Acyclovir Tablet: Manfaat, Peringatan, Dosis, dan Efek Samping

Untuk mengurangi gejala virus herpes

Acyclovir tablet adalah jenis obat antivirus yang digunakan untuk mengobati virus sejenis atau kelompok infeksi virus serupa. Acyclovir tablet bersifat konsumsi oral guna mengobati herpes, cacar air, atau herpes zoster.

Lebih lanjut, acyclovir berperan mengobati infeksi virus herpes pada alat kelamin, kulit, otak, dan selaput lendir (bibir dan mulut). Dalam kondisi tertentu, acyclovir juga digunakan untuk mengatasi infeksi virus herpes yang meluas pada bayi baru lahir. 

1. Kegunaan obat acyclovir

Acyclovir, baik oral maupun topikal, bekerja dengan cara menurunkan kemampuan berkembang biak virus herpes di dalam tubuh. Sebagaimana disebut sebelumnya, virus herpes meliputi luka di bagian mulut atau lidah (cold sore), cacar air, herpes zoster, atau herpes genital. 

Meski dapat mengurangi gejala dan menurunkan tingkat keparahan, acyclovir tidak benar-benar dapat menyembuhkan infeksi ini. Virus herpes masih bisa hidup di dalam tubuh dalam jangka waktu lama dan suatu saat bisa kambuh.

Acyclovir secara efektif mampu membantu mengatasi luka lebih cepat sembuh dan mencegah pembentukan luka baru, termasuk mengurangi rasa sakit atau gatal akibat virus ini, dilansir WebMD.

Selain itu, pada orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah, acyclovir dapat mengurangi risiko penyebaran virus ke bagian tubuh lain. Hal ini membantu mengurangi risiko infeksi serius. 

Baca Juga: 8 Jenis Virus Herpes yang Bisa Menyerang Manusia

2. Peringatan sebelum penggunaan

Acyclovir Tablet: Manfaat, Peringatan, Dosis, dan Efek Sampingilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Sebelum mendapatkan obat acyclovir, beri tahu dokter atau apoteker apabila memiliki riwayat penyakit tertentu, terlebih jika pernah mengalami:

  • Masalah ginjal. Acyclovir dapat menurunkan kinerja ginjal. Ginjal tidak dapat membersihkan obat ini dari tubuh secara maksimal, termasuk bagi lansia dengan kekuatan ginjal yang tidak lagi maksimal.
  • Kondisi medis yang berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh yang melemah (HIV, transplantasi tulang sumsum tulang, dan transplantasi ginjal).

Acyclovir termasuk obat tipe B bagi ibu hamil. Artinya, studi pada hewan mengenai penggunaan obat ini belum menunjukkan risiko pada janin. Konsultasikan terlebih dahulu sebelum mendapatkan obat ini apabila kamu sedang atau berencana hamil.

Berbeda bagi ibu menyusui, dilansir Healthline, acyclovir dapat memengaruhi air susu ibu (ASI). Penggunaan obat ini dapat menyebabkan efek samping bagi bayi yang sedang disusui. Kamu mungkin perlu memutuskan antara berhenti menyusui atau mengambil alternatif obat lain. Konsultasikan ini dengan dokter.

3. Interaksi dengan obat lain

Acyclovir oral dapat berinteraksi dengan beberapa jenis obat tertentu, termasuk yang dapat menyebabkan masalah ginjal (di antaranya obat antiinflamasi nonsteroid atau NSAID seperti ibuprofen dan naproxen).

Beberapa obat lain yang dapat berinteraksi secara serius dengan acyclovir tablet yakni:

  • Amfoterisin B deoksikolat.
  • Basitrasin.
  • Cidofovir.
  • Neomisin PO.

Salah satu dari keempat obat tersebut dapat meningkatkan nefrotoksisitas dan/atau ototoksisitas jika digunakan bersamaan dengan acyclovir. Reference Medscape menyarankan untuk menggunakan obat alternatif lain guna menghindari efek samping serius. 

Hindari mengonsumsi valacyclovir apabila kamu sudah menggunakan obat acyclovir. Keduanya memiliki peranan serupa yang apabila dikombinasikan, justru dapat menimbulkan kelebihan dosis.

Konsultasikan dengan dokter yang menangani kondisi kesehatanmu untuk memastikan tidak menggunakan obat yang dapat memicu reaksi kontraindikasi.

4. Dosis pakai

Acyclovir Tablet: Manfaat, Peringatan, Dosis, dan Efek Sampingilustrasi minum obat (pexels.com/JESHOOTS.com_

Informasi takaran penyajian obat acyclovir dalam artikel ini hanya mencakup dosis umum. Dokter mungkin akan memberikan dosis berbeda sesuai usia, kondisi kesehatan, serta reaksi medis yang mungkin terjadi. Sesuaikan penggunaan berdasarkan rekomendasi dokter.

1. Usia dewasa (18-64 tahun)

Untuk herpes zoster: 800 mg setiap 4 jam, lima kali sehari selama 7-10 hari.

Untuk herpes genital: 

  • Dosis awal: Pasien umumnya mendapatkan 200 mg setiap 4 jam, lima kali sehari selama 10 hari.
  • Dosis pencegahan herpes berulang: 400 mg dua kali sehari selama 12 bulan. Dokter mungkin menyesuaikan dosis mulai 200 mg tiga kali sehari hingga 200 mg lima kali sehari tergantung pada kondisi kesehatan. Jangka waktu konsumsi obat juga berbeda sesuai kemampuan tubuh menghindari peningkatan infeksi.
  • Dosis umum untuk infeksi ulang (peningkatan infeksi): 200 mg setiap 4 jam, lima kali sehari selama 5 hari. Kamu perlu mendapatkan obat sesegera mungkin setelah mendapati gejala infeksi kembali muncul. 

Untuk cacar air: 800 mg empat kali sehari selama 5 hari. Segera konsultasi ke dokter dan minum obat secepat mungkin setelah muncul gejala cacar air. Efektivitas acyclovir dalam mengobati cacar air belum diketahui jika konsumsi obat dilakukan lebih dari 24 jam setelah tanda pertama muncul.

2. Dosis anak (2-17 tahun)

Dosis khas cacar air:

  • Anak-anak yang memiliki berat badan 40 kg atau kurang: 20 mg/kg berat badan, diberikan empat kali sehari selama 5 hari.
  • Anak-anak dengan berat lebih dari 40 kg: 800 mg empat kali sehari selama 5 hari.

Pemberian acyclovir tablet pada anak-anak berusia 0-1 tahun harus dengan rekomendasi resep dokter. Hal ini wajib dilakukan guna mengetahui sejauh mana efektivitas obat dan membandingkannya dengan risiko yang bisa saja terjadi.

Pengobatan acyclovir untuk usia di atas 65 tahun juga harus dengan konsultasi dokter. Ini penting demi menghindari kemungkinan penumpukan obat yang disebabkan oleh kinerja ginjal kurang maksimal. 

5. Efek samping

Mual, diare, muntah, hingga sakit kepala dapat terjadi sebagai gejala efek samping acyclovir yang normal. Namun, segera hubungi dokter apabila indikasi ini muncul dalam waktu lama dan tidak kunjung mereda. 

Obat acyclovir jarang menimbulkan efek samping yang dapat mengancam jiwa, seperti memengaruhi sel darah, ginjal, dan organ lainnya. Segera cari pertolongan medis jika mengalami gejala pusing berkepanjangan, tanda-tanda masalah ginjal, nyeri punggung tidak biasa, hingga halusinasi. 

Terdapat pengecualian bagi pasien yang memiliki riwayat kesehatan pelemahan sistem kekebalan tubuh, termasuk di antaranya HIV, transplantasi sumsum tulang belakang, dan transplantasi ginjal.

Dapatkan bantuan medis segera jika gejala efek samping serius mulai muncul, seperti:

  • Kelelahan ekstrem.
  • Perubahan detak jantung (melambat, cepat, atau tidak teratur).
  • Mudah memar, luka hingga berdarah.
  • Demam baru.
  • Urine mengandung darah atau berwarna gelap.
  • Sakit perut parah.
  • Mata atau kulit menguning.
  • Penglihatan berubah.
  • Kejang atau kehilangan kesadaran.

Sebagaimana pengobatan lainnya, penggunaan acyclovir hanya dapat diresepkan apabila manfaat yang didapat lebih banyak daripada risiko kesehatan. Mengomunikasikan riwayat kesehatan kepada dokter akan sangat membantu menghindari efek samping penggunaan acyclovir yang tidak diinginkan.

Baca Juga: 8 Gejala Penyakit Herpes yang Harus Dikenali dan Diwaspadai!

Topik:

  • Laili Zain
  • Langgeng Irma Salugiasih
  • Bayu Aditya Suryanto
  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya