Acetylcysteine: Manfaat, Peringatan, Interaksi, Dosis dan Efek Samping

Merupakan obat pengencer dahak

Acetylcysteine atau yang juga disebut sebagai NAC (N-Acetyl Cysteine) diindikasikan untuk terapi mukolitik (pengencer dahak). NAC juga menjadi alternatif penanganan overdosis asetaminofen atau parasetamol

Obat ini tersedia dalam obat hirup, oral, dan injeksi dengan tujuan penggunaan berbeda. Konsultasi dengan dokter diperlukan guna mendapatkan perawatan dan dosis yang sesuai.

Baca Juga: 10 Cara Mengeluarkan Dahak di Tenggorokan dengan Ampuh

1. Manfaat

Acetylcysteine sebagai obat hirup melalui mulut dapat mengencerkan dan mengurangi lendir di saluran pernapasan. Pembersihan lendir ini biasanya terjadi pada pasien gangguan paru-paru tertentu (emfisema, bronkitis, cystic fibrosis, pneumonia). Dengan demikian, obat ini bermanfaat membuat pengguna bisa bernapas lebih lega. 

Di sisi lain, acetylcysteine juga dapat diberikan dalam bentuk oral. Dokter akan meresepkan acetylcysteine guna mencegah kerusakan hati akibat overdosis asetaminofen. Sebuah studi International Journal of Molecular Science menunjukkan acetylcysteine bersifat sifat antiinflamasi dan antioksidan.

Dua sifat acetylcysteine tersebut membantu detoksifikasi tubuh. Studi publikasi British Medical Journal menyatakan penggunaan acetylcysteine diklaim memiliki tingkat efektivitas hingga 100% dalam mengatasi overdosis parasetamol. Dengan ketentuan apabila diberikan dalam waktu kurang dari 8 jam

2. Peringatan

Acetylcysteine: Manfaat, Peringatan, Interaksi, Dosis dan Efek Sampingilustrasi obat-obatan (pexels.com/karolina grabowska)

Sebelum mendapatkan pengobatan acetylcysteine, beritahukan pada dokter apabila kamu punya alergi. Termasuk alergi obat, pengawet, pewarna, atau lainnya. Acetylcysteine mengandung bahan tidak aktif yang dapat memicu timbulnya reaksi alergi. 

Jangan berbagi obat ini dengan orang lain. Penggunaan takaran yang disesuaikan kondisi kesehatan dapat berbeda-beda tiap individu. Agar tidak timbul efek samping antagonis yang tidak diinginkan, gunakan obat sesuai resep dokter. 

Beritahu dokter apabila terdapat riwayat kesehatan khusus. Juga beritahukan jika sedang mengalami gangguan kesehatan ginjal, asma, maag dan gangguan pencernaan, hipertensi, hingga gagal jantung. Dokter mungkin akan menyesuaikan dosis atau menggunakan obat jenis lain sesuai kondisi kesehatan.

Meski belum tersedia hasil penelitian pada manusia, penggunaan acetylcysteine pada hewan yang hamil tidak menimbulkan efek samping serius. Dengan demikian, penggunaan obat ini dapat direkomendasikan pada ibu hamil apabila memiliki manfaat yang lebih besar daripada efek sampingnya.

Saat menggunakan acetylcysteine secara hirup, pasien hendaknya melepas kontak lensa yang sedang digunakan. Hindari melakukan respirasi bersamaan dengan antibiotik topikal karena dapat menyebabkan keratokonjungtivitis. 

Keterangan WebMD menyebutkan bahwa konsumsi acetylcysteine dapat mengganggu dan menyebabkan kekeliruan pada hasil tes laboratorium tertentu (termasuk tes keton urin).  Beritahukan pada petugas medis bahwa kamu mengonsumsi acetylcystein saat hendak menjalani tes kesehatan.

3. Interaksi

Acetylcysteine: Manfaat, Peringatan, Interaksi, Dosis dan Efek Sampingilustrasi interaksi obat (unsplash.com/adam nieścioruk)

Dilansir Rxlist, acetylcystein dapat berinteraksi dengan jenis obat tertentu. Namun interaksi yang terjadi hanya bersifat ringan dan moderat, serta tidak memiliki reaksi yang berlebihan. Beberapa obat yang dapat berinteraksi secara ringan dengan acetylcystein yakni:

  • azitromisin
  • bazedoxifene atau estrogen terkonjugasi
  • kloramfenikol
  • klaritromisin
  • demeclocycline
  • diklorfenamid
  • doksisiklin
  • dasar eritromisin
  • eritromisin etilsuksinat
  • eritromisin laktobionat
  • eritromisin stearat
  • minosiklin
  • probenesid
  • natrium picosulfate/ magnesium oksida /asam sitrat anhidrat
  • tetrasiklin
  • vankomisin

Adapun interaksi moderat acetylcysteine dapat terjadi apabila obat ini digunakan bersamaan dengan arang aktif. Adanya arang aktif menyebabkan efek acetylcysteine kurang efektif.

4. Dosis

Acetylcysteine: Manfaat, Peringatan, Interaksi, Dosis dan Efek Sampingilustrasi minum obat (unsplash.com/towfiqu barbhuiya)

Pemberian takaran acetylcysteine berbeda sesuai jenis penggunaan dan usia pasien. Berikut detail referensi dosis umum penggunaan obat acetylcysteine, melansir Mims. Sebagai catatan, rekomendasi ini tidak menggantikan peran konsultasi dan resep dokter.

Kegunaan: mengencerkan dahak

Jenis obat larutan inhalasi atau hirup pernapasan

  • Larutan acetylcysteine 10% dapatkan 6-10 mL sebanyak 3-4 kali sehari, takaran dapat dinaikkan menjadi 2-20 ml setiap 2-6 jam bila perlu. 
  • Larutan acetylcysteine 20% gunakan 3-5 mL sebanyak 3-4 kali sehari, bisa ditingkatkan menjadi 1-10 ml dengan intensitas pemakaian 2-6 jam sesuai kebutuhan.

Takaran tersebut berlaku sama bagi pasien dengan usia dewasa maupun anak-anak. 

Jenis obat tablet, sirop kering, atau jenis oral lainnya

  • Dewasa: sebagai bubuk larutan oral 200 mg untuk 3 kali sehari atau dikonsumsi melalui tablet effervescent sehari sekali dengan dosis maksimal 600 mg.
  • Anak-anak usia 2-6 tahun: sebagai bubuk larutan oral 100 mg setiap 2-4 kali sehari.
  • Anak-anak usia >6 tahun: sebagai bubuk larutan oral 200 mg sebanyak 2-3 kali sehari atau dikonsumsi melalui tablet effervescent sehari sekali dengan dosis maksimal 600 mg.

Kegunaan: overdosis asetaminofen atau keracunan parasetamol

Tablet effervescent adalah bentuk acetylcysteine yang digunakan untuk mengatasi keracunan parasetamol. Dosis awal pemberian obat yakni 140 mg/kgBB. Lalu, berikan dosis tambahan sebanyak 70 mg/kgBB sebanyak 17 kali setiap 4 jam sekali. 

Takaran tablet effervescent atau tablet larut air acetylcysteine untuk mengatasi keracunan parasetamol berlaku sama bagi usia dewasa maupun anak-anak.

5. Efek samping dan bahaya acetylcysteine

Beberapa efek samping yang mungkin timbul saat mengonsumsi acetylcysteine yakni mual dan muntah. Penggunaan inhaler obat yang sama dapat meningkatkan munculnya sariawan serta pilek. Lebih lanjut, beritahukan dokter apabila mengalami sakit perut parah, tinja dan muntah berwarna hitam kopi. 

Segera hubungi dokter apabila muncul reaksi alergi dan gejala efek samping serius berupa:

  • Sesak dada hingga mengi
  • Kesulitan bernapas atau menelan
  • Batuk darah
  • Gatal-gatal hingga ruam pada kulit 

Patut menjadi catatan bahwa resep obat acetylcysteine diberikan guna meringankan kondisi kesehatan yang memburuk. Pastikan pengobatan memberikan lebih banyak manfaat daripada efek samping. Maka dari itu, selalu sediakan kontak darurat apabila sewaktu-waktu mengalami reaksi negatif obat.

Baca Juga: 7 Bahan Alami untuk Mengencerkan dan Mengeluarkan Dahak

Topik:

  • Laili Zain
  • Langgeng Irma Salugiasih
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya