Seiring bertambahnya usia, tubuh mengalami perubahan di hampir setiap sel, termasuk sel sperma. Sebuah penelitian baru dari Wellcome Sanger Institute dan King’s College London menemukan, mutasi DNA dalam sperma dapat menumpuk seiring waktu, berpotensi meningkatkan risiko gangguan genetik pada keturunannya.
Mutasi DNA dapat terjadi secara acak ketika sel bereplikasi, atau akibat paparan stres lingkungan. Sebagian mutasi tidak menimbulkan efek, tetapi sebagian lainnya bisa mengganggu fungsi tubuh, bahkan menyebabkan penyakit serius.
Para peneliti menggunakan teknologi analisis mutasi beresolusi tinggi bernama NanoSeq untuk meneliti sperma dari pria berusia 24–75 tahun. Hasilnya, makin tua usia laki-laki, makin banyak mutasi yang ditemukan dalam sperma mereka.