Menyadari setiap perubahan pada payudara dan segera melaporkannya ke dokter memang penting. Namun, walaupun tidak ada perubahan atau benjolan yang terasa, mamogram tetap diperlukan. Mamogram adalah pemeriksaan rontgen pada payudara yang dapat mendeteksi kanker payudara hingga tiga tahun sebelum benjolan bisa dirasakan. Dalam banyak kasus, mammogram mampu menemukan kanker payudara tanpa gejala pada tahap yang sangat awal.
Pada tahun 2023, U.S. Preventive Services Task Force mengeluarkan rekomendasi draf terbaru yang menyarankan perempuan dengan risiko rata-rata untuk mulai melakukan mammogram sejak usia 40 tahun, lebih muda dari rekomendasi sebelumnya. Rekomendasi ini masih dalam tahap finalisasi.
Kenapa ada perubahan? Rekomendasi tersebut menyebutkan: “Kami sudah lama mengetahui bahwa skrining kanker payudara menyelamatkan nyawa, dan bukti ilmiah kini mendukung semua perempuan untuk menjalani skrining setiap dua tahun sekali, mulai usia 40 tahun.”
Sementara itu, American Cancer Society memberikan panduan berbeda:
Usia 45–54 tahun: mamogram setiap tahun.
Usia 55 tahun ke atas: bisa memilih mamogram tahunan atau dua tahun sekali.
Usia 40–44 tahun: memiliki opsi untuk memulai mamogram tahunan.
Beberapa ahli tetap menyarankan mamogram dilakukan setiap tahun. Bagi perempuan dengan risiko lebih tinggi, misalnya karena riwayat keluarga atau adanya mutasi genetik tertentu, skrining mungkin perlu dimulai lebih awal. Diskusikan dengan dokter untuk menentukan jadwal skrining yang paling tepat sesuai kondisi pribadi.
Kanker payudara bisa terjadi tanpa benjolan. Dalam kasus seperti ini, gejala lain yang mungkin muncul antara lain nyeri payudara, perubahan kulit, benjolan di ketiak, luka pada payudara yang tidak sembuh, atau nyeri punggung.
Kondisi ini lebih sering ditemukan pada kanker payudara inflamasi dan karsinoma lobular. Karena tidak menimbulkan benjolan, kanker jenis ini lebih berisiko terlambat terdiagnosis atau keliru dianggap sebagai penyakit lain, sehingga pengobatan bisa tertunda.
Namun, kanker payudara tanpa gejala juga bisa terdeteksi lebih awal melalui skrining mamografi, bahkan sebelum benjolan atau gejala lain muncul. Inilah pentingnya mengikuti rekomendasi skrining.
Perlu diingat, gejala kanker payudara non benjolan sebenarnya jarang terjadi, diperkirakan kurang dari 5 persen kasus. Jika merasa khawatir dengan gejala tertentu, sebaiknya segera konsultasi dengan dokter. Mereka dapat menilai faktor risiko dan menentukan pemeriksaan lanjutan yang diperlukan.
Referensi
Angela N. Giaquinto et al., “Lobular Breast Cancer Statistics, 2025,” Cancer 131, no. 20 (October 7, 2025), https://doi.org/10.1002/cncr.70061.
"Lobular Carcinoma in Situ (LCIS)." American Cancer Society. Diakses Oktober 2025.
"Types of Breast Cancer." American Cancer Society. Diakses Oktober 2025.
"Inflammatory Breast Cancer." American Cancer Society. Diakses Oktober 2025.
"Breast Cancer Without a Lump: Is It Possible?" Verywell Health. Diakses Oktober 2025.
Minjoung Monica Koo et al., “Typical and Atypical Presenting Symptoms of Breast Cancer and Their Associations With Diagnostic Intervals: Evidence From a National Audit of Cancer Diagnosis,” Cancer Epidemiology 48 (June 1, 2017): 140–46, https://doi.org/10.1016/j.canep.2017.04.010.
"Ductal carcinoma in situ." Penn Medicine. Diakses Oktober 2025.
"6 signs of breast cancer that aren't a lump." City of Hope. Diakses Oktober 2025.
Brooke Salzman, Elizabeth Collins, and Lauren Hersh, “Common Breast Problems,” AAFP, April 15, 2019, https://www.aafp.org/pubs/afp/issues/2019/0415/p505.html.
"Can You Have Breast Cancer Without a Lump?" Healthcentral. Diakses Oktober 2025.