Inflamasi Bisa Meningkatkan Risiko 5 Penyakit Ini

Sangat penting untuk mengendalikan inflamasi

Peradangan atau inflamasi merupakan salah satu sistem tubuh yang berfungsi untuk melindungi diri dari infeksi, bakteri, virus, ataupun racun. Umumnya, inflamasi terjadi hanya dalam jangka waktu singkat. Namun, dalam beberapa kasus inflamasi bisa terjadi dalam waktu yang lama.

Beberapa faktor penyebab inflamasi terjadi dalam waktu lama antara lain faktor-faktor sosial, psikologis, lingkungan, dan biologis tertentu yang banyak dikaitkan dengan memperlambat proses pemulihan yang menyebabkan keadaan peradangan kronis sistemik. Hal ini menyebabkan banyak risiko penyakit. Apa saja penyakit yang bisa disebabkan oleh inflamasi? Yuk, cari tahu lebih lanjut!

1. Kadar CRP yang tinggi akibat peradangan kronis meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular

Inflamasi Bisa Meningkatkan Risiko 5 Penyakit Iniilustrasi penyakit kardiovaskular (pexels.com/Anna Shvets)

C-reactive protein (CRP) adalah sebuah penanda peradangan dalam tubuh. Sebagian besar dari kita mungkin belum pernah mendengar tentang CRP, tetapi ini adalah salah satu elemen kunci yang menunjukkan bahwa ada sesuatu yang tidak beres dalam tubuh kita.

Penelitian dalam jurnal Nature Medicine telah menunjukkan salah satu mekanisme kerja inflamasi. Ketika tubuh kita mengalami peradangan kronis atau berkepanjangan, maka kadar CRP dapat meningkat. Ini bisa menyebabkan masalah buat jantung. Kenapa?

Ketika tubuh merespons peradangan, baik yang disebabkan oleh infeksi atau kondisi kronis lainnya, seperti obesitas, sel-sel dalam tubuh melepaskan CRP. CRP pada dasarnya adalah sinyal bagi tubuh bahwa ada sesuatu yang perlu diperbaiki.

Namun, apabila kadar CRP terus-menerus tinggi, ini bisa merusak dinding pembuluh darah. Saat pembuluh darah mengalami kerusakan, lemak dan kolesterol dapat menumpuk di dalamnya, membentuk plak. Ini adalah awal dari penyakit jantung.

CRP dapat menjadi indikator potensial bahwa kita memiliki peradangan kronis dalam tubuh, yang pada gilirannya dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Menjaga pola makan sehat, berolahraga, dan mengelola stres dapat membantu kadar CRP tetap rendah dan melindungi kesehatan jantung.

2. Aktivasi inflammasome menjadi penanda aterosklerosis

Inflamasi Bisa Meningkatkan Risiko 5 Penyakit Iniilustrasi aterosklerosis (flickr.com/Photo by Blausen.com staff, courtesy of Oregon State University)

Aterosklerosis adalah suatu kondisi saat arteri-arteri kita tersumbat oleh penumpukan plak, yang terdiri dari lemak, kolesterol, dan sel-sel inflamasi. Penumpukan plak ini dapat menyempitkan arteri dan menghambat aliran darah, yang berarti jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Jika plak ini pecah atau terlepas, itu bisa menyebabkan serangan jantung atau stroke.

Salah satu satu faktor utama dalam perkembangan aterosklerosis adalah peradangan kronis. Ketika tubuh terus-menerus mengalami peradangan, sistem kekebalan tubuh kita menghasilkan hormon yang disebut sitokin yang merangsang aktivasi inflammasome (Journals of Gerontology Series A: Biological Sciences and Medical Sciences, 2014).

Inflammasome adalah protein yang memicu pelepasan sitokin, yang selanjutnya meningkatkan peradangan dalam arteri. Inilah mengapa aktivasi inflammasome menjadi penanda aterosklerosis.

Aktivasi inflammasome dalam aterosklerosis dapat memperburuk kondisi ini. Sitokin yang dihasilkan oleh inflammasome merangsang pertumbuhan plak di arteri, yang berarti kondisi ini menjadi makin serius.

Pengendalian peradangan kronis dalam tubuh kita sangat penting untuk mencegah perkembangan aterosklerosis dan menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah. Dengan gaya hidup sehat, seperti makan makanan sehat dan berolahraga secara teratur, kita dapat mengurangi risiko aktivasi inflammasome dan mengurangi risiko aterosklerosis.

Baca Juga: Aterosklerosis: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Komplikasi, Pengobatan

3. Inflamasi menyebabkan penyakit saluran napas

Inflamasi Bisa Meningkatkan Risiko 5 Penyakit Iniilustrasi alergi (pexels.com/cottonbro studio)

Inflamasi merupakan respons alami tubuh terhadap infeksi atau cedera, tetapi ini juga bisa berdampak serius pada kesehatan jika sampai berlebihan. Salah satu dampak negatif inflamasi berlebihan adalah kemampuannya memicu penyakit pada saluran napas.

Berdasarkan penelitian dalam jurnal Frontiers in Medicine, inflamasi berlebihan dapat menjadi penyebab naiknya risiko penyakit saluran napas. Ketika tubuh mengalami inflamasi berkepanjangan, seperti pada kondisi peradangan kronis, ini dapat menyebabkan perubahan merugikan pada saluran napas.

Peradangan yang tidak mereda dapat merusak jaringan-jaringan halus di dalam saluran napas. Ini termasuk bronkus (saluran udara yang lebih besar) dan bronkiolus (saluran udara yang lebih kecil). Ketika jaringan-jaringan ini meradang, mereka dapat menjadi lebih ketat dan bengkak.

Hasilnya adalah penyempitan saluran napas, yang bisa menghambat aliran udara ke dalam dan keluar dari paru-paru. Ini bisa membuat napas menjadi lebih sulit dan menyebabkan gejala seperti sesak napas, batuk, dan mengi.

Pengaruh inflamasi tidak berhenti di situ. Inflamasi juga dapat merangsang produksi lendir berlebihan di saluran napas, yang dapat lebih mempersulit pernapasan. Lendir ini dapat menghalangi saluran udara yang sudah sempit, menciptakan situasi yang makin sulit untuk bernapas normal.

Selain itu, inflamasi juga dapat meningkatkan reaktivitas saluran napas terhadap berbagai pencetus seperti alergen atau infeksi. Artinya, saluran napas akan lebih sensitif terhadap hal-hal yang seharusnya tidak menimbulkan reaksi berlebihan. Akibatnya, kita mungkin lebih rentan terhadap serangan asma atau reaksi alergi yang merugikan.

4. Kadar TNF-α yang tinggi akibat peradangan kronis meningkatkan risiko alzheimer

Inflamasi Bisa Meningkatkan Risiko 5 Penyakit Iniilustrasi orang dengan penyakit Alzheimer (pexels.com/Kindel Media)

Tumor necrosis factor alpha (TNF-α) adalah salah satu zat yang diproduksi oleh tubuh sebagai respons terhadap peradangan. Ini adalah cara alamiah tubuh melawan infeksi dan kerusakan. Akan tetapi, ketika peradangan menjadi kronis dan TNF-α terus-menerus dilepaskan dalam jumlah besar, saat itulah masalah dimulai.

Menurut penelitian, inflamasi kronis dapat meningkatkan risiko penyakit Alzheimer. Saat inflamasi ini menaikkan kadar TNF-α dalam tubuh, itu dapat memengaruhi kesehatan otak. Pada awalnya mungkin tidak terasa, tetapi seiring waktu dampaknya bisa merusak.

Ketikakadar TNF-α tinggi dalam tubuh, ini dapat merusak sel-sel otak. Seperti bagian tubuh lainnya, otak juga rentan terhadap kerusakan akibat peradangan. Ketika sel-sel otak rusak, itu dapat menjadi salah satu pemicu penyakit Alzheimer. Bagian otak yang bertugas untuk menyimpan ingatan dan proses berpikir dapat terpengaruh, menyebabkan hilangnya ingatan dan penurunan fungsi kognitif.

5. Tingkat CRP yang tinggi dapat mendorong resistansi insulin

Inflamasi Bisa Meningkatkan Risiko 5 Penyakit Iniilustrasi diabetes (pexels.com/Klaus Nielson)

Salah satu dampak serius dari inflamasi berlebihan adalah peningkatan kadar CRP. Kenaikan kadar CRP dapat menjadi pemicu resistansi insulin yang akhirnya meningkatkan risiko diabetes.

Ketika tubuh mengalami inflamasi kronis atau berkepanjangan, tubuh merespons dengan menghasilkan lebih banyak CRP. CRP adalah salah satu penanda peradangan dalam darah yang meningkat ketika ada peradangan dalam tubuh. Tingkat CRP yang tinggi adalah indikator kuat bahwa peradangan sedang berlangsung.

Masalahnya, saat tingkat CRP tinggi karena inflamasi yang berlarut-larut, ini dapat berdampak pada cara tubuh merespons hormon insulin. Insulin adalah hormon yang sangat penting untuk mengatur gula darah.

Ketika tubuh menjadi resistan terhadap insulin, berarti sel-sel kita tidak merespons insulin dengan baik lagi. Akibatnya, tubuh harus memproduksi lebih banyak insulin untuk mencoba menurunkan gula darah, dan inilah yang akhirnya dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2.

Untuk menjaga kesehatan, sangat penting untuk mengendalikan inflamasi. Ini bisa dilakukan dengan mengadopsi gaya hidup sehat, seperti makan makanan bergizi, menghindari makanan yang merangsang inflamasi, rutin berolahraga, dan mengelola stres dengan.

Baca Juga: Pasien Diabetes Lebih Rentan Terkena Influenza Berat

Masrurotul Hikmah Photo Verified Writer Masrurotul Hikmah

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya