3 Prosedur Aborsi Paling Umum di Amerika Serikat

Tiap trimester, jenisnya berbeda

Aborsi adalah tindakan mengakhiri kehamilan dengan bantuan obat-obatan atau prosedur medis. Di Indonesia, aborsi hanya boleh dilakukan oleh korban pemerkosaan atau jika ada alasan medis. Akan tetapi, di beberapa negara bagian Amerika Serikat (AS), aborsi tergolong legal.

Bersumber dari WebMD, berikut ini beberapa prosedur aborsi paling umum di AS dan kapan tindakan ini bisa dilakukan.

1. Aspirasi vakum

Jika aborsi dilakukan pada trimester pertama, prosedur yang disarankan biasanya adalah aspirasi vakum atau aborsi isap. Leher rahim atau serviks tidak perlu dilebarkan jika usia kandungan di bawah 10 minggu.

Lalu, laminaria (sejenis rumput laut yang bentuknya seperti batang kecil) akan dimasukkan ke dalam vagina untuk memudahkan dokter mengambil jaringan janin dan mencegah komplikasi selama proses kuretase. Setelahnya, pasien diminta berbaring dengan kaki terbuka lebar dan dibius.

Agar steril, vagina dan leher rahim akan diseka dengan larutan antiseptik terlebih dahulu. Kemudian, mesin pengisap dimasukkan untuk mengosongkan isi rahim. Sesudah itu, dokter akan memastikan apakah prosedurnya berhasil sembari meminta pasien beristirahat selama sekitar 30 menit.

2. Dilatasi dan evakuasi

3 Prosedur Aborsi Paling Umum di Amerika Serikatilustrasi alat-alat medis (pixabay.com/Franklin Alvear)

Memasuki trimester kedua, prosedur aborsi yang umum adalah dilatasi dan evakuasi (D&E). Sama seperti sebelumnya, langkah pertama yang dilakukan adalah melebarkan serviks dengan batang laminaria agar tidak cedera selama prosedur berlangsung.

Pasien mungkin juga diberi obat seperti misoprostol untuk melunakkan rahim dan obat yang disuntikkan ke perut untuk menghentikan detak jantung janin. Lalu, pasien diminta berbaring dengan kaki terbuka lebar. Sebelum dimulai, dokter akan menyeka vagina dan leher rahim dengan cairan antiseptik serta menyuntikkan anestesi (bius) ke leher rahim.

Tidak hanya menggunakan alat pengisap vakum, dokter juga memakai tang dan alat medis lainnya (termasuk kuret) untuk mengikis bagian dalam rahim serta mesin USG agar lebih jelas. Setelah semuanya selesai, pasien akan diberi obat untuk mengontraksikan rahim dan mengurangi pendarahan.

3. Dilatasi dan ekstraksi

Aborsi pada trimester ketiga biasanya dilakukan karena ada masalah serius pada janin atau komplikasi medis yang dialami ibu. Prosedur ini disebut sebagai dilatasi dan ekstraksi (D&X).

Semua langkah-langkah menjelang dan setelah prosedur kurang lebih sama seperti D&E. Terdapat beberapa metode untuk mengeluarkan janin, seperti induksi persalinan (mendorong rahim berkontraksi agar janin di dalamnya keluar) dan histerotomi (prosedur pembedahan yang mirip seperti operasi caesar untuk mengeluarkan janin utuh dari rahim).

Setelah menjalani prosedur, pasien diminta untuk beristirahat selama beberapa hari, tidak berhubungan seks setidaknya selama satu bulan, dan dilarang mengangkat benda yang berat. Pasien mungkin akan mengalami nyeri dan kram selama beberapa hari serta pendarahan ringan hingga dua minggu.

Periksa kembali ke dokter jika pasien mengalami demam di atas 37,78 derajat celsius dan pendarahan parah hingga perlu menggunakan lebih dari dua pembalut per jam.

Baca Juga: Bahaya Aborsi yang Tidak Aman, Bisa Sampai Sebabkan Kematian

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya