Perbedaan Picky Eater dan Selective Eating Disorder, Serupa Tapi Beda

Kamu yang mana?

Jangan salah paham, geng! Banyak orang mengira kalau mereka hanya picky eater biasa, padahal sebenarnya mereka menderita selective eating disorder atau avoidant restrictive food intake disorder (ARFID). Gangguan pola makan ini seringkali terabaikan karena gejalanya yang mirip dengan picky eater. Tapi, kamu gak usah khawatir, geng! Nah, ini 5 cara untuk membedakan antara picky eater dan penyandang selective eating disorder supaya kamu bisa mengenali kondisimu dengan lebih baik. 

1. ARFID lebih pemilih daripada picky eater

Perbedaan Picky Eater dan Selective Eating Disorder, Serupa Tapi BedaIlustrasi remaja tidak mau makan (Pexels.com/cottonbro studio)

Ketika menghadapi masalah makanan, beberapa orang mungkin lebih memilih makanan tertentu dan enggan mencoba yang baru. Namun, apa yang membedakan antara picky eater dan penyandang selective eating disorder? Psikolog sekaligus profesor dari University of North Carolina, Amerika Serikat, Dr. Stephanie Zerwas menyatakan, selective eating disorder atau ARFID adalah kondisi ketika seseorang memiliki preferensi makanan yang sangat terbatas hingga mengganggu fungsi sosial atau kesehatan. Sedangkan picky eater, mereka memiliki preferensi makanan yang ketat namun masih dapat memenuhi kebutuhan gizi harian. 

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi preferensi makanan, seperti faktor biologis dan lingkungan, tetapi pada penyandang selective eating disorder, biasanya disebabkan oleh kejadian traumatik pada masa kecil yang mempengaruhi pola makan mereka. Dilansir dari studi dari Journal of Eating Disorders oleh D.K. Katzman, diketahui bahwa 40% dari orang dengan selective eating disorder pernah mengalami insiden makanan yang negatif pada masa kecil, seperti muntah atau tersedak karena makanan tertentu. Yang menyebabkan mereka lebih pemilih daripada picky eater.

2. Penyandang ARFID ternyata lebih moody

Perbedaan Picky Eater dan Selective Eating Disorder, Serupa Tapi BedaIlustrasi anak tidak mood makan dengan makanan tertentu (Pexels.com/Mikhail Nilov)

Beberapa orang merasa tidak nyaman dengan makanan tertentu. Mereka cenderung menganggap fenomena tersebut adalah picky eater. Namun, belum tentu lho, apakah itu picky eater atau selective eating disorder? Menurut Psikolog klinis Inggris yang berkecimpung lebih 30 tahun dalam bidang ini, Dr. Rachel Bryant-Waugh, perubahan mood menjadi faktor yang membedakan antara kedua kondisi ini. 

Penyandang selective eating disorder seringkali mengalami perubahan mood dan rasa cemas ketika menemukan makanan yang tidak familiar atau tidak disukai. Hal ini dapat berdampak pada kualitas hidup dan kesehatan mental mereka. Sedangkan picky eater biasanya tidak merasakan perubahan mood yang signifikan ketika menemukan makanan yang tidak disukai. Namun, perlu diingat bahwa picky eater juga dapat mengalami masalah psikologis jika preferensi makanan mereka mengganggu kehidupan sehari-hari. 

3. Berat badan picky eater lebih stabil

Perbedaan Picky Eater dan Selective Eating Disorder, Serupa Tapi BedaIlustrasi remaja tidak mau makan dan kurus (Pexels.com/Mikhail Nilov)

Kamu sering merasa khawatir dengan berat badanmu yang turun drastis? Bagi penyandang selective eating disorder, penurunan berat badan dapat menjadi masalah serius. Psikiater jebolan Stanford University dan University of Western Ontario, Dr. Jennifer Couturier, menjelaskan bahwa penyandang selective eating disorder seringkali kehilangan nafsu makan dan menghindari makanan tertentu, yang dapat menyebabkan penurunan berat badan yang signifikan dan bahkan menjadi kurang gizi. Sedangkan picky eater biasanya memiliki pola makan yang lebih stabil dan tidak mengalami penurunan berat badan yang signifikan. 

Namun, meskipun picky eater tidak mengalami penurunan berat badan, mereka tetap perlu diperhatikan kesehatan makanannya. Dr. Couturier menekankan, penting bagi penyandang selective eating disorder untuk mendapatkan penanganan segera guna mencegah komplikasi serius seperti kurang gizi dan gangguan kesehatan mental yang lebih parah.

Baca Juga: Batasi 5 Makanan Ini agar Pola Makan Selama Puasa Tetap Terjaga

4. Penyandang ARFID lebih rentan gangguan kesehatan

Perbedaan Picky Eater dan Selective Eating Disorder, Serupa Tapi BedaIlustrasi takut makanan (Pexels.com/Kampus Production)

Gangguan kesehatan juga bisa menjadi faktor yang mempengaruhi seseorang menjadi picky eater atau penyandang selective eating disorder/ARFID. Hal ini terjadi karena beberapa kondisi fisik seperti gangguan pencernaan, alergi makanan, atau penyakit kronis dapat mempengaruhi selera makan seseorang. Psikiater sekaligus profesor Psychiatry and Behavioral Sciences, Duke University, Dr. Nancy Zucker menjelaskan bahwa penyandang selective eating disorder/ARFID seringkali memiliki gangguan kesehatan yang mempengaruhi pola makan mereka. Mereka dapat merasa ketakutan atau tidak nyaman saat harus makan makanan yang tidak mereka sukai atau ketika harus mencoba makanan baru yang tidak mereka kenal. 

Namun, perlu diingat bahwa gangguan kesehatan ARFID tidak selalu mengindikasikan bahwa ia mengalami selective eating disorder/ARFID. Ada juga kemungkinan bahwa orang tersebut adalah picky eater karena alasan yang berbeda, seperti trauma psikologis atau pengalaman buruk saat makan di masa lalu. Oleh karena itu, penting bagi seseorang yang merasa memiliki masalah dengan selera makan mereka untuk mencari bantuan dari profesional agar dapat menentukan penyebab masalah dan mendapatkan pengobatan yang tepat.

5. Tingkat kecemasan ARFID lebih parah

Perbedaan Picky Eater dan Selective Eating Disorder, Serupa Tapi BedaIlustrasi bad mood saat menghadapi makanan yang tidak disukai (Pexels.com/Karolina Grabowska)

Jika kamu cemas saat menghadapi makanan yang tidak familiar. Mungkin kamu akan menganggap kamu adalah picky eater, tapi sebenarnya nggak melulu seperti itu. Lho, kok bisa? Tingkat kecemasan juga bisa menjadi faktor yang membedakan picky eater dan penyandang selective eating disorder. 

Menurut Dr. Rachel Bryant-Waugh, seorang psikolog klinis di Great Ormond Street Hospital di London, kebanyakan picky eater hanya merasa sedikit khawatir saat mencoba makanan baru atau saat diberi makanan yang tidak disukai, sedangkan penyandang selective eating disorder bisa mengalami kecemasan yang parah dan bisa mempengaruhi kehidupan sehari-hari mereka. Hal ini dapat menyebabkan penyandang menghindari situasi sosial yang melibatkan makanan, atau bahkan membatasi asupan makanan secara drastis. Namun, Dr. Rachel menekankan bahwa kecemasan bukan satu-satunya faktor yang membedakan picky eater dengan penyandang selective eating disorder, dan diagnosis harus didasarkan pada kriteria yang telah ditetapkan.

Penting untuk diingat bahwa tidak ada yang salah dengan memiliki preferensi makanan tertentu. Namun, ketika hal tersebut mengganggu kehidupan sehari-hari, menciptakan masalah kesehatan, dan menimbulkan tingkat kecemasan yang tinggi, penting untuk mempertimbangkan bantuan dari ahli kesehatan mental. Dengan pemahaman yang tepat tentang perbedaan antara picky eater dan selective eating disorder, diharapkan orang dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memastikan kesehatan mental dan fisik yang optimal.

Baca Juga: Mengenal Binge Eating Disorder: Gangguan Makan yang Jarang Diketahui 

Masrurotul Hikmah Photo Verified Writer Masrurotul Hikmah

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya