Selain pertumbuhan tulang yang pesat, ada beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan risiko kanker tulang pada remaja, antara lain:
Mutasi genetik atau sindrom keturunan, misalnya Li-Fraumeni syndrome.
Riwayat terapi radiasi atau kemoterapi pada masa kanak-kanak.
Gangguan tulang tertentu seperti penyakit Paget, meski lebih jarang pada usia muda.
Namun, banyak kasus kanker tulang yang muncul tanpa faktor risiko yang jelas.
Kanker tulang memang penyakit langka, tetapi remaja punya risiko lebih tinggi karena masa pubertas memicu pertumbuhan tulang yang sangat cepat. Kombinasi faktor biologis, genetik, dan lingkungan membuat mereka lebih rentan dibanding kelompok usia lain. Meski terdengar menakutkan, tetapi deteksi dini dan penanganan medis yang tepat dapat sangat membantu.
Bagi remaja yang aktif berolahraga atau sering merasa nyeri tulang berkepanjangan, jangan sepelekan gejala. Segera konsultasi dengan tenaga medis agar bisa diketahui penyebabnya sejak awal.
Referensi
"Bone Cancer (Cancer in Teenagers and Young Adults)." CCLG. Diakses pada Agustus 2025.
"Bone Cancer: Symptoms & Causes." Mayo Clinic. Diakses pada Agustus 2025.
"Bone Cancer in Teens (Osteosarcoma)." Moffitt Cancer Center. Diakses pada Agustus 2025.
"Bone Cancer: Teenagers and Young Adults." NHS inform. Diakses pada Agustus 2025.