wilayah dan tingkat sosial ekonomi, berkisar antara 4,8–25,8 persen pada perempuan dan 0,9–7,9 persen pada laki-laki (Frontiers in Public Health, 2022).

Penyakit ini biasanya terjadi pada perempuan paruh baya dan berkembang perlahan seiring waktu atau secara bertahap merusak tiroid serta mengurangi kadar hormon tiroid. Gejala penyakit Hashimoto biasanya meliputi:

  • Kelelahan tanpa alasan.
  • Kulit kering.
  • Wajah pucat dan bengkak.
  • Sembelit.
  • Kelemahan.
  • Penambahan berat badan.
  • Sensitivitas terhadap dingin.
  • Nyeri otot dan sendi kaku.

6. Diabetes tipe 1

10 Penyakit Autoimun yang Sering Menyerang Perempuanilustrasi diabetes tipe 1 (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Pada diabetes tipe 1, sistem kekebalan tubuh menyerang dan menghambat sel-sel yang membuat insulin (hormon yang mengontrol gula darah). Akibatnya adalah terlalu banyak gula dalam darah, yang dapat menyebabkan penyakit jantung, kerusakan saraf, penyakit ginjal, dan masalah lainnya.

Rata-rata angka kejadian tahunan diabetes tipe 1 adalah 12,7/100.000, pada laki-laki 16,4/100.000 dan pada perempuan 8,9/100.000. Angka kejadian diabetes tipe 1 menurun secara perlahan seiring bertambahnya usia, tetapi angka kejadian diabetes tipe 1 lebih tinggi pada laki-laki pada semua kelompok umur, sehingga menghasilkan rasio laki-laki/perempuan secara keseluruhan sebesar 1,8 (Journal of Internal Medicine, 2008).

Menurut JDRF, diabetes tipe 1 (T1D) diidentifikasi pada anak-anak dan orang dewasa karena mereka menunjukkan tanda-tanda gejala berikut:

  • Sering buang air kecil.
  • Rasa haus berlebihan.
  • Mulut kering.
  • Kelelahan dan kelemahan.
  • Peningkatan nafsu makan.
  • Penurunan berat badan yang tidak direncanakan.
  • Luka yang lama sembuh atau tak kunjung sembuh.

Meski tanda-tanda diabetes bisa mulai terlihat sejak dini, terkadang seseorang membutuhkan waktu beberapa saat untuk mengenali gejalanya. Hal ini sering kali membuat tanda dan gejala diabetes seolah muncul secara tiba-tiba. Itu sebabnya penting untuk memperhatikan tubuh.

7. Penyakit celiac

10 Penyakit Autoimun yang Sering Menyerang Perempuanilustrasi penyakit celiac (freepik.com/wayhomestudio)

Penyakit celiac adalah kelainan autoimun serius yang memengaruhi sistem pencernaan, mencegahnya menyerap nutrisi dari makanan ketika ada gluten. Hidup dengan penyakit ini bisa jadi sulit karena penderitanya harus menjaga pola makan yang ketat dan menghindari makanan yang mengandung gluten, seperti roti dan pasta biasa.

Namun, dengan kemajuan teknologi pangan dan meningkatnya ketersediaan pilihan bebas gluten, hidup dengan penyakit celiac menjadi lebih mudah bagi banyak orang di seluruh dunia. Diagnosis dan pengobatan kondisi medis ini juga mengalami kemajuan besar. Dokter kini dapat mendiagnosis penyakit celiac dengan lebih akurat, sementara pengobatan dapat membantu mengurangi gejala-gejala tertentu.

Seperti penyakit autoimun lainnya, penyakit celiac lebih banyak menyerang perempuan dibanding laki-laki. Faktanya, perempuan pada populasi umum didiagnosis menderita penyakit celiac dua hingga tiga kali lebih sering dibanding laki-laki. Penelitian saat ini menunjukkan bahwa 60 persen hingga 70 persen dari mereka yang didiagnosis dengan penyakit celiac adalah perempuan, mengutip dari Beyond Celiac.

Menurut MedlinePlus, gejala penyakit celiac bisa berbeda pada setiap orang. Terkadang gejalanya bisa datang dan pergi. Beberapa orang mungkin tidak menyadari gejala apa pun.

Beberapa gejala yang mungkin terjadi memengaruhi sistem pencernaan. Gejala pencernaan lebih sering terjadi pada anak-anak dibanding orang dewasa. Gejala pencernaannya antara lain:

  • Kembung (merasa penuh atau bengkak di perut).
  • Diare kronis atau tinja berminyak, besar, dan berbau tidak sedap.
  • Sembelit.
  • Gas.
  • Intoleransi laktosa karena kerusakan usus kecil.
  • Mual dan muntah.
  • Sakit perut.
  • Penurunan berat badan pada orang dewasa, atau penambahan berat badan yang tidak cukup pada anak-anak.

Beberapa pasien penyakit celiac memiliki gejala yang memengaruhi bagian tubuh lain, seperti:

  • Kelelahan.
  • Depresi dan kecemasan.
  • Iritabilitas (pada anak-anak).
  • Dermatitis herpetiformis, ruam gatal disertai lepuh (terutama pada orang dewasa).
  • Nyeri tulang atau sendi.
  • Gejala yang menyerang mulut, seperti seriawan atau mulut kering.

8. Penyakit radang usus

10 Penyakit Autoimun yang Sering Menyerang Perempuanilustrasi radang usus (pexels.com/Sora Shimazaki)

Penyakit radang usus (IBD) adalah penyakit radang kronis pada saluran pencernaan dan terbagi menjadi dua, yaitu penyakit Crohn dan kolitis ulseratif.

Perempuan lebih mungkin terkena penyakit Crohn dibandingkan laki-laki, tetapi lebih banyak laki-laki yang terkena kolitis ulseratif dibanding perempuan. Meskipun usia rata-rata terkena IBD adalah antara 15 dan 35 tahun, tetapi lebih banyak laki-laki yang didiagnosis dengan kolitis ulseratif pada usia 50-an dan 60-an dibandingkan perempuan pada usia yang sama, dilansir Temple Health.

Menurut National Health Service, gejala utama IBD dapat meliputi:

  • Diare yang berlangsung lebih dari 4 minggu.
  • Sakit perut.
  • Darah atau lendir (lendir bening) dalam kotoran.
  • Pendarahan dari pantat.
  • Merasa lelah sepanjang waktu.
  • Penurunan berat badan tanpa berusaha.

9. Penyakit Graves

10 Penyakit Autoimun yang Sering Menyerang Perempuanilustrasi perempuan dengan penyakit Graves (freepik.com/wayhomestudio)

Penyakit Graves adalah kelainan sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan produksi hormon tiroid berlebih (hipertiroidisme).

Menurut publikasi StatPearls, penyakit Graves lebih sering terjadi pada perempuan. Beberapa data menunjukkan risiko seumur hidup pada perempuan dan laki-laki masing-masing adalah 3 persen dan 0,5 persen. Berdasarkan data dari Nurses’ Health Study II (NHSII), kejadian 12 tahun pada perempuan berusia 25 hingga 42 tahun mencapai 4,6/1.000.

Gejala yang perlu diwaspadai antara lain:

  • Gugup, cemas, atau mudah tersinggung.
  • Otot lelah atau lemah.
  • Tangan bergetar.
  • Sering buang air besar atau diare.
  • Kesulitan tidur.
  • Sensitivitas lebih besar terhadap panas atau peningkatan keringat.
  • Penurunan berat badan yang tidak disengaja.
  • Tiroid yang membesar (penyakit gondok).
  • Detak jantung yang cepat atau tidak teratur.
  • Perubahan menstruasi pada perempuan.
  • Disfungsi ereksi pada laki-laki.
  • Hilangnya gairah seks (libido rendah).

10. Alopecia areata

10 Penyakit Autoimun yang Sering Menyerang Perempuanilustrasi alopecia areata (sml.snl.no)

Alopecia areata adalah penyakit autoimun yang menyebabkan kerontokan rambut tidak merata di bagian tubuh mana pun, tetapi paling sering menyerang rambut di kulit kepala.

Studi menunjukkan bahwa perempuan lebih mungkin terkena alopecia areata dibandingkan laki-laki dan orang-orang dari ras dan etnis tertentu mungkin memiliki peluang lebih tinggi terkena penyakit ini. Beberapa penelitian yang berbasis di Amerika Serikat menemukan kemungkinan terjadinya alopecia areata lebih tinggi pada orang Asia, kulit hitam, dan Hispanik dibandingkan orang kulit putih (JAMA Dermatology, 2023).

Gejala yang perlu diperhatikan di antaranya:

  • Rambut rontok dalam bentuk pitak, termasuk di kulit kepala, rambut wajah, alis, bulu mata, dan rambut tubuh.
  • Gelombang atau lekukan di permukaan kuku.

Pitak biasanya tidak menunjukkan gejala lain, tetapi dalam kasus yang jarang terjadi, pitak tersebut mungkin disertai:

  • Gatal.
  • Perubahan warna.
  • Ada bukaan yang terlihat seperti mulut di folikel rambut (ostia folikular).
  • Ada titik-titik hitam, yaitu batang rambut yang terlihat pada ostia folikuler.
  • Pertumbuhan rambut pendek yang lebih tebal di bagian atas dan menyempit ke arah kulit kepala.
  • Pertumbuhan uban.

Penyebab penyakit autoimun sering menyerang perempuan

Penelitian memperkirakan bahwa penyakit autoimun dua kali lebih mungkin menyerang perempuan dibanding laki-laki (Cureus, 2020).  Mekanisme pasti penyakit autoimun masih belum jelas, tetapi para ilmuwan telah menunjukkan dua kemungkinan alasan mengapa penyakit autoimun lebih sering terjadi perempuan.

  • Genetik. Makin banyaknya gen yang berasal dari kromosom X (perempuan punya dua sedangkan laki-laki memiliki satu) menciptakan kemungkinan lebih besar terjadinya mutasi dalam jumlah yang lebih besar, sehingga menempatkan perempuan pada risiko lebih besar terkena penyakit autoimun.
  • Perubahan hormonal. Penyakit autoimun cenderung menyerang perempuan selama transisi endokrin besar, seperti pubertas, kehamilan, dan menopause. Perubahan ini memengaruhi sistem kekebalan secara signifikan karena interaksi antara hormon, sistem kekebalan, dan organ lain dalam tubuh seperti kulit pada psoriasis. Perempuan biasanya mengalami lebih banyak perubahan hormonal dibanding laki-laki, sehingga penyakit autoimun lebih banyak terjadi pada populasi ini.

Perempuan juga lebih mungkin didiagnosis menderita berbagai kelainan autoimun (Frontiers in Endocrinology, 2019).

Itulah daftar penyakit autoimun yang sering menyerang perempuan. Saat ini, tidak ada obat yang bisa benar-benar menyembuhkan penyakit autoimun, tetapi diagnosis dini dapat membantu pasien mulai mengelola kondisi sesegera mungkin.

Selain itu, perempuan dan laki-laki dengan penyakit autoimun masih dapat menjalani kehidupan yang sehat, jadi tidak perlu terlalu khawatir jika kamu atau orang di sekitarmu didiagnosis dengan masalah kesehatan ini.

Baca Juga: Studi: Polusi Udara Tingkatkan Risiko Penyakit Autoimun

Eka Ami Photo Verified Writer Eka Ami

https://mycollection.shop/allaboutshopee0101

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha
  • Nurulia
  • Bayu Nur Seto

Berita Terkini Lainnya