Fakta EG.5.1, Varian Virus Corona yang Sedang Dipantau WHO

Apa saja gejala EG.5.1 atau varian Eris?

Pada 19 Juli 2023, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menambahkan EG.5# (misalnya EG.5 dan EG.5.1) sebagian varian lain SARS-CoV-2 dalam daftar variant under monitoring (VUM). Beberapa ahli memberi julukan "Eris" untuk subvarian ini.

UK Health Security Agency (UKHSA) telah memantau EG.5.1 sejak Juli 2023, ketika mereka menyadari varian ini meningkat di beberapa negara, khususnya di Asia.

Menurut data terbaru dari UKHSA, EG.5.1 sekarang merupakan sekitar 15 persen dari semua kasus COVID-19 di Inggris Raya. Artinya, 1 dari 7 orang yang dites positif COVID-19 memiliki varian ini. Ini adalah varian paling umum kedua di Inggris setelah keturunan Omicron lain yang disebut Arcturus XBB.1.16, yang mencakup sekitar 40 persen kasus. Dilaporkan juga bahwa varian EG.5.1 telah tumbuh pada tingkat 20,51 persen per minggu di Inggris Raya.

Di Amerika Serikat, varian EG.5 telah meningkat dari sekitar 11,9 persen dari semua kasus COVID-19 selama periode dua minggu yang berakhir pada 22 Juli menjadi 17,3 persen selama periode dua minggu yang berakhir pada 5 Agustus, menurut COVID-19 Data Tracker Centers for Disease Control and Prevention. EG.5 sekarang merupakan varian paling umum di AS melampaui XBB.1.16.

Data dari Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) melaporkan sudah ada 12 kasus varian Eris di Indonesia. 

Mengenal varian Eris dan gejalanya

Fakta EG.5.1, Varian Virus Corona yang Sedang Dipantau WHOilustrasi COVID-19 varian Omicron (IDN Times/Aditya Pratama)

COVID-19 varian Eris atau EG.5.1 adalah turunan virus corona SARS-CoV-2 varian Omicron terbaru yang diklasifikasikan di Inggris pada 31 Juli 2023.

Menurut ZOE Health Study, gejala varian ini mirip dengan varian Omicron yang sudah banyak dipublikasikan, yaitu:

  • Sakit tenggorokan.
  • Hidung meler atau pilek.
  • Hidung tersumbat.
  • Bersin.
  • Batuk kering.
  • Sakit kepala.
  • Batuk berdahak.
  • Suara serak.
  • Nyeri otot.
  • Perubahan pada indra penciuman.

Sesak napas, kehilangan indra penciuman, dan demam bukan lagi gejala utama.

Baca Juga: Masuk Indonesia, Ini Fakta COVID-19 Omicron Varian BN.1

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya