Adakah Pengobatan Herbal dan Alternatif untuk PPOK?

Buat pengidap penyakit paru obstruktif kronis

Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah nama untuk sekelompok kondisi paru-paru yang menyebabkan kesulitan bernapas. Ini termasuk:

  • Emfisema: Kerusakan pada kantung udara di paru-paru.
  • Bronkitis kronis: Radang saluran udara jangka panjang.

PPOK adalah kondisi umum yang terutama menyerang orang dewasa setengah baya atau lebih tua yang merokok. Banyak orang tidak menyadari mereka memilikinya.

Masalah pernapasan cenderung memburuk secara bertahap dari waktu ke waktu dan dapat membatasi aktivitas normal, meskipun pengobatan dapat membantu menjaga kondisi tetap terkendali.

Perlu diingat bahwa tidak ada obat untuk PPOK. Meskipun perkembangannya dapat diperlambat, tetapi perubahan gaya hidup, obat resep dokter, terapi paru-paru, dan operasi adalah pengobatan yang telah terbukti. Lantas, apakah penggunaan herbal dapat membantu?

Jahe, echinacea, dan kunyit adalah beberapa herbal yang mungkin pernah kamu dengar dapat membantu pengobatan alami PPOK atau kondisi pernapasan lainnya secara alami. Pertanyaannya, bagaimana efektivitasnya? Apakah aman?

1. Jahe

Jahe dianggap dapat bermanfaat bagi kesehatan paru-paru karena banyak yang meyakini herbal ini mengandung antioksidan kuat dan antibiotik alami untuk membantu tubuh melawan infeksi. Jahe juga dapat membantu menghilangkan hidung tersumbat dan meredakan sakit tenggorokan.

Beberapa efek samping ringan telah dilaporkan, ini termasuk ketidaknyamanan perut, mulas, diare, dan gas. Selain itu, ada kekhawatiran bahwa jahe dapat berinteraksi dengan pengencer darah. Beberapa ahli juga merekomendasikan agar orang dengan penyakit batu empedu menghindari atau membatasi penggunaan jahe karena dapat meningkatkan aliran empedu, menurut buku Encyclopedia of Dietary Supplements.

2. Echinacea

Adakah Pengobatan Herbal dan Alternatif untuk PPOK?ilustrasi echinacea (pexels.com/Mabel Amber)

Menurut laporan dalam Cochrane Database of Systematic Reviews tahun 2014, secara tradisional echinacea telah digunakan untuk membantu mencegah infeksi saluran pernapasan atas yang berhubungan dengan flu dan pilek. 

Dengan pemikiran tersebut, satu penelitian meneliti apakah Echinacea purpurea (bersama dengan vitamin D, selenium, dan zink) dapat meredakan eksaserbasi PPOK yang dipicu oleh infeksi saluran pernapasan atas. Hasilnya positif, mengungkapkan bahwa mereka yang menggunakan echinacea (ditambah mikronutrien) mengalami gejala PPOK yang lebih pendek dan tidak terlalu parah. Temuan ini dipublikasikan dalam Journal of Clinical Pharmacy and Therapeutics pada November 2010.

Umumnya echinacea dapat ditoleransi dengan baik. Kalau mengalami efek samping, biasanya ini berhubungan dengan gejala gastrointestinal yang umum, seperti mual atau sakit perut. Echinacea juga dapat menyebabkan reaksi alergi, termasuk ruam, peningkatan gejala asma, dan anafilaksis.

3. Ginseng Asia

Pengobatan tradisional Tiongkok percaya bahwa ginseng memiliki kekuatan penyembuhan yang unik terkait dengan efek antiinflamasi dan antioksidannya.

Satu penelitian dalam jurnal Chinese Medicine tahun 2014 terhadap orang dengan PPOK sedang hingga berat, ditemukan bahwa tidak ada perbedaan dalam hasil yang diukur (seperti gejala PPOK, penggunaan obat pereda, atau perubahan FEV1 setelah menggunakan inhaler). Namun, penelitian ini kecil dan durasinya singkat.

Efek samping yang paling umum dari ginseng Asia adalah:

  • Sakit kepala.
  • Masalah tidur.
  • Masalah pencernaan.

Perlu dicatat bahwa ada beberapa bukti bahwa ginseng Asia dapat memengaruhi gula darah dan tekanan darah. Ginseng Asia juga dapat berinteraksi dengan obat tertentu, seperti pengencer darah.

4. Kunyit

Adakah Pengobatan Herbal dan Alternatif untuk PPOK?ilustrasi minuman kunyit (unsplash.com/Osha Key)

Bahan aktif utama dalam kunyit (Curcuma longa), curcumin, adalah senyawa antiinflamasi yang sangat kuat yang dapat mengurangi peradangan saluran napas, menurut buku Encyclopedia of Dietary Supplements.

Penelitian dalam jurnal Carcinogenesis tahun 2009 menemukan bahwa pasien PPOK yang mengonsumsi curcumin sebagai bagian dari pola makan mereka telah sangat mengurangi kasus bakteri kolonisasi jenis tertentu, non-typeable Haemophilus influenzae (NTHi), yang mereka yakini menyebabkan peradangan saluran udara yang biasa terlihat pada penyakit tersebut.

Baca Juga: Studi: Gangguan Tidur Perparah Gejala PPOK hingga Fatal

5. Thyme

Thyme (Thymus vulgaris) adalah dekongestan dan antioksidan yang efektif dan sering digunakan untuk mengobati kondisi pernapasan, menurut laporan dalam jurnal Wiadomości Lekarskie tahun 2016.

Penelitian dalam jurnal Biomedicine & Pharmacotherapy tahun 2018 menemukan bahwa penggunaan ekstrak thyme meningkatkan frekuensi mengalahkan silia (cilia beating frequency/CBF) dalam model in vitro dari saluran napas PPOK pada manusia.

Silia adalah filamen mikroskopis yang melapisi saluran pernapasan dan membantu membersihkan lendir dari saluran napas, dan ini sering kali rusak pada kasus PPOK.

6. Sage merah

Adakah Pengobatan Herbal dan Alternatif untuk PPOK?ilustrasi suplemen dan obat herbal (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Menurut penelitian dalam jurnal Current Pharmaceutical Design tahun 2017, sage merah (Salvia miltiorrhiza) ditemukan dapat melindungi lapisan pembuluh darah saat oksigen rendah atau terhenti sementara.

Ada juga penelitian dalam Chinese Journal of Biochemical Pharmaceutics tahun 2016 terhadap 30 pasien dengan PPOK dan hipertensi pulmonal menemukan bahwa menggunakan kombinasi atorvastatin dan senyawa aktif (polifenol) dari sage merah meningkatkan toleransi olahraga dan mengurangi tekanan arteri pulmonal.

7. Akar astragalus

Akar astragalus telah digunakan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mencegah pilek, dan mengobati infeksi pernapasan. Selain sifat antibakteri dan antiinflamasinya, astragalus diyakini dapat meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi kelelahan.

Meskipun umumnya dianggap aman untuk kebanyakan orang dewasa, tetapi astragalus dapat menyebabkan diare atau masalah pencernaan lainnya. Selain itu, astragalus dapat memengaruhi tekanan darah atau kadar gula darah seseorang, dan dapat berinteraksi dengan obat yang menekan sistem kekebalan tubuh, seperti mengutip buku Encyclopedia of Dietary Supplements

Selain itu, dilansir Verywell Health, penting untuk menghindari penggunaan spesies astragalus tertentu seperti "locoweed" yang ditanam di Amerika Serikat karena dapat menjadi racun. Selain itu, spesies astragalus lainnya mungkin mengandung kadar selenium yang beracun.

8. Akar licorice

Adakah Pengobatan Herbal dan Alternatif untuk PPOK?ilustrasi bahan herbal untuk pengobatan alami penyakit paru obstruktif kronis (unsplash.com/Erwan Hesry)

Akar licorice tersedia dalam bentuk pil atau sebagai ekstrak cair, dan dapat ditemukan dengan glycyrrhizin (senyawa utama yang rasanya manis dalam licorice) dihilangkan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa glycyrrhizin dapat meningkatkan manfaat bronkodilator agonis beta-2 (misalnya, albuterol) pada orang dengan PPOK, mengutip laporan dalam studi dalam Biological and Pharmaceutical Bulletin tahun 2011.

Dalam hal efek samping, akar licorice dalam jumlah besar yang mengandung glycyrrhizin dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, retensi natrium dan air, dan kadar kalium rendah, yang dapat menyebabkan masalah jantung dan otot.

Perempuan hamil harus menghindari asupan licorice yang berlebihan. Penelitian observasional dalam American Journal of Epidemiology tahun 2017 melaporkan hubungan dengan masalah kesehatan masa depan pada anak-anak.

Kalau kamu mempertimbangkan pengobatan alami untuk PPOK menggunakan herbal, ketahuilah penggunaannya bisa saja membantu atau bisa juga tidak. Penggunaannya adalah untuk melengkapi pengobatan, bukan sebagai alternatif. Artinya, tidak boleh menggantikan perawatan medis dari dokter.

Pastikan untuk berbicara dengan dokter sebelum mencoba herbal atau pengobatan alami apa pun yang konon bermanfaat untuk PPOK. Ini penting demi mewaspadai kemungkinan efek samping dan interaksi obat.

Baca Juga: 5 Penyebab Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), Hindari Sejak Muda!

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya