Studi: 1 dari 4 Orang dengan Diabetes Mengalami Kerusakan Mata

Disebut sebagai retinopati diabetik

Diabetes melitus dijuluki sebagai "mother of all diseases" atau "ibu dari segala penyakit" bukan tanpa alasan. Ini karena diabetes bisa "melahirkan" banyak penyakit lain, seperti penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal. Selain itu, penyakit yang dijuluki "kencing manis" ini juga bisa menyebabkan masalah pada mata.

Studi dalam jurnal JAMA Ophthalmology pada 15 Juni 2023 menemukan fakta mengejutkan, yaitu 1 dari 4 orang yang memiliki diabetes mengalami kerusakan pada mata.

1. Dari seluruh pasien diabetes di Amerika Serikat, sebanyak 26,43 persen di antaranya terkena retinopati diabetik

American Academy of Ophthalmology mendefinisikan retinopati diabetik sebagai kerusakan pada pembuluh darah di retina akibat kadar gula darah yang tinggi. Pembuluh darah ini bisa membengkak, bocor, atau menghentikan aliran darah. Pada akhirnya, bisa menyebabkan kehilangan penglihatan.

Diperkirakan, ada sekitar 9,6 juta orang yang menderita retinopati diabetik atau 26,43 persen dari seluruh pasien diabetes di Amerika Serikat (AS) pada tahun 2021. Dari 9,6 juta orang tersebut, diperkirakan 1,84 juta orang di antaranya memiliki retinopati diabetik parah yang mengancam penglihatan.

Data ini bersumber dari Biro Sensus AS dan lembaga Vision and Eye Health Surveillance System. Menurut para peneliti, prevalensi retinopati diabetik meningkat seiring bertambahnya usia.

Diabetes yang tidak terkontrol merupakan faktor utama yang bertanggung jawab atas perkembangan retinopati diabetik. Kurangnya skrining hingga terjadi perubahan lanjutan dapat menyebabkan gangguan penglihatan dan bahkan kebutaan di antara pasien muda pada masa puncak karier mereka.

2. Bagaimana diabetes bisa memengaruhi penglihatan?

Studi: 1 dari 4 Orang dengan Diabetes Mengalami Kerusakan Matailustrasi glukometer (pixabay.com/liberatori)

Pada orang yang tidak memiliki diabetes, sebagian makanan yang kita konsumsi diubah menjadi gula atau glukosa. Kemudian, glukosa dilepaskan ke aliran darah dan pankreas menciptakan insulin untuk mengatur kadar gula yang ada di tubuh.

Namun, pada orang yang memiliki diabetes, tubuh tidak menggunakan insulin secara efisien. Atau dalam kasus lain, tubuh tidak memproduksi insulin yang cukup. Kadar gula yang terlalu tinggi bisa merusak mata dan menyebabkan retinopati diabetik.

Mengutip Healthline, terdapat dua jenis retinopati diabetik, yaitu:

  • Retinopati non-proliferatif: Tahap awal ketika pembuluh darah yang membengkak dan bocor menyebabkan retina membengkak. Ini bisa membuat penglihatan kabur atau hilang, tetapi masih bisa diobati.
  • Retinopati proliferatif: Merupakan tahap lanjutan saat pembuluh darah baru mulai terbentuk karena kurangnya aliran darah. Namun, pembuluh darah baru ini sering mengeluarkan darah dan menyebabkan floater (terdapat bayangan benda kecil seperti titik atau garis yang terlihat mengambang atau melayang-layang dan mengganggu penglihatan). Jika perdarahannya parah, bisa menyebabkan kehilangan penglihatan total.

Baca Juga: Jangan Biarkan! 5 Hal Ini Bisa Meningkatkan Risiko Retinopati Diabetik

3. Pilihan pengobatan untuk retinopati diabetik

Jika sudah terlanjur memiliki retinopati diabetik, maka harus segera diobati. Beberapa pilihan pengobatan yang tersedia adalah:

  • Steroid: Membantu mengurangi radang mata dan dimasukkan ke mata melalui suntikan atau injeksi.
  • Terapi laser: Membantu mengecilkan pembuluh darah di mata dan mencegah tumbuhnya pembuluh darah baru.
  • Vitrektomi: Prosedur pembedahan di mana dokter mengeluarkan gel dan darah dari pembuluh yang bocor di dalam mata. Vitrektomi bisa mengembalikan penglihatan yang hilang. Tingkat keberhasilan vitrektomi sangat tinggi, yaitu sekitar 90 persen.

4. Pastikan kadar gula darah terkontrol dan lakukan pemeriksaan mata rutin

Studi: 1 dari 4 Orang dengan Diabetes Mengalami Kerusakan Matailustrasi pemeriksaan mata (pixabay.com/newarta)

Retinopati diabetik bisa muncul setelah beberapa dekade memiliki diabetes yang terkontrol. Akan tetapi, akan muncul lebih cepat pada orang yang kadar gula darahnya tidak terkontrol.

Sering kali, tidak ada gejala sama sekali pada tahap awal, sehingga pasien diabetes disarankan untuk melakukan pemeriksaan mata secara rutin, setidaknya sekali dalam 1–2 tahun. Karena jika retinopati diabetik terlambat ditemukan, maka tidak akan bisa dikembalikan ke keadaan semula (irreversible).

Studi menyebut bahwa pasien diabetes berisiko mengalami kerusakan mata. Pencegahan adalah langkah terbaik yang bisa kita lakukan. Kontrol kadar gula darah, terapkan pola makan sehat dan seimbang, dan rutin olahraga.

Baca Juga: Retinopati Diabetik, Komplikasi Diabetes yang Mengancam Penglihatan

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya