Dengan Protokol Ketat, RSCM Buka Kembali Layanan Transplantasi Ginjal

RSCM telah melakukan 15 transplantasi ginjal saat pandemik

RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) melakukan re-launching Unit Layanan Transplantasi Ginjal pada Jumat (11/9/2020) dengan protokol kesehatan ketat. Layanan ini sempat terhenti pada April-Juni, tetapi kini telah dibuka kembali. Diharapkan, layanan ini bisa meningkatkan harapan hidup bagi pasien penyakit ginjal kronis.

Menurut dr. Lies Dina Liastuti, SpJP(K), MARS, Direktur Utama RSCM, pasien tak perlu khawatir, sebab RSCM memberlakukan sistem zonasi ketat untuk mengurangi potensi penularan antara pasien, tenaga kesehatan, dan karyawan.

Selain itu, layanan ini didukung oleh sumber daya manusia yang andal, sarana dan prasarana yang memadai, serta teknologi terdepan.

1. Dalam 9 tahun terakhir, RSCM telah melakukan 800 kali prosedur transplantasi ginjal

Dengan Protokol Ketat, RSCM Buka Kembali Layanan Transplantasi Ginjalera-edta.org

Menurut Dr. dr. Irfan Wahyudi, SpU(K), Kepala Departemen Urologi FKUI-RSCM, dalam 9 tahun terakhir RSCM telah melakukan 800 kali prosedur transplantasi ginjal dan 15 di antaranya dilakukan di era pandemik COVID-19. Bedanya, prosedur yang sekarang menerapkan protokol kesehatan baru yang ketat, baik sebelum, selama, dan sesudah operasi.

"Untuk tenaga kesehatan yang terlibat, RSCM mewajibkan pemeriksaan swab real time (RT) PCR SARS-CoV-2 tiap 2 minggu. Jika ada anggota tim transplant yang terpapar kasus probable atau confirmed, maka ia tak diperbolehkan menangani prosedur transplantasi ginjal hingga hasil swab terbukti negatif," tegas dr. Irfan.

Untuk pasien, baik donor atau resipien, harus menjalani swab PCR SARS-CoV-2 tiga kali: yakni 2 kali sebelum operasi (H-8 dan H-3) serta 1 kali setelah operasi (H+2 untuk donor dan H+4 untuk resipien). Bahkan, penunggu pasien juga harus di-swab, yaitu H-8 sebelum operasi berlangsung.

Dengan pemberlakuan protokol kesehatan baru, RSCM berharap potensi penularan risiko COVID-19 ke pasien dapat dikurangi seminimal mungkin tanpa mengurangi kualitas layanan. Tujuannya agar masyarakat yang membutuhkan prosedur transplantasi ginjal bisa kembali berobat tanpa dipenuhi rasa gelisah dan khawatir.

2. Transplantasi ginjal memiliki angka harapan hidup yang tinggi daripada cuci darah

Dengan Protokol Ketat, RSCM Buka Kembali Layanan Transplantasi Ginjalalportsyndromenews.com

Apa keuntungan melakukan transplantasi ginjal? Menurut Dr. dr. Nur Rasyid, SpU(K), Pokja Transplantasi Ginjal RSCM, Departemen Urologi FKUI-RSCM, ada banyak keuntungan transplantasi ginjal, seperti membuat kualitas hidup lebih baik.

Orang yang melakukan transplantasi ginjal cenderung merasa lebih sehat dan berenergi, dapat bekerja dan beraktivitas dengan bebas, fungsi seksual dan fertilitas meningkat, tak ada batasan minum dan diet harian, serta terbebas dari rutinitas cuci darah.

"Selain itu, angka harapan hidup lebih panjang dari pasien cuci darah, angka mortalitas akibat penyakit ginjal menurun, serta beban ekonomi lebih ringan karena prosedur transplantasi lebih ekonomis daripada cuci darah (dalam jangka panjang)," jelas dr. Nur Rasyid.

Merujuk pada studi yang dipublikasikan di Kidney International dan Clinical Kidney Journal, dr. Nur Rasyid menjelaskan pasien yang melakukan prosedur cuci darah (dialisis) memiliki angka harapan hidup 85,9 persen di tahun pertama. Pasien yang melakukan transplantasi ginjal dari donor kadaver (mayat) memiliki angka harapan hidup 98 persen, sementara dari donor hidup sebesar 99,2 persen di tahun pertama.

Di tahun kedua, angka harapan hidup pada pasien cuci darah menurun jadi 75,6 persen, sementara pasien transplantasi ginjal dari donor kadaver turun menjadi 96,8 persen dan donor hidup turun menjadi 98,4 persen.

Baca Juga: 7 Cara Menyembuhkan Batu Ginjal, Sayangi Salah Satu Organ Vitalmu Ini!

3. Akan tetapi, transplantasi ginjal ini terhambat oleh kurangnya jumlah donor

Dengan Protokol Ketat, RSCM Buka Kembali Layanan Transplantasi Ginjalnjspotlight.com

Meski lebih menguntungkan, transplantasi ginjal punya kendala tersendiri. Menurut Prof. Dr. dr. Endang Susalit, SpPD-KGH, FINASIM, Ketua Indonesian Transplantation Society, mengatakan bahwa masalah umum di bidang transplantasi organ adalah kurangnya jumlah donor.

"Transplantasi ginjal di Indonesia berasal dari donor hidup, sementara transplantasi dari donor jenazah belum terlaksana. Upaya penyuluhan tentang donasi ginjal pada masyarakat sudah sering dilakukan, tetapi masih sedikit yang bersedia menyumbangkan ginjalnya untuk pasien yang membutuhkan," tutur dr. Endang.

Salah satu upaya untuk mengatasinya adalah membentuk Komite Transplantasi Nasional yang disertai dukungan dari Fatwa Majelis Ulama Indonesia. Harapannya, kurangnya donor ginjal bisa diatasi dengan upaya peningkatan jumlah donor hidup dan pelaksanaan transplantasi dengan donor jenazah.

4. Jika berasal dari donor hidup, apa kriteria yang harus dipenuhi?

Dengan Protokol Ketat, RSCM Buka Kembali Layanan Transplantasi Ginjalcolumbiasurgery.org

Menurut Dr. dr. Maruhum Bonar H. Marbun, Sp.PD-KGH, Pokja Transplantasi Ginjal RSCM, Departemen Penyakit Dalam FKUI-RSCM, ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi untuk donor ginjal dari orang yang masih hidup (living donor). Syarat pertama adalah berusia 18 tahun atau lebih tua.

Syarat lainnya adalah tidak ada batu ginjal kronis, diabetes, riwayat kanker, tidak kelebihan banyak berat badan (obesitas), tidak mengalami tekanan darah tinggi, dan golongan darahnya kompatibel ABO.

Sementara, tes yang diperlukan adalah tes darah (golongan darah, HLA, dan antibodi), sinar X (foto paru-paru, pembuluh darah ginjal), ultrasound, tes laboratorium fungsi ginjal, serta elektrokardiogram.

Transplantasi ginjal tidak diperbolehkan jika pasien penerima (resipien) mengidap infeksi kronis, keganasan sistemis, penyakit kardiovaskular yang berat, gangguan neuropsikiatri, dan usia tua. 

5. Rumah sakit mana saja yang menerima layanan transplantasi ginjal di Indonesia?

Dengan Protokol Ketat, RSCM Buka Kembali Layanan Transplantasi Ginjalmagazine.medlineplus.gov

Setidaknya ada 11 rumah sakit di Indonesia yang memiliki layanan transplantasi ginjal, yaitu:

  1. Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta
  2. Rumah Sakit Dr. Soetomo, Surabaya
  3. Rumah Sakit Dr. Sardjito, Yogyakarta
  4. Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar, Malang
  5. Rumah Sakit Sanglah, Denpasar, Bali
  6. Rumah Sakit Dr. Moewardi, Solo
  7. Rumah Sakit Dr. M. Hoesin, Palembang
  8. Rumah Sakit Dr. Zainoel Abidin, Banda Aceh
  9. Rumah Sakit H. Adam Malik, Medan
  10. Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin, Bandung
  11. Rumah Sakit Dr. M. Djamil, Padang

RSCM sendiri memulai transplantasi ginjal pertama di Indonesia pada tahun 1977. Pada tahun 2011, RSCM menggunakan laparoskopi, yakni tindakan pengambilan ginjal donor dengan operasi invasif minimal. Sejak saat itu, RSCM telah melakukan 800 prosedur transplantasi ginjal.

Kini, prosedur transplantasi ginjal semakin diterima oleh masyarakat Indonesia sebagai terapi penyakit ginjal tahap akhir, selain metode cuci darah (hemodialisis atau peritoneal dialysis).

Menurut dr. Nur Rasyid, berdasarkan update terakhir bulan Juni 2020, angka transplantasi ginjal di 12 kota se-Indonesia mencapai 913 prosedur. Jika dibandingkan dengan data di tahun 2017, ada peningkatan sebesar 284 prosedur yang dicapai dalam 3 tahun terakhir.

"Dengan adanya ginjal sehat yang didapat dari donor, maka fungsi ginjal untuk pengeluaran zat sisa, racun, maupun cairan menjadi normal. Kualitas hidup pasien akan meningkat dan bisa beraktivitas normal seperti sebelum mengalami penyakit ginjal," ujar dr. Nur Rasyid.

Baca Juga: Hancurkan Batu Ginjal Tanpa Radiasi, Lebih Aman dengan Metode Baru Ini

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya