ilustrasi bayi tidur (pexels.com/Enrique Hoyos)
Ada sejumlah alasan kenapa bayi tidak boleh tidur tengkurap:
Menidurkan bayi dalam posisi tengkurap secara drastis meningkatkan risiko SIDS. SIDS adalah kematian mendadak pada bayi sehat berusia di bawah 1 tahun yang tidak dapat dijelaskan. Banyak penelitian menunjukkan bahwa tidur tengkurap berkaitan dengan SIDS
Jika bayi tidur tengkurap, napas hangat mereka bisa terperangkap di sekitar wajah dan kepala. Hal ini membuat bayi mudah kepanasan, sementara mereka belum bisa mengubah posisi untuk menyejukkan diri.
Bayi yang tidur tengkurap berisiko mengalami hipertermia atau suhu tubuh tinggi. Studi menunjukkan bahwa bayi yang terlalu panas memiliki risiko SIDS lebih tinggi.
Bayi yang tidur tengkurap juga lebih rentan mengalami kekurangan napas. Saat manusia mengembuskan napas, udara yang dilepaskan mengandung lebih banyak karbon dioksida. Bayi yang tidur tengkurap bisa menghirup kembali udara yang sudah mereka buang, yang mengandung terlalu banyak karbon dioksida dan terlalu sedikit oksigen.
Kekurangan oksigen (hipoksia) dan kelebihan karbon dioksida (hiperkapnia) bisa mengancam nyawa dan merupakan faktor risiko SIDS. Jika bayi tidur telentang, udara yang mereka buang akan menjauh sehingga mereka bisa dengan mudah menghirup oksigen yang dibutuhkan.
Pastikan tidak ada selimut, bantal, boneka, atau bumper di dalam boks atau tempat tidur bayi. Benda-benda tersebut bisa menyebabkan sesak napas.
Semua bayi kadang memuntahkan (gumoh) dari ASI atau susu formula. Hampir semua kasus gumoh tidak berbahaya karena sistem pencernaan bayi belum sempurna menahan makanan dan cairan. Namun, gumoh bisa berbahaya jika bayi tidur tengkurap. Jika bayi tidur tengkurap lalu gumoh, wajah mereka bisa menempel pada genangan susu yang dimuntahkan.
Ada risiko bayi menghirup kembali susu tersebut dan tersedak. Sayangnya, sebagian orang justru percaya bahwa tidur telentang bisa membuat bayi tersedak gumoh, padahal kenyataannya justru sebaliknya.