Adakah Pengobatan Herbal dan Alternatif untuk PPOK?

Perawatan dari dokter tetap harus menjadi prioritas

Intinya Sih...

  • Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah kondisi paru-paru yang menyebabkan kesulitan bernapas.
  • Pengobatan alami PPOK seperti jahe, echinacea, ginseng, kunyit, thyme, sage merah, astragalus, licorice, akupunktur, melatonin, coenzyme Q10, NAC dan vitamin D mungkin bisa membantu.
  • Penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mencoba pengobatan alami atau alternatif untuk PPOK demi mewaspadai kemungkinan efek samping dan interaksi obat.

Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah nama untuk sekelompok kondisi paru-paru yang menyebabkan kesulitan bernapas. Ini termasuk:

  • Emfisema: Kerusakan pada kantung udara di paru-paru.
  • Bronkitis kronis: Radang saluran udara jangka panjang.

PPOK adalah kondisi umum yang terutama menyerang orang dewasa setengah baya atau lebih tua yang merokok. Banyak orang tidak menyadari mereka memilikinya.

Masalah pernapasan cenderung memburuk secara bertahap dari waktu ke waktu dan dapat membatasi aktivitas normal, meskipun pengobatan dapat membantu menjaga kondisi tetap terkendali.

Perlu diingat bahwa tidak ada obat untuk PPOK. Meskipun perkembangannya dapat diperlambat, tetapi perubahan gaya hidup, obat resep dokter, terapi paru-paru, dan operasi adalah pengobatan yang telah terbukti. Lantas, apakah penggunaan herbal dapat membantu?

Jahe, echinacea, dan kunyit adalah beberapa herbal yang mungkin pernah kamu dengar dapat membantu pengobatan alami PPOK atau kondisi pernapasan lainnya. Pertanyaannya, bagaimana efektivitasnya dan apakah aman?

1. Jahe

Jahe dianggap dapat bermanfaat bagi kesehatan paru-paru karena banyak yang meyakini herbal ini mengandung antioksidan kuat dan antibiotik alami untuk membantu tubuh melawan infeksi.

Jahe juga dapat membantu menghilangkan hidung tersumbat dan meredakan sakit tenggorokan.

Beberapa efek samping ringan telah dilaporkan, ini termasuk ketidaknyamanan perut, mulas, diare, dan gas. Selain itu, ada kekhawatiran bahwa jahe dapat berinteraksi dengan pengencer darah.

Beberapa ahli juga merekomendasikan agar orang dengan penyakit batu empedu menghindari atau membatasi penggunaan jahe karena dapat meningkatkan aliran empedu.

2. Echinacea

Adakah Pengobatan Herbal dan Alternatif untuk PPOK?ilustrasi echinacea (pexels.com/Mabel Amber)

Beberapa orang menganggap ini sebagai suplemen untuk membantu menangkal atau meringankan gejala pilek. Penelitian menunjukkan bahwa meminumnya setelah terserang pilek tidak akan mempersingkatnya secara signifikan. Namun mengonsumsi echinacea saat sehat dapat membantu mencegah kamu sakit.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi echinacea bersama dengan suplemen lain, seperti zink, selenium, dan vitamin C, dapat meredakan gejala pilek. Ini pada gilirannya bisa membantu meredakan kekambuhan. Namun, echinacea belum diteliti secara khusus untuk PPOK.

3. Ginseng Asia

Pengobatan tradisional China percaya bahwa ginseng memiliki kekuatan penyembuhan yang unik terkait dengan efek antiinflamasi dan antioksidannya.

Dalam satu penelitian tahun 2014 terhadap pasien PPOK sedang hingga berat, ditemukan bahwa tidak ada perbedaan dalam hasil yang diukur (seperti gejala PPOK, penggunaan obat pereda, atau perubahan FEV1 setelah menggunakan inhaler). Namun, penelitian ini kecil dan durasinya singkat. Jadi, masih butuh penelitian lebih lanjut.

Perlu dicatat bahwa ada beberapa bukti bahwa ginseng Asia dapat memengaruhi gula darah dan tekanan darah. Herbal ini juga dapat berinteraksi dengan obat tertentu, seperti pengencer darah.

4. Kunyit

Adakah Pengobatan Herbal dan Alternatif untuk PPOK?ilustrasi minuman kunyit (unsplash.com/Osha Key)

Bahan aktif utama dalam kunyit (Curcuma longa), curcumin, adalah senyawa antiinflamasi yang sangat kuat yang dapat mengurangi peradangan saluran napas.

Penelitian tahun 2009 menemukan bahwa pasien PPOK yang mengonsumsi curcumin sebagai bagian dari pola makan mereka telah sangat mengurangi kasus bakteri kolonisasi jenis tertentu, non-typeable Haemophilus influenzae (NTHi), yang mereka yakini menyebabkan peradangan saluran udara yang umum terlihat pada penyakit tersebut.

Baca Juga: Studi: Gangguan Tidur Perparah Gejala PPOK hingga Fatal

5. Thyme

Thyme dikatakan dapat membantu mengendurkan saluran udara, meningkatkan aliran udara ke paru-paru.

Sebuah studi tahun 2021 menemukan, minyak atsiri dari spesies Thymus serrulatus menyebabkan respons relaksasi pada jaringan trakea (tenggorokan) hewan percobaan. Ditemukan juga bahwa minyak thyme dan komponennya memiliki efek antimikroba yang dapat membantu mengurangi penyakit saluran napas.

Sebuah studi tahun 2018 menemukan bahwa ekstrak thyme meningkatkan frekuensi silia, sejenis struktur sel yang membantu cairan seperti lendir bergerak ke seluruh tubuh. Fungsi ini biasanya terganggu pada pasien PPOK, membuat mereka mengalami batuk berdahak.

Diperlukan lebih banyak penelitian pada manusia untuk mengetahui apakah thyme benar-benar bermanfaat untuk PPOK.

6. Sage merah

Adakah Pengobatan Herbal dan Alternatif untuk PPOK?ilustrasi suplemen dan obat herbal (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Menurut penelitian, sage merah (Salvia miltiorrhiza) ditemukan dapat melindungi lapisan pembuluh darah saat oksigen rendah atau terhenti sementara.

Penelitian lainnya terhadap 30 pasien dengan PPOK dan hipertensi pulmonal menemukan bahwa menggunakan kombinasi atorvastatin dan senyawa aktif (polifenol) dari sage merah meningkatkan toleransi olahraga dan mengurangi tekanan arteri pulmonal.

7. Akar astragalus

Akar astragalus telah digunakan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mencegah pilek, dan mengobati infeksi pernapasan. Selain sifat antibakteri dan antiinflamasinya, astragalus diyakini dapat meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi kelelahan.

Meskipun umumnya dianggap aman untuk kebanyakan orang dewasa, tetapi astragalus dapat menyebabkan diare atau masalah pencernaan lainnya. Selain itu, astragalus dapat memengaruhi tekanan darah atau kadar gula darah, dan dapat berinteraksi dengan obat yang menekan sistem kekebalan tubuh.

Penting untuk menghindari penggunaan spesies astragalus tertentu seperti "locoweed" yang ditanam di Amerika Serikat karena dapat menjadi racun. Selain itu, spesies astragalus lainnya mungkin mengandung kadar selenium yang beracun.

8. Akar licorice

Adakah Pengobatan Herbal dan Alternatif untuk PPOK?ilustrasi bahan herbal untuk pengobatan alami penyakit paru obstruktif kronis (unsplash.com/Erwan Hesry)

Akar licorice tersedia dalam bentuk pil atau sebagai ekstrak cair, dan dapat ditemukan dengan glycyrrhizin (senyawa utama yang rasanya manis dalam licorice) dihilangkan.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa glycyrrhizin dapat meningkatkan manfaat bronkodilator agonis beta-2 (misalnya, albuterol) pada orang dengan PPOK.

Dalam hal efek samping, akar licorice dalam jumlah besar yang mengandung glycyrrhizin dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, retensi natrium dan air, dan kadar kalium rendah, yang dapat menyebabkan masalah jantung dan otot.

Perempuan hamil harus menghindari asupan licorice yang berlebihan. Penelitian observasional tahun 2017 melaporkan hubungan dengan masalah kesehatan masa depan pada anak-anak.

9. Akupunktur

Akupunktur melibatkan penggunaan jarum yang sangat halus untuk merangsang titik-titik tertentu di tubuh. Pengobatan alternatif telah dipelajari untuk banyak kondisi, tetapi belum banyak penelitian mengenai penggunaannya untuk PPOK.

Akupunktur mungkin dapat membantu kualitas hidup bila diberikan sebagai tambahan pengobatan PPOK standar, menurut sebuah penelitian di China.

Penelitian ini melibatkan 65 orang pasien PPOK, yang diberikan akupunktur atau pengobatan palsu menggunakan jarum selama 8 minggu, bersamaan dengan pengobatan PPOK biasa.

Mereka yang mendapatkan perawatan akupunktur mengalami penurunan sesak napas setelah berjalan selama 6 menit. Mereka juga melaporkan kualitas hidup yang lebih baik dibandingkan mereka yang mendapatkan perawatan jarum suntik palsu.

10. Melatonin

Adakah Pengobatan Herbal dan Alternatif untuk PPOK?ilustrasi suplemen (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Melatonin adalah hormon yang diproduksi di otak yang membantu tidur. Suplemen melatonin sering kali merupakan versi sintetis dari hormon ini dan dapat digunakan untuk membantu tidur.

Bagi pasien PPOK, melatonin mungkin bermanfaat dalam meningkatkan kualitas tidur. Sebuah studi tahun 2021 menunjukkan, melatonin bahkan mungkin memberi manfaat tambahan untuk PPOK selain meningkatkan kualitas tidur.

Studi yang sama menunjukkan bahwa melatonin juga dapat membantu meringankan peradangan kronis yang dialami oleh pasien PPOK.

11. Coenzyme Q10

Merupakan antioksidan yang diproduksi secara alami oleh tubuh, coenzyme Q10 dikatakan dapat meningkatkan aktivitas sel dan meredakan peradangan pada pasien PPOK.

Para peneliti telah menemukan bahwa orang yang hidup dengan PPOK memiliki tingkat coenzyme Q10 yang sangat rendah. Namun, penelitian belum membuktikan bahwa konsumsi suplemen akan memperbaiki kondisi.

12. NAC (N-Acetylcysteine)

Adakah Pengobatan Herbal dan Alternatif untuk PPOK?ilustrasi batuk (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)

NAC adalah suplemen yang berasal dari asam amino L-cysteine. Asam amino adalah molekul yang digunakan untuk membangun protein. NAC juga merupakan antioksidan.

Batuk terus-menerus yang biasanya mengeluarkan lendir merupakan gejala umum PPOK. Pasien PPOK sering kali mencari cara untuk meringankannya.

NAC dikatakan membantu paru-paru bekerja lebih baik, mungkin dengan cara mengencerkan dan mengurangi dahak, serta meringankan batuk.

Namun, bukti yang mendukung klaim tersebut masih lemah, menurut tinjauan penelitian tahun 2006 tentang bagaimana NAC memengaruhi PPOK.

Sebuah analisis tahun 2023 mengamati sembilan uji coba berbeda yang melibatkan lebih dari 2.000 pasien untuk melihat apakah NAC membantu pasien PPOK. Analisis menunjukkan bahwa NAC tidak secara signifikan mengurangi risiko timbulnya gejala atau memperlambat penurunan fungsi paru-paru pada pasien PPOK. Hasilnya serupa pada kedua kelompok—mereka yang menerima NAC dan mereka yang tidak.

13. Vitamin D

Banyak pasien PPOK memiliki kadar vitamin D yang rendah. Ini terkait dengan risiko lebih tinggi terkena infeksi saluran pernapasan atas, yang dapat memperburuk gejala PPOK. Pilek dapat memicu kambuhnya PPOK.

Belum diketahui secara pasti apakah menaikkan kadar vitamin D yang rendah ke normal akan mengurangi kambuhnya penyakit dan membantu paru-paru bekerja lebih baik. Dalam beberapa penelitian memang demikian, tetapi di beberapa negara lainnya tidak.

Sebuah analisis pada tahun 2019 terhadap beberapa penelitian mengenai hal ini menemukan bahwa meningkatkan kadar vitamin D ke normal memang mengurangi tingkat kambuhnya PPOK pada orang dengan kadar vitamin D rendah. Namun, bagi orang yang kadar vitamin D-nya sudah normal atau lebih tinggi, tambahan vitamin D tidak memberikan efek apa pun.

14. Pijat

Adakah Pengobatan Herbal dan Alternatif untuk PPOK?ilustrasi pijat (unsplash.com/Toa Heftiba)

Pijat dapat membantu mengendurkan otot dada yang tegang. Namun, belum cukup penelitian untuk mengetahui apakah pijat secara langsung dapat membantu pasien PPOK. Namun, pijatan dapat membantu mengatasi stres dan relaksasi secara umum. Ini bisa dipertimbangkan menjadi salah satu bagian dari perawatan diri.

Kalau kamu mempertimbangkan pengobatan alami untuk PPOK menggunakan herbal, ketahuilah penggunaannya bisa saja membantu, bisa juga tidak. Penggunaannya harus untuk melengkapi pengobatan, bukan sebagai alternatif. Artinya, tidak boleh menggantikan perawatan medis dari dokter.

Selalu diskusikan dengan dokter sebelum mencoba herbal atau pengobatan alami apa pun yang kata orang-orang bermanfaat untuk PPOK. Ini penting demi mewaspadai kemungkinan efek samping dan interaksi obat.

Baca Juga: 5 Penyebab Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), Hindari Sejak Muda!

Referensi

Encyclopedia of Dietary Supplements. 2nd ed. Diakses pada Juli 2024.
WebMD. Diakses pada Juli 2024. Complementary and Alternative Therapies for COPD.
Wu, Lei, Anthony Lin Zhang, dkk. “Panax ginseng therapy for chronic obstructive pulmonary disease: a clinical trial protocol and pilot study.” Chinese Medicine 9, no. 1 (August 14, 2014).
Verywell Health. Diakses pada Juli 2024. Herbal and Alternative Remedies for COPD.
Moghaddam, S.J., P. Barta, dkk. “Curcumin inhibits COPD-like airway inflammation and lung cancer progression in mice.” Carcinogenesis 30, no. 11 (September 30, 2009): 1949–56.
Rehman, Najeeb Ur, Mohd Nazam Ansari, dkk. “Possible Tracheal Relaxant and Antimicrobial Effects of the Essential Oil of Ethiopian Thyme Species (Thymus serrulatus Hochst. ex Benth.): A Multiple Mechanistic Approach.” Frontiers in Pharmacology 12 (April 5, 2021). 
Nabissi, Massimo, Oliviero Marinelli, dkk. “Thyme extract increases mucociliary-beating frequency in primary cell lines from chronic obstructive pulmonary disease patients.” Biomedicine & Pharmacotherapy 105 (September 1, 2018): 1248–53.
Healthline. Diakses pada Juli 2024. Herbs and Supplements for COPD.
Mao, Kaimin, Ping Luo, dkk. “An Integrative Transcriptomic and Metabolomic Study Revealed That Melatonin Plays a Protective Role in Chronic Lung Inflammation by Reducing Necroptosis.” Frontiers in Immunology 12 (May 4, 2021).
Bezzy’s COPD. Diakses pada Juli 2024. 10 Herbs or Natural Remedies for COPD.
National Emphysema Foundation. Diakses pada Juli 2024. Can Natural Remedies Help Treat COPD?

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya