Di sebuah ruang kelas, seorang anak duduk tenang di sudut, terlihat sibuk dengan dirinya sendiri. Sebagian orang mungkin langsung menilai ia “aneh” atau “tidak mau bergaul.” Di tempat lain, seorang remaja dengan autisme berusaha keras menjelaskan perasaannya, tetapi justru disalahpahami.
Kesalahpahaman seperti ini masih sering terjadi. Kurangnya pemahaman membuat individu dengan autisme kesulitan mengenali kondisi mereka sendiri dan mendapatkan dukungan yang seharusnya tersedia. Lebih jauh lagi, miskonsepsi dapat menimbulkan rasa terisolasi, seolah mereka berjalan sendirian di tengah keramaian.
Untuk benar-benar memahami dan mendukung mereka, kita perlu informasi yang tepat, jangan langsung percaya mitos yang beredar. Mengetahui kekuatan sekaligus tantangan yang mereka hadapi adalah langkah awal menuju penerimaan yang lebih luas. Berikut beberapa mitos umum seputar autisme yang penting untuk diluruskan.
