Ini juga bisa benar. Akan tetapi, menurut gula darah rendah (hipoglikemia) biasanya hanya terjadi jika kamu menggunakan insulin atau obat lain yang dapat menurunkan gula darah untuk mengobati diabetes tipe 2.
Studi dalam jurnal Diabetes, Obesity, & Metabolism (2016) memeriksa tingkat dan prediktor hipoglikemia pada orang-orang dengan diabetes tipe 1 dan tipe 2. Partisipan adalah pasien yang menggunakan insulin untuk mengontrol diabetes. Dalam periode 4 minggu, 83 persen pasien diabetes tipe 1 dan 46,5 persen pasien diabetes tipe 2 mengalami kejadian hipoglikemik (gula darah rendah).
Kalau kamu menggunakan insulin untuk mengelola diabetes, penting untuk diperhatikan bahwa reaksi setiap orang terhadap gula darah rendah mungkin berbeda. Namun, banyak orang dengan diabetes tipe 2 dapat mengenali gejalanya.
Gejala gula darah rendah dapat meliputi kecemasan, tangan gemetar, berkeringat, dan keinginan untuk makanan. Episode gula darah rendah yang berkepanjangan dapat menyebabkan ketidaksadaran.
Menurut ADA, aturan 15–15, yang sering digunakan untuk mengobati gula darah rendah (gula darah di bawah 70 mg/dL), melibatkan konsumsi 15 gram karbohidrat—seperti permen keras, jus encer, atau tablet glukosa—lalu memeriksa gula darah lagi setelah 15 menit. Jika masih rendah, lanjutkan prosesnya hingga mencapai 70 mg/dL atau lebih—lalu ikuti proses ini dengan makanan atau kudapan untuk membantu gula darah tetap terjaga.
Mungkin ada perbedaan jumlah karbohidrat yang harus dikonsumsi jika yang mengalami gula darah rendah adalah seorang anak, atau jika gula darahnya sangat rendah sehingga pasien tidak dapat mengonsumsi makanan dengan aman. Komunikasi yang baik dengan tim perawatan diabetes sangat penting untuk memahami pendekatan individu.
Apabila seseorang tidak sadar atau tidak dapat merawat dirinya sendiri, anggap ini sebagai keadaan darurat dan cari pertolongan medis segera.