Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ternyata Begini Cara Bayi Bernapas di Dalam Kandungan

ilustrasi bayi newborn (pixabay.com/tawnynina)
ilustrasi bayi newborn (pixabay.com/tawnynina)
Intinya sih...
  • Paru-paru janin mulai berkembang sejak pembuahan, dan sudah matang pada usia 37 minggu.
  • Bayi bernapas melalui plasenta dan tali pusar, bukan paru-parunya sendiri.
  • Latihan pernapasan janin dimulai sekitar minggu ke-10 hingga ke-11 kehamilan, penting untuk perkembangan paru-paru.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Saat sedang cek kehamilan, kamu menatap layar USG yang menampilkan bayi dalam rahim. Tiba-tiba, kamu melihat dadanya naik-turun, seolah ia sedang bernapas. Aneh, bukan? Bayi masih berada di dalam kandungan, dikelilingi cairan ketuban—lalu bagaimana mungkin ia bernapas?

Sebenarnya, yang kamu lihat bukanlah napas sungguhan. Bayi di dalam kandungan tidak menghirup udara seperti kita. Sebagai gantinya, mereka mendapatkan oksigen dari sang ibu melalui tali pusar. Gerakan naik-turun dadanya itu adalah latihan pernapasan, semacam simulasi agar paru-parunya siap bekerja begitu ia lahir nanti.

Menariknya, bayi yang sehat akan rajin melakukan latihan ini, sementara bayi yang kurang sehat cenderung jarang melakukannya. Proses ini adalah salah satu tanda bahwa janin berkembang dengan baik.

Lalu, bagaimana paru-paru janin berkembang? Kapan ia mulai “berlatih” bernapas? Dan apa yang sebenarnya terjadi di tubuhnya hingga siap mengambil tarikan napas pertamanya saat lahir? Yuk, ketahui lewat ulasan di bawah ini!

1. Perkembangan paru-paru janin

Paru-paru bayi mulai terbentuk tak lama setelah pembuahan. Pertama, muncul tunas paru, kemudian saluran udara mulai terbentuk sekitar usia kehamilan 16 minggu. Pada minggu ke-27, tubuh mulai memproduksi surfaktan, zat penting yang mencegah kantung udara paru-paru agar tidak kolaps.

Pada usia 28 minggu, perkembangan paru-paru sudah hampir selesai. Dan ketika memasuki usia 37 minggu, paru-paru bayi sudah matang sepenuhnya dan siap digunakan untuk bernapas. Selama di dalam rahim, oksigen didapat melalui plasenta dan tali pusar, bukan paru-paru.

2. Bagaimana bayi bernapas dalam rahim?

Plasenta dan tali pusar menjadi “jalur kehidupan” bayi di dalam kandungan. Oksigen dari napas sang ibu masuk ke aliran darah, lalu dikirim melalui plasenta dan tali pusar ke bayi. Jadi, meskipun paru-paru belum berfungsi penuh, bayi tetap mendapatkan suplai oksigen yang cukup.

3. Latihan pernapasan janin

ilustrasi bayi newborn (pexels.com/Isaac Taylor)
ilustrasi bayi newborn (pexels.com/Isaac Taylor)

Bayi mulai berlatih pernapasan sekitar minggu ke-10 hingga ke-11 kehamilan, saat bayi mulai “menghirup” sedikit cairan ketuban. Sebenarnya, gerakan ini lebih mirip menelan daripada bernapas, tetapi fungsinya penting untuk membantu perkembangan paru-paru.

Pada usia 32 minggu, latihan ini semakin mirip pernapasan sungguhan dengan gerakan mengembang dan mengempisnya paru-paru. Walau belum sepenuhnya matang, tetapi bayi yang lahir di usia ini punya peluang cukup besar untuk bertahan hidup setelah dilahirkan, apalagi jika mendapat suntikan betametason (steroid) untuk mempercepat pematangan paru-paru.

Latihan ini adalah salah satu tonggak perkembangan penting. Paru-paru dianggap matang pada usia 36 minggu, setelah bayi menjalani setidaknya empat minggu latihan pernapasan.

4. Proses bernapas saat dan setelah lahir

Kadang, bayi lahir dengan tali pusar melilit leher, yang terjadi pada 12–37 persen persalinan. Biasanya ini tidak menimbulkan masalah karena oksigen tetap mengalir lewat tali pusar. Namun, jika lilitannya terlalu kencang, suplai oksigen bisa berkurang.

Begitu lahir, perubahan lingkungan, dari suhu, hilangnya cairan ketuban, hingga paparan udara, akan memicu napas pertama bayi. Namun, ada juga bayi yang menghirup mekonium (feses pertama) saat lahir, yang bisa mengganggu kemampuan bernapas dan memerlukan penanganan khusus.

5. Apakah persalinan dalam air memengaruhi pernapasan bayi?

Persalinan dalam air (water birth) kini cukup populer karena dianggap nyaman, membantu mengurangi rasa sakit, dan menyerupai suasana rahim. Bayi tetap aman karena masih mendapat oksigen lewat tali pusar sampai diangkat keluar air. Namun, jika bayi terlalu lama di dalam air, ada risiko tenggelam. Karena alasan ini, banyak rumah sakit yang tidak merekomendasikan metode persalinan ini.

Kesimpulannya, bayi memang tidak bernapas seperti kita saat masih di kandungan, tetapi mereka melakukan latihan untuk mempersiapkan momen besar: napas pertama di dunia luar. Latihan ini adalah tanda baik perkembangan paru-paru, dan menjadi salah satu keajaiban proses tumbuh kembang manusia.

Referensi

"How Babies Breathe in The Womb." Healthline. Diakses pada Agustus 2025.
"How Babies Breathe in The Womb." Medical News Today. Diakses pada Agustus 2025.
"How Do Babies Breathe in the Womb?" The Bump. Diakses pada Agustus 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us