Tanda Kanker Payudara Kambuh, Ini yang Harus Diwaspadai

Bagi banyak penyintas kanker payudara, perjalanan setelah pengobatan bukan berarti rasa cemas ikut berakhir. Meski operasi, kemoterapi, atau terapi hormon telah dijalani, ada satu hal yang sering menghantui pikiran, yaitu kemungkinan kanker kembali tumbuh. Rasa khawatir itu wajar, apalagi ketika tubuh mulai menunjukkan perubahan yang terasa berbeda dari biasanya.
Di sinilah pentingnya mengenali tanda-tanda kanker payudara kambuh sejak dini. Dengan memahami gejala, penyebab, hingga faktor risikonya, kamu bisa lebih peka terhadap sinyal tubuh dan segera menemui dokter jika ada hal mencurigakan. Makin cepat terdeteksi, makin besar pula peluang penanganan yang efektif. Mari bahas lebih dalam tentang apa saja tanda kanker payudara kambuh yang perlu kamu waspadai.
1. Tanda-tanda kanker payudara kambuh
Secara umum, tanda-tanda kekambuhan terbagi menjadi dua, yaitu kambuh lokal dan kambuh jauh. Kambuh lokal artinya gejala muncul di area sekitar payudara, yang meliputi:
Benjolan baru di payudara atau area yang terasa mengeras.
Perubahan pada kulit payudara.
Kulit tampak meradang atau kemerahan.
Keluarnya cairan dari puting.
Bagi yang sudah menjalani mastektomi, tanda kambuh bisa berupa:
Muncul nodul (benjolan kecil) di kulit atau bawah kulit dinding dada.
Penebalan kulit di sekitar bekas luka operasi.
Kambuh jauh adalah gejala yang muncul di area luar payudara. Gejala ini muncul jika kanker payudara sudah mengalami metastasis atau menyebar ke organ lain, seperti tulang, hati, atau paru-paru. Gejalanya dapat meliputi:
Nyeri yang terus-menerus dan makin parah, misalnya di dada, punggung, atau pinggul.
Batuk kronis.
Sesak napas.
Hilang nafsu makan.
Berat badan turun tanpa alasan jelas.
Sakit kepala hebat.
Kejang.
2. Penyebab kanker payudara kambuh
Kanker payudara bisa kambuh karena masih ada sel kanker yang “bersembunyi” di tubuh meski sudah dilakukan operasi, kemoterapi, radiasi, atau terapi hormon. Sel-sel ini bisa diam bertahun-tahun tanpa menimbulkan masalah. Namun, pada titik tertentu, sel tersebut aktif kembali, tumbuh, dan menyebar. Hingga kini, para ahli belum sepenuhnya tahu kenapa hal ini bisa terjadi.
3. Faktor risiko kanker payudara kambuh

Beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko kambuhnya kanker payudara antara lain:
Keterlibatan kelenjar getah bening saat diagnosis pertama.
Ukuran tumor lebih besar.
Tidak menjalani radioterapi setelah lumpektomi.
Usia muda, khususnya di bawah 35 tahun saat pertama kali terdiagnosis.
Jenis kanker payudara inflamatori.
Tidak menjalani terapi hormon untuk kanker payudara reseptor hormon positif.
Kanker payudara triple negative, yaitu sel kanker tanpa reseptor estrogen, progesteron, atau protein HER2.
Obesitas, atau memiliki indeks massa tubuh tinggi.
4. Cara dokter mendeteksi kambuhnya kanker payudara
Setelah lumpektomi, kambuhnya kanker biasanya terdeteksi lewat mamogram atau USG rutin.
Jika ada benjolan baru, dokter biasanya akan melakukan mamogram, USG, atau MRI.
Jika ada perubahan kulit, mungkin diperlukan biopsi kulit.
Untuk mendeteksi penyebaran ke organ lain, dokter bisa menggunakan CT scan, PET scan, MRI, atau pemindaian tulang.
5. Cara menurunkan risiko kanker payudara kambuh
Meski tidak ada cara pasti untuk mencegah kambuh, tetapi ada beberapa langkah yang bisa menurunkan risikonya:
Menjalani pengobatan sesuai anjuran dokter, seperti operasi, radiasi, kemoterapi, atau terapi hormon.
Konsumsi makanan bergizi seimbang.
Batasi atau hindari alkohol.
Berhenti merokok.
Rutin berolahraga.
Menjaga berat badan tetap ideal.
Mewaspadai tanda-tanda kanker payudara kambuh sangat penting agar bisa segera ditangani. Jika kamu merasa ada perubahan di tubuh atau menemukan gejala yang mencurigakan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter. Deteksi dini bisa memberi peluang lebih besar untuk pengobatan yang efektif.
Referensi
"Breast Cancer Recurrence Symptoms." Breast Cancer Now. Diakses pada Agustus 2025.
"Signs of Breast Cancer Recurrence." Healthline. Diakses pada Agustus 2025.
"Recurrent Breast Cancer: Symptoms & Causes." Mayo Clinic. Diakses pada Agustus 2025.