Stimulan adalah kelas obat yang bekerja dengan menargetkan sistem saraf pusat. Dilansir RxList, obat-obatan ini terutama diresepkan untuk kondisi:
- Attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD).
- Narkolepsi.
- Asma.
- Kegemukan.
- Hidung dan sinus tersumbat.
- Tekanan darah rendah karena anestesi.
Stimulan terutama mempercepat aktivitas otak dengan meningkatkan tingkat zat kimia (katekolamin), yang meningkatkan kewaspadaan, energi, dan perhatian. Selain itu, mereka juga menghasilkan efek berikut dalam tubuh:
- Meningkatkan detak jantung.
- Meningkatkan gula darah dan tekanan darah.
- Kontraksi pembuluh darah.
- Melebarkan jalur sistem pernapasan.
Kelas obat amfetamin digunakan untuk tujuan medis dan rekreasi. Kombinasi dextroamphetamine dan levoamphetamine, serta dextroamphetamine murni dan lisdexamfetamine biasanya digunakan untuk pengobatan ADHD.
Metamfetamin secara luas diperdagangkan dan digunakan secara ilegal untuk tujuan rekreasi.
Atlet menggunakan banyak obat yang termasuk dalam kelas obat amfetamin untuk peningkatan kinerja fisik. Obat-obatan ini dilarang oleh Badan Antidoping Dunia (WADA).
Stimulan terutama diambil melalui rute oral. Obat rekreasi diambil melalui rute intramuskular, intravaskular, atau intranasal.
Stimulan terdiri dari dua jenis:
- Bertindak singkat dengan efeknya hingga 6 jam.
- Intermediate dan long-acting dengan efek hingga 12-24 jam.
Contoh stimulan yang umum diresepkan adalah dextroamphetamine, produk kombinasi dextroamphetamine/amphetamine, dan methylphenidate.
Dilansir Healthline, efek samping yang bisa timbul dari stimulan termasuk:
- Masalah tidur.
- Nafsu makan buruk.
- Penurunan berat badan.
Stimulan dapat meningkatkan tekanan detak jantung dan tekanan darah. Ini mungkin bukan pilihan terbaik untuk pasien dengan masalah jantung atau tekanan darah.
ilustrasi obat psikotropika (unsplash.com/Volodymyr Hryshchenko)
Itulah jenis obat psikotropika. Obat ini mencakup kategori obat yang sangat besar yang digunakan untuk mengobati berbagai jenis gejala. Semua bekerja dengan menyesuaikan tingkat neurotransmiter untuk membantu seseorang merasa lebih baik.
Obat yang diresepkan dokter bergantung pada banyak faktor, seperti usia, kondisi kesehatan lain yang mungkin dimiliki pasien, obat lain yang sedang digunakan, dan riwayat pengobatan pasien sebelumnya.
Tidak semua obat langsung bekerja. Beberapa butuh waktu. Bersabarlah, dan bicarakan dengan dokter jika gejala yang dirasakan memburuk. Diskusikan dengan dokter semua pilihan pengobatan, termasuk terapi perilaku kognitif untuk mengembangkan rencana perawatan terbaik. Tanyakan juga hal-hal tentang obat yang diresepkan lainnya, termasuk efek samping dan interaksi obat bila ada. Terakhir, selalu minum obat sesuai instruksi dokter.