Cataflam: Indikasi, Cara Kerja, Dosis, Efek Samping

Untuk mengobati gejala nyeri pada beberapa kondisi

Cataflam (diclofenac potassium) adalah obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS). Diklofenak bekerja dengan mengurangi zat dalam tubuh yang menyebabkan rasa sakit dan peradangan.

Ini merupakan obat resep dokter yang digunakan untuk mengobati gejala nyeri ringan hingga sedang yang disebabkan oleh beberapa kondisi. Cataflam bisa digunakan sendiri atau dengan obat lainnya.

Obat ini bekerja dengan menghalangi produksi zat alami tertentu yang menyebabkan peradangan pada tubuh. Efek ini membantu mengurangi pembengkakan, nyeri, atau demam, mengutip WebMD.

1. Indikasi

Tanyakan dengan dokter potensi manfaat risiko penggunaan Cataflam. Mengutip RxList, gunakan dosis efektif terendah untuk durasi terpendek yang konsisten dengan tujuan pengobatan masing-masing pasien.

Tablet Cataflam diindikasikan untuk:

  • Pengobatan dismenorea primer.
  • Meredakan nyeri ringan hingga sedang.
  • Menghilangkan tanda dan gejala osteoartritis.
  • Menghilangkan tanda dan gejala artritis reumatoid.

2. Peringatan

Cataflam: Indikasi, Cara Kerja, Dosis, Efek Sampingilustrasi minum obat (unsplash.com/Elsa Olofsson)

Seperti dijelaskan dalam laman Drugs.com, Cataflam dapat meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke, terutama jika kamu menggunakannya dalam jangka panjang atau menggunakan dosis tinggi, atau jika memiliki penyakit jantung. Bahkan orang tanpa penyakit jantung atau faktor risiko bisa terkena stroke atau serangan jantung saat meminum obat ini. Jangan menggunakan obat ini sebelum atau sesudah operasi bypass jantung.

Cataflam juga dapat menyebabkan pendarahan lambung atau usus yang bisa berakibat fatal. Kondisi ini dapat terjadi tanpa peringatan, terutama pada orang dewasa yang lebih tua.

Jangan mengonsumsi Cataflam kalau kamu alergi terhadap diklofenak, atau jika pernah mengalami serangan asma atau reaksi alergi parah setelah mengonsumsi aspirin atau OAINS.

Untuk memastikan keamanan, beri tahu dokter jika kamu memiliki:

  • Penyakit jantung, tekanan darah tinggi.
  • Ulkus atau pendarahan di perut.
  • Asma.
  • Penyakit hati atau ginjal.
  • Merokok.

Menggunakan Cataflam selama tiga bulan terakhir kehamilan dapat membahayakan janin. Beri tahu dokter jika kamu sedang hamil atau berencana untuk hamil.

Obat ini mungkin tidak aman untuk ibu menyusui. Tanyakan kepada dokter tentang risiko apa pun.

Cataflam tidak disetujui untuk digunakan oleh siapa saja yang berusia di bawah 18 tahun.

Baca Juga: Obat SNRI: Cara Kerja, Manfaat, dan Efek Samping

3. Dosis

Gunakan dosis efektif terendah untuk durasi terpendek yang konsisten dengan tujuan perawatan masing-masing pasien. Konsultasikan ini dengan dokter.

Untuk pengobatan nyeri atau dismenorea primer, dosis yang dianjurkan adalah 50 mg tiga kali sehari. Dokter mungkin menemukan bahwa pada beberapa pasien, dosis awal 100 mg diikuti dengan dosis 50 mg akan memberikan kelegaan yang lebih baik, mengutip RxList.

Untuk menghilangkan gejala osteoartritis, dosis yang dianjurkan adalah 100 sampai 150 mg/hari dalam dosis terbagi; 50 mg dua kali sehari atau tiga kali sehari.

Untuk artritis reumatoid, dosis yang dianjurkan adalah 150 sampai 200 mg/hari dalam dosis terbagi; 50 mg tiga kali sehari atau empat kali sehari.

Jika ada dosis yang terlewat, segera minum segera setelah ingat. Lewati dosis yang terlupa jika sudah hampir waktunya untuk dosis terjadwal berikutnya. Jangan menggandakan obat untuk mengganti dosis yang terlewat.

4. Efek samping

Cataflam: Indikasi, Cara Kerja, Dosis, Efek Sampingilustrasi obat Cataflam (pexels.com/Castorly Stock)

Dapatkan bantuan medis darurat jika kamu memiliki tanda-tanda reaksi alergi terhadap Cataflam (gatal-gatal, sulit bernapas, bengkak di wajah atau tenggorokan) atau reaksi kulit yang parah (demam, sakit tenggorokan, mata terbakar, nyeri kulit, ruam kulit merah atau ungu dengan lepuhan dan mengelupas).

Hentikan penggunaan dan dapatkan perawatan medis jika kamu mengalami reaksi obat serius. Gejala mungkin termasuk ruam kulit, demam, pembengkakan kelenjar, nyeri otot, kelemahan parah, memar yang tidak biasa, atau menguningnya kulit atau mata.

Cari bantuan medis darurat jika memiliki tanda-tanda serangan jantung atau stroke. Waspadai gejala nyeri dada yang menyebar ke rahang atau bahu, tiba-tiba mati rasa atau kelemahan pada satu sisi tubuh, bicara cadel, dan merasa sesak napas.

Hentikan penggunaan Cataflam dan segera hubungi dokter jika kamu memiliki:

  • Tanda pertama dari setiap ruam kulit, tidak peduli seberapa ringan.
  • Gejala seperti flu.
  • Masalah jantung, seperti pembengkakan, penambahan berat badan yang cepat, dan sesak napas.
  • Masalah ginjal, misalnya sedikit atau tidak buang air kecil, nyeri atau sulit buang air kecil, bengkak di lengan atau kaki, dan merasa lelah atau sesak napas.
  • Masalah hati, seperti mual, diare, sakit perut (kanan atas), kelelahan, gatal, urine berwarna gelap, dan penyakit kuning (kulit atau mata menguning).
  • Tanda-tanda pendarahan perut, seperti tinja berdarah atau hitam seperti tar, batuk darah atau muntahan yang terlihat seperti bubuk kopi.

Efek samping umum Cataflam mungkin termasuk:

  • Gangguan pencernaan, gas, mual, muntah, dan sakit perut.
  • Diare, sembelit.
  • Sakit kepala, pusing, mengantuk.
  • Tes laboratorium yang tidak normal.
  • Gatal, berkeringat.
  • Hidung tersumbat.
  • Peningkatan tekanan darah.
  • Pembengkakan atau rasa sakit di lengan atau kaki.

Yang dipaparkan di atas bukan daftar lengkap efek samping yang mungkin terjadi. Hubungi dokter jika mengalami efek samping.

5. Interaksi obat

Sebelum menggunakan Cataflam, beri tahu dokter jika kamu menggunakan antidepresan. Menggunakan antidepresan tertentu dengan OAINS bisa menyebabkan mudah memar atau mengalami pendarahan.

Informasikan kepada dokter tentang semua obat lain yang digunakan, terutama:

  • Obat jantung atau tekanan darah, termasuk diuretik.
  • Jenis lain dari diklofenak (Arthrotec, Flector, Pennsaid, Solaraze, Voltaren gel).
  • Obat pengencer darah, seperti warfarin, Coumadin, dan Jantoven.
  • OAINS lainnya, seperti aspirin, ibuprofen, naproxen, celecoxib, indometasin, meloxicam, dan lain-lain.

Daftar ini tidak lengkap. Obat lain dapat berinteraksi dengan diklofenak, termasuk obat resep dan obat bebas, vitamin, dan produk herbal. Untuk lebih jelasnya tanyakan kepada dokter atau apoteker.

Baca Juga: Beta Blocker: Manfaat, Jenis, Interaksi, Efek Samping

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya