5 Gejala Cacar Monyet yang Perlu Diketahui

Mirip cacar air, tetapi memiliki beberapa perbedaan

Cacar monyet atau monkeypox (mpox) merupakan penyakit zoonosis (menular dari hewan ke manusia). Penyebabnya adalah virus yang termasuk dalam genus Orthopoxvirus dan famili Poxviridae.

Hingga 22 Oktober 2023, kasus cacar monyet di Indonesia tercatat sudah mencapai tujuh kasus. Ini pertama kali ditemukan pada 13 Oktober 2023 atau kasus ke-8 sejak pertama kali terkonfirmasi pada pertengahan 2022.

"Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium, hingga kini kita dapatkan 7 kasus konfirmasi monkeypox di Indonesia tahun ini. Seluruh kasus konfirmasi ditemukan di wilayah DKI Jakarta," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Maxi Rein Rondonuwu dalam keterangan resmi Kementerian Kesehatan.

Seperti apa gejala cacar monyet yang bisa dikenali? Berikut IDN Times rangkumkan untukmu!

1. Demam

Mengutip WebMD, biasanya gejala muncul antara 1–2 minggu setelah terpapar virus cacar monyet. Salah satu gejalanya adalah demam di atas 38,5 derajat Celsius, yang terkadang disertai sakit kepala, sakit tenggorokan, batuk, dan kelelahan.

Akan tetapi, ini bukan gejala yang absolut. Sebab, beberapa orang tidak mengalami demam sama sekali.

2. Lesi dan ruam pada alat kelamin atau anus

5 Gejala Cacar Monyet yang Perlu Diketahuiilustrasi monkeypox (IDN Times/Aditya Pratama)

Studi dalam jurnal The Lancet Infectious Diseases menghasilkan temuan yang mengejutkan. Dari 52 pasien, 49 di antaranya memiliki lesi dan ruam pada alat kelamin atau area anus. Pada saat yang bersamaan, seperempat pasien didiagnosis dengan infeksi menular seksual.

Seluruh pasien yang diteliti adalah laki-laki yang berhubungan seksual dengan laki-laki, dengan usia rata-rata 41 tahun. Tak ada satu pun di antara mereka yang melakukan perjalanan ke Afrika sub-Sahara, tetapi banyak yang traveling ke negara-negara Eropa akhir-akhir ini.

Sebanyak 29 dari 52 pasien memiliki lebih dari lima partner seks baru 12 minggu sebelum didiagnosis. Hanya lima pasien yang membutuhkan rawat inap dan tidak ada yang meninggal.

Gejala lesi kulit di area penis dan anus menunjukkan bahwa penularan virus cacar monyet terjadi akibat kontak kulit ke kulit ketika sedang beraktivitas seksual. Ini masuk akal, mengingat seperempat pasien positif gonore atau klamidia pada saat yang bersamaan dengan infeksi cacar monyet.

Baca Juga: Penyebab Kasus Monkeypox Bertambah di Indonesia

3. Koreng

Ruam cacar monyet memiliki kemiripan dengan cacar air (chickenpox). Dilansir National Health Service, ruam awalnya berwujud bintik-bintik yang timbul lalu berubah menjadi lepuh (blister) berisi cairan.

Kemudian, lepuh menjadi koreng (scab) yang akhirnya rontok. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), setelah semua koreng terkelupas, orang tersebut tidak lagi menular.

4. Pembengkakan kelenjar getah bening

Pembeda cacar monyet dengan cacar air adalah limfadenopati atau pembengkakan kelenjar getah bening. Menurut CDC, ini biasanya terjadi bersamaan dengan demam dan 1–2 hari sebelum munculnya ruam.

Kelenjar getah bening dapat membengkak di leher (submandibular dan serviks), ketiak (aksila), atau selangkangan (inguinal). Pembengkakan bisa terjadi di kedua sisi tubuh atau hanya satu sisi.

5. Nyeri otot

Cacar monyet bisa menyebabkan nyeri otot (mialgia) dan sakit punggung. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ini terjadi pada periode invasi, antara hari ke-0 hingga ke-5 setelah terinfeksi.

Bagaimana cara mengatasi nyeri otot dan sakit punggung? Mengutip Verywell Health, bisa dengan mengonsumsi obat pereda nyeri yang dijual bebas, seperti ibuprofen dan asetaminofen. Selain itu, hindari aktivitas berat sampai rasa sakitnya hilang.

Tanda dan gejala cacar monyet menurut WHO

5 Gejala Cacar Monyet yang Perlu Diketahuiilustrasi monkeypox atau cacar monyet (IDN Times/Aditya Pratama)

Cacar monyet menyebabkan tanda dan gejala yang biasanya dimulai dalam waktu seminggu, tetapi dapat muncul 1–21 hari setelah terpapar. Gejala biasanya berlangsung selama 2–4 minggu, tetapi bisa bertahan lebih lama pada seseorang dengan sistem kekebalan yang lemah.

Gejala umum cacar monyet di antaranya:

  • Ruam.
  • Demam.
  • Sakit tenggorokan.
  • Sakit kepala.
  • Nyeri otot.
  • Sakit punggung.
  • Energi rendah.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening.

Bagi sebagian orang, gejala pertama cacar monyet adalah ruam, sementara yang lain mungkin memiliki gejala berbeda.

Ruam dimulai sebagai luka datar yang berkembang menjadi lepuh berisi cairan dan mungkin terasa gatal atau nyeri. Saat ruam sembuh, lesi mengering, mengeras, dan rontok.

Beberapa orang mungkin memiliki satu atau beberapa lesi kulit dan yang lainnya memiliki ratusan atau lebih. Ini dapat muncul di mana saja di tubuh seperti:

  • Telapak tangan dan telapak kaki.
  • Wajah, mulut dan tenggorokan.
  • Daerah selangkangan dan genital.
  • Dubur.

Beberapa orang juga mengalami pembengkakan rektum yang menyakitkan atau nyeri dan kesulitan saat buang air kecil.

Penderita cacar monyet menular dan dapat menularkan penyakitnya kepada orang lain sampai semua luka sembuh dan lapisan kulit baru terbentuk.

Anak-anak, orang hamil, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah berisiko mengalami komplikasi cacar monyet.

Biasanya pada cacar monyet, demam, nyeri otot, dan sakit tenggorokan muncul lebih dulu. Ruam dimulai di wajah dan menyebar ke seluruh tubuh, meluas ke telapak tangan dan telapak kaki dan berkembang selama 2–4 minggu secara bertahap—makula, papula, vesikel, pustula. Lesi turun ke tengah sebelum mengeras. Keropeng kemudian rontok. Limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening) adalah ciri klasik cacar monyet. Beberapa orang dapat terinfeksi tanpa menunjukkan gejala apa pun.

Dalam konteks wabah global cacar monyet yang dimulai pada tahun 2022 (sebagian besar disebabkan oleh virus Clade IIb), penyakit ini dimulai secara berbeda pada beberapa orang. Pada lebih dari setengah kasus, ruam mungkin muncul sebelum atau bersamaan dengan gejala lainnya dan tidak selalu menyebar ke seluruh tubuh. Lesi pertama bisa terjadi di selangkangan, anus, atau di dalam atau sekitar mulut.

Orang dengan cacar monyet bisa menjadi sangat sakit. Misalnya, kulit bisa terinfeksi bakteri yang menyebabkan abses atau kerusakan kulit yang serius. Komplikasi lain termasuk pneumonia, infeksi kornea hingga kehilangan penglihatan; nyeri atau kesulitan menelan, muntah dan diare yang menyebabkan dehidrasi parah atau malnutrisi; sepsis (infeksi darah dengan respon peradangan yang meluas di tubuh), radang otak (ensefalitis), jantung (miokarditis), rektum (proktitis), alat kelamin (balanitis) atau saluran kemih (uretritis), atau kematian.

Orang dengan penekanan kekebalan karena pengobatan atau kondisi medis berisiko lebih tinggi terkena penyakit serius dan kematian akibat cacar monyet. Orang yang hidup dengan HIV yang tidak terkontrol atau tidak diobati dengan baik lebih mungkin mengembangkan penyakit yang parah.

Baca Juga: Pedoman Pencegahan dan Penanganan Cacar Monyet, Lakukan Ini!

Topik:

  • Nurulia
  • Delvia Y Oktaviani
  • Bayu Nur Seto

Berita Terkini Lainnya