WHO: Parasetamol dan Vaksin Bukan Penyebab Tunggal Autisme

- WHO menegaskan tidak ada bukti ilmiah yang konsisten yang menghubungkan penggunaan parasetamol saat kehamilan dengan autisme.
- Selain parasetamol, WHO juga menegaskan bahwa vaksin pun tidak menyebabkan autisme. Bukti global selama puluhan tahun menunjukkan keamanan dan efektivitas imunisasi.
- Imunisasi telah menyelamatkan 154 juta jiwa dalam 50 tahun terakhir, dan tetap menjadi kunci kesehatan masyarakat.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan bahwa hingga kini belum ada bukti ilmiah yang kuat yang menunjukkan adanya kaitan antara penggunaan parasetamol (acetaminophen) selama kehamilan dengan autisme.
Saat ini, diperkirakan hampir 62 juta orang di seluruh dunia, sekitar 1 dari 127 individu, hidup dengan spektrum autisme, sebuah kondisi yang memengaruhi perkembangan otak dan sangat beragam bentuknya. Meski kesadaran dan kemampuan diagnosis makin meningkat, tetapi penyebab pasti autisme masih belum diketahui. Para peneliti percaya bahwa faktor penyebabnya bersifat kompleks dan berlapis, bukan tunggal.
Selama lebih dari sepuluh tahun terakhir, berbagai studi berskala besar telah dilakukan untuk meneliti kemungkinan hubungan antara parasetamol saat kehamilan dengan autisme. Namun, hingga kini hasilnya konsisten, yaitu tidak ditemukan hubungan yang jelas. WHO menekankan pentingnya ibu hamil untuk selalu mengikuti arahan dokter atau bidan. Obat apa pun sebaiknya digunakan dengan hati-hati dan terpantau, terutama pada trimester pertama, dan hanya sesuai petunjuk medis.
Parasetamol tidak menyebabkan autisme, begitu pula vaksin
Selain soal parasetamol, WHO juga kembali menegaskan bahwa vaksin tidak menyebabkan autisme. Bukti ilmiah yang luas dan berkualitas tinggi dari berbagai negara menunjukkan hal yang sama, dan studi awal yang dulu mengaitkan vaksin dengan autisme terbukti cacat dan telah lama dibatalkan.
Sejak tahun 1999, para pakar independen yang memberi masukan pada WHO berulang kali menegaskan bahwa vaksin, termasuk yang mengandung thiomersal atau aluminium, aman dan tidak menimbulkan gangguan perkembangan.
Jadwal imunisasi anak disusun melalui proses panjang, berbasis bukti, dan melibatkan pakar global serta masukan dari estiap negara. Selama 50 tahun terakhir, imunisasi telah menyelamatkan lebih dari 154 juta jiwa dan kini melindungi anak-anak, remaja, hingga orang dewasa dari 30 penyakit menular.
Setiap rekomendasi vaksin dari Strategic Advisory Group of Experts on Immunization (SAGE) didasarkan pada telaah bukti yang ketat, dirancang untuk memberikan perlindungan terbaik pada waktu yang paling tepat. Sebaliknya, ketika jadwal imunisasi ditunda atau diubah tanpa dasar ilmiah, risiko infeksi meningkat tajam. Bukan hanya bagi anak, tetapi juga bagi komunitas luas, terutama bayi yang terlalu muda untuk diimunisasi dan orang-orang dengan sistem imun lemah.
Autisme dan gangguan perkembangan saraf kini juga menjadi salah satu topik utama dalam pertemuan tingkat tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang kesehatan mental dan penyakit tidak menular. WHO menegaskan komitmennya untuk bekerja bersama organisasi yang dipimpin penyandang autisme dan komunitas terkait, demi memastikan dukungan yang bermartabat, bebas stigma, dan berbasis bukti bagi mereka yang hidup dengan autisme serta keluarganya.