Perbedaan Penyakit Akut dan Kronis, Jangan Keliru ya

Klasifikasi berdasarkan lama perkembangan penyakit

Akut dan kronis merupakan istilah medis yang merujuk pada kondisi suatu penyakit. Walaupun merupakan kondisi yang berbeda, tetapi beberapa orang belum memahaminya, bahkan sering tertukar dalam menggunakan istilah tersebut.

Untuk pemahaman yang lebih baik, yuk kita kenali bersama apa saja perbedaan penyakit akut dan kronis.

Penyakit akut

Perbedaan Penyakit Akut dan Kronis, Jangan Keliru yailustrasi serangan jantung akut (pexels.com/reestocks.org)

Penyakit akut berkembang secara tiba-tiba, onset-nya cepat (waktu permulaan munculnya suatu penyakit), dan terjadi dalam waktu singkat.

Kondisi akut sering kali hanya terjadi dalam beberapa hari atau minggu dan tidak lebih dari 6 bulan. Pada penyakit akut umumnya diawali dengan munculnya gejala yang memburuk secara cepat.

Contohnya adalah flu, pneumonia, COVID-19, radang tenggorokan, eksaserbasi asma atau serangan asma akut, mag akut, dan serangan jantung.

Penyakit akut dapat berkembang menjadi kronis

Perbedaan Penyakit Akut dan Kronis, Jangan Keliru yailustrasi pasien diopname (pexels.com/Anna Shvets)

Dalam beberapa kondisi, penyakit akut dapat berkembang menjadi kronis, misalnya dalam kasus asma.

Diterangkan dalam laman MedlinePlus, serangan asma yang pertama kali dialami penderitanya termasuk serangan akut. Bila penyakit asma tidak diobati dengan baik dan menjadi tidak terkontrol, maka dapat berkembang menjadi asma kronis.

Suatu saat, bila orang tersebut mengalami serangan asma kembali, maka kondisi tersebut disebut sebagai acute on chronic atau serangan akut pada penyakit kronis. 

Baca Juga: 10 Penyakit yang Terkait dengan Kekurangan Vitamin D

Penyakit kronis

Perbedaan Penyakit Akut dan Kronis, Jangan Keliru yailustrasi pasien kanker (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Penyakit kronis biasanya disebut sebagai penyakit menahun. Penyakit kronis merupakan kondisi penyakit yang berkembang secara perlahan dan memburuk dalam jangka waktu yang lama, biasanya lebih dari 6 bulan hingga bertahun-tahun. Dalam kondisi ini, kondisi penderitanya akan memburuk seiring waktu.

Menurut National Council of Aging, kondisi kronis biasanya disebabkan oleh perilaku tidak sehat yang dapat meningkatkan risiko penyakit, misalnya gizi buruk, jarang atau tidak pernah berolahraga, konsumsi alkohol berlebihan, atau kebiasaan merokok.

Selain itu, dapat pula disebabkan oleh faktor sosial, emosional, lingkungan, dan genetik. Seiring bertambahnya usia, memungkinkan munculnya satu atau lebih penyakit kronis.

Contoh penyakit kronis di antaranya adalah aterosklerosis, osteoporosis, diabetes melitus, gastritis kronis, osteoartritis, obesitas, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan kanker.

Mana yang lebih berbahaya, penyakit akut atau kronis?

Perbedaan Penyakit Akut dan Kronis, Jangan Keliru yailustrasi pasien (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Klasifikasi penyakit menjadi akut dan kronis adalah berdasarkan lama perkembangan penyakitnya. Hal ini tidak digunakan untuk menentukan penyakit mana yang lebih parah.

Sebagai contoh, dalam kasus serangan jantung yang merupakan kondisi akut, ini bisa lebih berbahaya karena serangannya mendadak dan mengancam jiwa. Di sisi lain, penyakit kronis seperti kanker juga bisa dianggap lebih berbahaya karena progresivitasnya yang lambat mampu membuat penderitanya tidak menyadari bahwa penyakit tersebut telah menggerogoti tubuhnya hingga telah mencapai stadium lanjut.

Baik penyakit akut maupun kronis harus mendapatkan tindakan yang tepat dan cepat dari dokter. Maka dari itu, bila mulai muncul gejala, segera periksakan ke dokter sebelum kondisinya bertambah parah. Jangan sampai gejala yang dialami memburuk atau bahkan sampai mengancam nyawa.

Baca Juga: 7 Komplikasi yang Bisa Kamu Alami akibat Penyakit Jantung

Neysa Ardrasheila Cesa Photo Writer Neysa Ardrasheila Cesa

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya