Begini Mekanisme Respons Imun saat Terinfeksi Cacar Monyet

Menular lewat kontak dengan hewan atau orang yang terinfeksi

Virus cacar monyet atau mpox (MPXV) pada awalnya hanya endemik di negara-negara Afrika Tengah dan Barat. Pada awal 2022, sejumlah kasus mpox tanpa riwayat perjalanan sebelumnya ke daerah endemik mpox terdeteksi di Inggris. Setelah itu, kasus serupa juga teridentifikasi di negara-negara non endemik lainnya, termasuk Amerika Serikat (AS).

Penyakit ini disorot karena meningkatnya jumlah kasus yang dikonfirmasi dan laporan penularan dari manusia ke manusia. Mpox telah menyebar dengan cepat di lebih dari 100 negara dan menyebabkan >79.000 kasus terkonfirmasi di seluruh dunia (The Lancet, 2023).

1. Gejala cacar monyet

Begini Mekanisme Respons Imun saat Terinfeksi Cacar Monyetilustrasi demam (freepik.com/peoplecreations)

Infeksi mpox memiliki masa inkubasi 5 hingga 21 hari, dan gejala umumnya meliputi demam (antara 38,5 dan 40,5 derajat Celcius), sakit kepala, dan mialgia. Ciri khas infeksi mpox adalah adanya pembengkakan pada kelenjar getah bening rahang atas, leher rahim, atau inguinal (limfadenopati).

Mengenai wabah mpox baru-baru ini, sebuah laporan menunjukkan bahwa limfadenopati inguinalis lebih umum terjadi dibandingkan limfadenopati serviks dan aksila. Ruam muncul setelah timbulnya demam, dimulai pada wajah, lidah dan rongga mulut (enanthem), sebelum menyebar ke seluruh tubuh. Pada infeksi tahap akhir, lesi pada rongga mulut dapat menyebabkan kesulitan dalam minum dan makan (Eurosurveillance, 2022).

Tingkat keparahan penyakit dapat diklasifikasikan berdasarkan jumlah lesi, karena jumlah lesi yang lebih tinggi berkorelasi dengan peningkatan risiko komplikasi yang parah. Pasien dengan komplikasi parah dapat mengalami masalah pernapasan, pencernaan, ensefalitis, septikemia, dan infeksi mata yang menyebabkan kehilangan penglihatan permanen.

Lesi biasanya berkembang melalui empat tahapan, yaitu makula, papular, vesikuler, dan pustular. Pasien biasanya dianggap tidak lagi dapat menularkan ketika lesi sudah mengeras (keropeng). Namun, keropeng dilaporkan masih mengandung sejumlah besar DNA mpox sekalipun telah terlepas, sehingga masih mungkinkan untuk menular (MedRxiv, 2022).

2. Proses perkembangan infeksi

Begini Mekanisme Respons Imun saat Terinfeksi Cacar Monyetilustrasi penelitian tentang virus (pexels.com/Chokniti Khongchum)

Mpox ditularkan secara tidak sengaja ke manusia ketika kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi. Sebuah laporan mencatat bahwa MPXV juga dapat ditularkan melalui kontak langsung (seksual atau kulit ke kulit), tetesan pernapasan (droplet), dan melalui benda seperti handuk dan selimut (Drugs, 2022).

Beberapa orthopoxvirus, seperti mpox, mudah menular. Rongga pernapasan atau mulut merupakan jalur masuk setelah menghirup sekret pernapasan berbentuk aerosol atau paparan cairan tubuh orang yang terinfeksi.

MPXV menginfeksi mukosa mulut atau saluran pernapasan, dengan epitel saluran napas atas, tengah, dan bawah sebagai target utama infeksi primer. Fase infeksi ini tidak menunjukkan gejala, tanpa tanda-tanda lesi orofaringeal.

Penyebaran virus berkembang melalui infeksi sel imun yang berada di jaringan terdekat, yang berpotensi mencakup sel penyaji antigen seperti monosit, makrofag, sel B, dan sel dendritik. Setelah menginfeksi kelenjar getah bening di dekatnya, orthopoxvirus bereplikasi secara luas di jaringan limfoid.

Sebuah studi klinis memaparkan bahwa mpox pada manusia menunjukkan bahwa jaringan limfoid di leher dan tenggorokan merupakan area replikasi primer mpox,  kemudian menyebar ke organ lainnya melalui jalur limfohematogen. Kehadiran orthopoxvirus di pembuluh darah kecil di dermal menandai dimulainya infeksi kulit dan berkembangnya lesi kulit (PLOS One, 2013).

2. Vaksin

Begini Mekanisme Respons Imun saat Terinfeksi Cacar Monyetilustrasi penemuan vaksin cacar monyet (freepik.com/stefamerpik)

Data menunjukkan bahwa imunisasi sebelumnya dengan vaksin cacar memiliki efek perlindungan terhadap virus cacar monyet dan dapat memperbaiki manifestasi klinis infeksi.

Saat ini terdapat tiga vaksin cacar, yaitu:

  • JYNNEOS: Vaksin virus hidup yang dihasilkan dari vaksin Ankara-Bavarian Nordic (strain MVA-BN) yang dimodifikasi dan merupakan orthopoxvirus yang dilemahkan dan tidak bereplikasi. Obat ini mendapat lisensi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) pada September 2019 dan sekarang diindikasikan untuk pencegahan penyakit cacar dan cacar monyet pada orang dewasa berusia 18 tahun atau lebih, yang dianggap berisiko tinggi terkena infeksi cacar atau cacar monyet.
  • ACAM2000: Vaksin ini juga terdiri dari virus vaccinia. Vaksin ini dilisensikan oleh FDA pada Agustus 2007, menggantikan Dryvax yang merupakan vaksin orthopoxvirus sebelumnya, yang ditarik oleh produsennya. ACAM2000 diindikasikan untuk imunisasi aktif terhadap penyakit cacar bagi orang yang dianggap berisiko tinggi terkena infeksi cacar.
  • Aventis Pasteur Smallpox Vaccine (APSV): Vaksin dengan kemampuan replikasi yang dapat digunakan berdasarkan Emergency Use Authorization (EUA) untuk mencegah cacar jika vaksin berlisensi tidak tersedia atau dikontraindikasikan. Namun, belum ada pembuktian apakah vaksin ini dapat digunakan untuk cacar monyet.

Baca Juga: Pernah Kena Cacar Air, Bisakah Terinfeksi Cacar Monyet?

3. Reaksi sistem imun

Begini Mekanisme Respons Imun saat Terinfeksi Cacar Monyetilustrasi vaksinasi (freepik.com/freepik)

Monosit sebagai sel kekebalan bawaan akan bertindak sebagai garis pertahanan pertama setelah terinfeksi virus. Monosit adalah sejenis sel darah putih (leukosit) yang berperan penting dalam kemampuan sistem kekebalan tubuh untuk menghancurkan penyerang seperti virus.

Monosit terbentuk di sumsum tulang dan dilepaskan ke dalam darah. Monosit akan direkrut ke lokasi infeksi mpox. Mpox akan melawan imunitas bawaan tersebut melalui penghambatan respons IFN tipe I. IFN tipe I merupakan molekul yang diproduksi monosit selama terjadi infeksi mpox.

Berdasarkan studi, mpox mencegah produksi IFN-γ melalui gangguan fungsi sel NK. MPXV kemudian dapat bereplikasi dengan adanya IFN dan terus menyerang sistem imun yang dimediasi IFN (PLOS One, 2013).

4. Penanganan

Begini Mekanisme Respons Imun saat Terinfeksi Cacar Monyetilustrasi pengobatan cacar monyet (freepik.com/freepik)

Hingga saat belum ada pengobatan mpox secara khusus, mengingat kasus penyakit ini sedikit ditemukan di Indonesia. Meski begitu, mpox dapat ditangani dengan mencoba mengendalikan gejala yang mungkin muncul melalui perawatan yang bersifat suportif dan pengobatan antivirus.

Perawatan suportif

Kebanyakan pasien yang terkena infeksi cacar monyet sembuh tanpa perawatan medis. Pasien umumnya memiliki gejala gastrointestinal (misalnya muntah, diare) sehingga memerlukan rehidrasi oral/intravena untuk meminimalkan kehilangan cairan gastrointestinal.

Antivirus

Beberapa antivirus berikut dianggap efektif dalam mengobati infeksi mpox (The Lancet Infectious Diseases, 2022), di antaranya:

  • Tecovirimat (dikenal juga sebagai TPOXX atau ST-246): Antivirus pertama yang diindikasikan untuk pengobatan cacar pada pasien dewasa dan anak-anak dengan berat badan minimal 3 kg dan dianggap sebagai pengobatan pilihan.
  • Brincidofovir dan cidofovir: Telah disetujui untuk pengobatan cacar di AS sejak Juni 2021. Brincidofovir (oral) adalah analog dari obat cidofovir intravena, dan dianggap memiliki profil keamanan yang lebih baik, yaitu toksisitas ginjal yang lebih rendah dibandingkan dengan dengan cidofovir. Obat ini bekerja dengan menghambat DNA polimerase virus.
  • Vaccinia immune globulin (VIG): Globulin hiperimun yang dilisensikan oleh FDA untuk pengobatan komplikasi tertentu dari vaksinasi vaccinia, termasuk eksem vaccinatum, vaccinia progresif, vaccinia umum yang parah, infeksi vaccinia pada individu yang memiliki kondisi kulit, dan infeksi menyimpang yang disebabkan oleh virus vaccinia (kecuali dalam kasus keratitis terisolasi, misalnya infeksi mata).

Menerapkan perilaku hidup sehat seperti cuci tangan dengan sabun, terutama setelah berinteraksi dengan hewan, masih menjadi upaya pencegahan utama infeksi mpox.

Baca Juga: 5 Perbedaan Cacar Monyet dan Cacar Air, Jangan sampai Tertukar!

Niko Utama Photo Writer Niko Utama

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya