Biografi Dr. Johannes Leimena, 8 Kali Dipercaya sebagai Menkes

Disebut-sebut sebagai menteri kesayangan Sukarno

Dari sekian banyak pahlawan nasional, mungkin kamu belum cukup mengenal, atau malah belum pernah dengar Dr. Johannes Leimena. Tahu tidak, dia pernah menjabat sebagai Menteri Kesehatan RI selama delapan periode, lho! Bahkan, dia disebut-sebut merupakan menteri kesayangan Presiden Sukarno.

Jasanya terhadap Tanah Air begitu besar. Sebagai penghargaan akan jasa-jasanya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atas nama pemerintah RI menetapkan Dr. Johannes Leimena sebagai pahlawan nasional melalui Keputusan Presiden No. 52 TK/2010.

Mari mengenal lebih jauh sosok yang dikenal dengan sapaan "Oom Jo" (baca: Om Yo) ini!

1. Asal-usul Oom Jo

Biografi Dr. Johannes Leimena, 8 Kali Dipercaya sebagai MenkesFoto Dr. Johannes Leimena. (leimena.org)

Bersumber dari buku "Dr. Johannes Leimena Karya dan Pengabdiannya" yang ditulis oleh Frans Hitipeuw, Johannes Leimena dilahirkan di Ambon, Maluku, pada tanggal 6 Maret 1905 dan tutup usia di Jakarta pada 29 Maret 1977. Dia adalah seorang pahlawan, negarawan terkemuka, abdi negara, dan abdi masyarakat.

Anak dari pasangan Domingus Leimena dan Elisabeth Sulilatu ini juga dikenal sebagai seorang pemeluk agama Kristen Protestan yang taat, ulet dan tangguh dalam perjuangan, sederhana dalam penampilan, kebapakan, dan pemimpin masyarakat khususnya umat Kristen Indonesia.

Sejak lahir Oom Jo dikenal sebagai seorang anak guru karena ayahnya seorang guru sekolah dasar. Sesudah menamatkan sekolah dasar di Ambon, dia ikut tantenya yang menikah dengan seorang guru sekolah dasar untuk pindah tugas sebagai guru kepala di Cimahi, Jawa Barat.

Di Cimahi, Oom Jo bersekolah di Ambonsche School, yaitu sejenis sekolah dasar untuk anak-anak Ambon di Kota Tentara ini.

Setelah menamatkan sekolah dasar, ia melanjutkan pendidikan di MULO Kristen dan kemudian ke AMS Kristen di Jalan Kwini, Jakarta. Selanjutnya, dia meneruskan pendidikan ke School tot Opleiding van Indische Artsen (STOVIA) atau Sekolah Pendidikan Dokter Hindia (yang saat ini telah menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia).

Sesudah menamatkan STOVIA, ia bekerja sebagai dokter swasta dan berkecimpung di kalangan politik sejak memasuki Serikat Ambon. Kemudian, Oom Jo ikut berjuang dalam zaman Pergerakan Nasional sejak tahun 1925 bersama teman-teman mahasiswa Perhimpunan Indonesia di Belanda, untuk menyalurkan aspirasi-aspirasi nasionalisme.

Ia juga berkarya selaku tokoh agama Kristen di Indonesia dan merupakan salah seorang pendiri Partai Kristen Indonesia (Parkindo) di Yogyakarta tahun 1947.

2. Belasan tahun mengabdi sebagai seorang dokter

Biografi Dr. Johannes Leimena, 8 Kali Dipercaya sebagai MenkesDr. J Leimena (ketiga dari kiri). (deklarasi-sancang.org)

Tahun 1930, Oom Jo berhasil menyelesaikan kuliahnya di STOVIA dan menyandang gelar dokter. Mulanya dia bekerja di Rumah Sakit CBZ Batavia (sekarang RSCM). Tak lama, dia dipindahkan ke Rumah Sakit Zending Imanuel di Bandung, Jawa Barat. Di rumah sakit ini dia dinas dari tahun 1931-1941.

Setelah bekerja selama kurang lebih 11 tahun sebagai dokter swasta, ia melanjutkan studi dan mendalami ilmu penyakit dalam, khususnya tentang penyakit hati. Tanggal 17 November 1939, dengan dipandu oleh dekan sekolahnya, Prof. J.A.M. Verbunt, dan panitia pembimbing yang diketuai Prof. Siegenbeek van Heukelom, Oom Jo mempertahankan desertasi Ph.D-nya dengan judul "Leverfunctie proeven bij Inheemschen" di Geneeskundige Hogeschool Batavia (Sekolah Tinggi Kedokteran), Batavia. Ia pun berhak menyandang gelar doktor.

Baca Juga: Biografi MH Thamrin, Pahlawan Nasional yang Merupakan Tokoh Betawi

3. Penggagas Puskesmas

Biografi Dr. Johannes Leimena, 8 Kali Dipercaya sebagai Menkesilustrasi puskesmas (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Dr. Leimena merupakan salah satu penggagas berdirinya Bandung Plan tahun 1951, yang merupakan cikal bakal dari Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)

Dari Bandung Plan terlahirlah gagasan sistem rujukan "referral system" yang mana di tiap ibukota Kawedanan (distrik) dalam wilayah Kabupaten Bandung direncanakan satu rumah sakit kecil dan di tiap kecamatan direncanakan suatu poliknik dengan seorang perawat, bidan, dan tenaga sanitasi.

Dicetuskan pula ide untuk mengintegrasikan institusi kesehatan di bawah satu pimpinan. Tujuannya adalah pelayanan kesehatan yang diberikan lebih efektif dan efisien.

Dalam perjalanannya, integrasi institusi kesehatan hingga ke level kecamatan itu menjadi Puskesmas yang kita kenal sekarang.

4. Delapan kali menjadi Menteri Kesehatan

Biografi Dr. Johannes Leimena, 8 Kali Dipercaya sebagai Menkesnationaalarchief.nl

Sebagai seorang negarawan, Oom Jo merupakan figur ahli politik yang punya karier cemerlang dalam sejarah politik Indonesia. Ini terbukti dari 1947 sampai 1956, Oom Jo mendapatkan kepercayaan untuk menjabat sebagai Menteri Kesehatan RI sebanyak delapan periode, kecuali antara tahun 1953-1955, yakni selama masa Kabinet Ali Sastroamidjojo pertama.

Sebelumnya, yaitu tahun 1956, Oom Jo dipercaya menjabat sebagai Menteri Muda Kesehatan RI dalam Kabinet Syahrir kedua dan ketiga. Selain itu, Oom Jo tercatat tujuh kali menjadi pejabat presiden RI.

5. "Rustig, rustig"

Biografi Dr. Johannes Leimena, 8 Kali Dipercaya sebagai MenkesDr. Leimena (depan, ketiga dari kanan) sebagai delegasi Perjanjian Renville. (insideindonesia.org)

Sewaktu menjabat dalam pemerintahan, Oom Jo dikenal sebagai unsur penenang dalam rapat yang ramai dengan perselisihan pendapat. Kata-kata penenangnya dalam bahasa Belanda adalah "rustig, rustig" yang berarti "tenang, tenang".

Dulu, Presiden Sukarno sering mengadakan acara malam gembira. Semua menterinya harus ikut bernyanyi dan menari Lenso. Oom Jo termasuk menteri yang selalu siap menyanyikan lagu-lagu Maluku. Lagu favoritnya adalah "Waktu Hujan Sore-Sore".

6. Tutup usia akibat penyakit lever

Biografi Dr. Johannes Leimena, 8 Kali Dipercaya sebagai MenkesLeimena (berdiri, tengah) menyaksikan penandatanganan dokumen kerjasama Indonesia-Polandia oleh Presiden Sukarno dengan Presiden Alexander Zawadski tanggal 11/10/1961 (leimena.org)

Di hari tuanya, Oom Jo masih aktif berperan di bidang profesinya dengan memimpin Rumah Sakit Dewan Gereja Cikini (sekarang dikenal sebagai Rumah Sakit PGI Cikini).

Oom Jo diketahui menderita penyakit lever yang cukup parah. Kondisi tersebut mengharuskan Oom Jo dirawat di Rumah Sakit St. Carolus, Jakarta, hingga akhir hidupnya.

Meski sudah tiada, tetapi karya dan pengabdiannya terhadap Tanah Air tak akan terlupakan sepanjang sejarah. Dia telah berjuang tanpa pernah mengharapkan imbalan jasa. Seluruh keteladanan yang telah dicontohkannya patut kita tiru sebagai generasi yang mewarisi hasil perjuangannya.

Baca Juga: Biografi Adam Malik, Eks Jurnalis yang Sukses Jadi Wakil Presiden

Topik:

  • Nurulia
  • Septi Riyani

Berita Terkini Lainnya