Sebagai adalah salah satu olahraga paling populer di dunia. Secara global, diperkirakan lebih dari 620 juta orang rutin berlari, seiring dengan meningkatnya jumlah acara lari, baik berupa lomba kompetitif maupun kegiatan santai seperti fun run. Mulai dari mengejar langkah target harian hingga mempersiapkan maraton, banyak pelari rela bangun pagi untuk menjaga konsistensi latihan. Namun, ada satu hal yang kerap dilupakan, yaitu kualitas tidur.
Sebuah studi baru dari Eindhoven University of Technology mengungkap bahwa pelari dengan kualitas tidur buruk berisiko 1,78 kali lebih besar mengalami cedera dibanding mereka yang tidur cukup dan berkualitas. Dalam riset yang melibatkan 425 pelari rekreasional ini, tim peneliti menemukan bahwa mereka yang tidur kurang dari tujuh jam semalam atau kerap terbangun menunjukkan 68 persen kemungkinan cedera dalam satu tahun.
Dalam pernyataan resmi, Prof. Jan de Jonge, psikolog olahraga yang memimpin penelitian ini, menegaskan:
“Pelari sering fokus pada jarak, nutrisi, dan pemulihan. Tapi tidur, yang menjadi kunci pemulihan tubuh, seringkali justru diabaikan.”
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Applied Sciences ini merupakan salah satu yang pertama meneliti tidur sebagai faktor multidimensional—meliputi durasi, kualitas, dan gangguan tidur—dalam kaitannya dengan risiko cedera olahraga.
