Pasokan Air Bersih di Gaza Menipis, Risiko Kesehatan Mengintai

Pengungsi terpaksa minum air tercemar

Air minum bersih makin menipis di Gaza, memperburuk situasi di sana. Israel diketahui memutus pasokan air, listrik, dan bahan bakar ke Jalur Gaza.

"Jika kita melihat masalah air, Gaza kehabisan air dan Gaza kehabisan kehidupan," ujar Philippe Lazzarini, Commissioner-General of the United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees, dilansir NBC News.

1. Penyakit menular yang berpotensi mematikan

Sementara itu, Adam Levine, Chief of Global Emergency Medicine di Brown University Alpert Medical School and School of Public Health, mengatakan konflik lain di seluruh dunia, baik yang terjadi di Afrika, Timur Tengah atau Asia Selatan, penyakit menular membunuh lebih banyak warga sipil daripada bom atau peluru.

Penyakit menular merupakan kekhawatiran khusus bagi masyarakat di Gaza, membayangi populasi yang mengalami penurunan akses terhadap air bersih dan sanitasi serta mereka yang mengungsi dan berlindung bersama dalam kondisi yang sangat padat.

Baca Juga: 10 Nabi yang Pernah Tinggal di Palestina, Simak Kisahnya!

2. Terpaksa minum air yang tercemar

Pasokan Air Bersih di Gaza Menipis, Risiko Kesehatan Mengintaiilustrasi air bersih (unsplash.com/@kimdonkey)

Tanpa air bersih, warga Gaza terpaksa minum atau memasak dengan air yang tercemar. Air tersebut kemungkinan besar penuh dengan bakteri yang dapat menyebabkan penyakit usus yang parah, seperti disentri dan kolera.

Disentri adalah infeksi usus yang menyebabkan diare mengandung darah atau lendir, kram perut, mual, muntah, dan demam. Sementara itu, kolera adalah penyakit diare akut yang disebabkan oleh infeksi usus dengan bakteri Vibrio cholerae.

Keduanya bisa membuat penderitanya mengalami dehidrasi dan meninggal dalam waktu singkat.

Populasi yang paling berisiko adalah anak-anak karena volume darah mereka jauh lebih sedikit dibandingkan orang dewasa. Anak-anak akan mengalami dehidrasi lebih cepat dibandingkan orang dewasa.

Wabah kolera atau penyakit diare lainnya mungkin berdampak luas pada penduduk Gaza, yang hampir separuhnya berusia 18 tahun ke bawah, menurut PBB. Makin muda usia anak, makin besar risikonya.

3. Flu dan virus lainnya

Ada juga tanda-tanda penyakit lain yang bisa mulai menyebar ketika ribuan pengungsi dari Gaza Utara terpaksa mengungsi ke daerah yang sempit dan padat di bagian selatan wilayah tersebut.

Dr. Ahmad Moghrabi, Head of Plastic Surgery di Rumah Sakit Nasser di kota Khan Younis, Gaza selatan mengatakan dia telah melihat apa yang dia yakini sebagai peningkatan flu, bahkan di kalangan petugas medis meskipun tes belum tersedia.

Para ahli juga memprediksi virus COVID-19 dapat menyerang Gaza. Ketika orang-orang berpindah dari utara ke selatan, wilayah ini akan menjadi makin padat dan makin rentan terhadap penyakit menular.

Vaksinasi yang luas terhadap flu atau virus lain, seperti RSV atau COVID-19, tidak mungkin dilakukan karena konflik terus berlanjut, tambahnya.

4. Tingkat vaksinasi menurun

Pasokan Air Bersih di Gaza Menipis, Risiko Kesehatan MengintaiIlustrasi vaksinasi COVID-19 (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Tidak ada bukti bahwa campak menyebar, tetapi virus ini menjadi perhatian para dokter. Campak adalah salah satu virus yang paling menular di dunia. Satu kasus di tempat penampungan yang padat dapat menulari siapa saja yang belum menerima vaksinasi.

Meskipun tingkat vaksinasi campak di kalangan anak-anak di Gaza mencapai 97 persen sebelum tahun 2020, tetapi jumlah tersebut menurun selama pandemik. Akibatnya, penyakit campak kembali menyerang Gaza pada tahun 2020 untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade.

Penyakit ini juga bisa muncul dalam situasi lain, misal saat terjadi perpindahan atau pergerakan orang secara besar-besaran. Vaksinasi campak serta suntikan untuk perlindungan terhadap flu, COVID-19, dan RSV akan menjadi bagian dari bantuan kemanusiaan jika para pekerja dan sumber daya tersebut diizinkan masuk ke Gaza.

Baca Juga: Truk Bantuan Masuki Jalur Gaza melalui Perbatasan Rafah Hari Ini

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya