Gegar Otak: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

Efek gegar otak bisa serius dan berlangsung lama

Gegar otak adalah cedera otak traumatis ringan akibat benturan, sentakan keras, atau pukulan di kepala yang mengganggu fungsi otak normal. Gegar otak juga dapat disebabkan oleh pukulan pada tubuh yang cukup kuat untuk menyebabkan kepala tersentak ke belakang, ke depan, atau ke samping.

Gerakan tiba-tiba tersebut dapat menyebabkan otak memantul atau terputar di tengkorak, menciptakan perubahan kimiawi di otak. Terkadang juga dapat meregangkan dan merusak sel-sel otak, dilansir MedlinePlus.

Gegar otak tunggal biasanya tidak menyebabkan kerusakan permanen pada otak. Namun, beberapa kejadian gegar otak dalam hidup dapat menyebabkan perubahan struktural di otak.

Gegar otak biasanya tidak mengancam jiwa. Akan tetapi, efeknya bisa serius dan berlangsung selama berhari-hari, berminggu-minggu, atau bahkan lebih lama.

1. Penyebab

Gegar otak bisa terjadi akibat jatuh, aktivitas olahraga, kecelakaan kendaraan, penyerangan, atau cedera langsung lainnya pada tengkorak, mengutip Penn Medicine.

Gerakan otak yang besar atau goncangan ke segala arah dapat menyebabkan seseorang kehilangan kewaspadaan (menjadi tidak sadar). Berapa lama orang tersebut tidak sadarkan diri mungkin merupakan tanda seberapa parah gegar otaknya.

Gegar otak tidak selalu menyebabkan hilangnya kesadaran. Kebanyakan orang tidak pernah pingsan. Mereka mungkin menggambarkan melihat warna putih atau hitam, atau seperti bintang. Kamu juga bisa mengalami gegar otak dan tidak menyadarinya.

2. Gejala

Gegar Otak: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi cedera kepala (pexels.com/Karolina Grabowska)

Tanda dan gejala gegar otak bisa tidak kentara dan mungkin tidak langsung muncul. Gejala bisa berlangsung selama beberapa hari, minggu, atau lebih lama.

Gejala umum setelah setelah cedera otak traumatis gegar otak adalah sakit kepala, kehilangan ingatan (amnesia) dan kebingungan. Amnesia biasanya melibatkan melupakan peristiwa yang menyebabkan gegar otak. 

Dipaparkan dalam laman Mayo Clinic, tanda dan gejala fisik dari gegar otak dapat meliputi:

  • Sakit kepala. 
  • Telinga berdenging.
  • Mual.
  • Muntah.
  • Kelelahan atau mengantuk.
  • Penglihatan kabur.

Gejala lainnya termasuk:

  • Kebingungan atau merasa ada di tengah kabut.
  • Amnesia seputar peristiwa traumatis.
  • Pusing atau merasa akan pingsan atau melihat bintang.

Orang di sekitarnya mungkin melihat tanda dan gejala ini pada orang yang mengalami gegar otak:

  • Kehilangan kesadaran sementara (walaupun ini tidak selalu terjadi).
  • Bicara cadel.
  • Respons yang lambat terhadap pertanyaan.
  • Tampak bingung.
  • Menjadi pelupa, misalnya mengulang-ulang pertanyaan yang sama.

Seseorang mungkin mengalami beberapa gejala gegar otak segera, dan beberapa bisa muncul beberapa hari setelah cedera, seperti:

  • Keluhan terkait konsentrasi dan memori.
  • Lekas marah dan perubahan kepribadian lainnya.
  • Sensitivitas terhadap cahaya dan suara.
  • Gangguan tidur.
  • Masalah pada penyesuaian psikologis dan depresi.
  • Gangguan pada bau dan rasa.

Gejala gegar otak pada anak

Trauma kepala sangat umum dialami anak-anak. Namun, gegar otak bisa sulit dikenali pada bayi dan balita karena mereka tidak bisa menggambarkan apa yang mereka rasakan. Petunjuk gegar otak pada mereka mungkin termasuk:

  • Tampak bingung.
  • Kelesuan dan mudah lelah.
  • Lekas marah dan mudah tersinggung.
  • Kehilangan keseimbangan gaya berjalan tidak stabil.
  • Terus-terusan menangis.
  • Perubahan pada pola makan dan pola tidur.
  • Tidak tertarik dengan mainan favorit mereka.
  • Muntah.
  • Kejang.

3. Diagnosis

Dokter akan menanyakan seputar peristiwa yang menyebabkan cedera kepala, gejala, dan melakukan pemeriksaan neurologis. Menurut Cleveland Clinic, pemeriksaan neurologis ini dapat meliputi:

  • Refleks dan fungsi neurologis.
  • Penglihatan, gerakan mata, dan reaksi terhadap cahaya.
  • Keseimbangan dan koordinasi.
  • Kekuatan.
  • Pemeriksaan otot leher untuk gerakan dan nyeri.

Tes lisan, tertulis, atau terkomputerisasi dapat digunakan untuk memeriksa:

  • Kemampuan berpikir.
  • Keterampilan memecahkan masalah.
  • Memori dan konsentrasi.

Dokter juga akan bertanya apakah kamu mengalami perubahan suasana hati, perubahan pola tidur, atau perubahan perilaku.

Pemindaian CT atau MRI tidak selalu diperlukan pada evaluasi awal gegar otak. Ini karena hampir semua efek dari gegar otak tidak terlihat pada tes pemindaian. Namun, pemeriksaan ini mungkin diperlukan jika dokter mencurigai efek gegar otak yang lebih serius, seperti pendarahan di dalam tengkorak, pembengkakan otak, atau cedera tulang belakang atau tulang belakang leher, atau jika gejalanya memburuk.

Baca Juga: Gejala Gegar Otak Tak Kunjung Pulih? Waspadai Sindrom Pasca Gegar Otak

4. Penanganan

Gegar Otak: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi orang gegar otak (freepik.com/wayhomestudio)

Sekitar 80 persen gegar otak sembuh dalam 7 hingga 14 hari, dengan rata-rata 10 hari, dilansir Beaumont. Orang dengan gegar otak tidak boleh kembali berolahraga atau aktivitas fisik lainnya lebih cepat dari satu minggu setelah mengalami cedera.

Pemulihan pasien gegar otak memiliki dua dan terkadang tiga fase, tergantung tingkat keparahan gegar otak.

Fase akut

Fase akut adalah periode awal setelah mengalami gegar otak saat pasien masih mengalami gejala. Fase ini bisa berlangsung seminggu atau lebih.

Selama fase akut, otak yang mengalami gegar otak membutuhkan istirahat mental dan fisik untuk pulih dari cedera. Absen dari sekolah atau kehadiran setengah hari mungkin disarankan karena pekerjaan akademik menuntut fokus, memori, dan konsentrasi—semua proses otak yang dipengaruhi oleh gegar otak. Mengurangi jumlah aktivitas otak akan membantu mengurangi gejala dan memulai proses penyembuhan.

Orang yang mengalami gegar otak harus menghindari berkirim pesan, menggunakan komputer, video game, mengemudi, musik keras, dan mendengarkan musik melalui headphone karena itu semua dapat membuat otak bekerja lebih keras untuk memproses informasi dan dapat memperparah gejala serta memperlambat proses pemulihan.

Selain itu, orang dengan gegar otak tidak boleh berpartisipasi dalam aktivitas fisik apa pun sampai diizinkan oleh dokter, termasuk olahraga, karena ada risiko second impact syndrome. Peristiwa yang berpotensi mengancam jiwa ini dapat terjadi akibat pukulan kedua, sering kali kecil, di kepala yang terdampak sebelum pemulihan dari cedera awal. Pada akhirnya, kunci pemulihan yang cepat adalah istirahat fisik dan mental.

Pasien dapat minum obat pereda nyeri sesuai resep, dan menggunakan kompres es di kepala dan leher untuk kenyamanan.

Fase pemulihan

Fase ini terjadi setelah pasien merasakan perbaikan fisik, seperti sakit kepala mereda dan skor tes neurokognitif pasca gegar otak telah membaik.

Selama fase ini, pasien secara bertahap dapat kembali ke aktivitas akademik dan atletik seperti yang diarahkan oleh dokter. Namun, akomodasi akademik mungkin diperlukan selama fase pemulihan karena gegar otak masih dapat memengaruhi pemikiran, perhatian, fokus, memori, kecepatan belajar, dan pemrosesan mental.

Fase kronis terjadi dalam beberapa kasus ketika pasien mungkin mengalami masalah yang lebih lama (kronis) dengan fungsi kognitif. Ini mungkin memerlukan pertimbangan rencana seperti home schooling atau cuti alasan medis.

Jika tidak dikelola, masalah ini berpotensi berdampak signifikan pada kehidupan secara keseluruhan.

Perawatan gegar otak bisa berbeda-beda pada setiap pasien. Perkembangan otak sangat bervariasi, sehingga gejala yang dialami oleh satu orang mungkin sangat berbeda dari orang lain. Beberapa pasien butuh waktu lebih lama untuk pulih karena berbagai alasan. Oleh karena itu, setiap gegar otak harus dikelola secara individual.

5. Komplikasi yang dapat terjadi

Potensi komplikasi gegar otak meliputi:

  • Sakit kepala pasca trauma: Beberapa orang mengalami sakit kepala terkait gegar otak hingga tujuh hari setelah cedera otak.
  • Vertigo pasca trauma: Beberapa orang mengalami rasa berputar atau pusing selama berhari-hari, berminggu-minggu, atau berbulan-bulan setelah cedera otak.
  • Gejala pasca gegar otak yang persisten (sindrom pasca gegar otak): Sebagian kecil orang (15 hingga 20 persen) mungkin memiliki gejala termasuk sakit kepala, pusing, dan kesulitan berpikir yang bertahan lebih dari tiga minggu. Jika gejala ini bertahan lebih dari tiga bulan, ini menjadi ditandai sebagai gejala pasca gegar otak persisten.
  • Efek kumulatif dari beberapa cedera otak: Penelitian aktif saat ini sedang dilakukan untuk mempelajari efek cedera kepala berulang yang tidak menimbulkan gejala (cedera subconcussive). Saat ini, tidak ada bukti konklusif yang menunjukkan bahwa cedera otak berulang berkontribusi pada efek kumulatif.
  • Second impact syndrome: Mengalami gegar otak kedua sebelum tanda dan gejala gegar otak pertama teratasi dapat menyebabkan pembengkakan otak yang cepat dan biasanya fatal. Namun, ini jarang terjadi.

Penting bagi atlet untuk tidak kembali berolahraga saat masih mengalami tanda dan gejala gegar otak.

6. Pencegahan

Gegar Otak: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi memasangkan helm pada anak sebelum bersepeda (pexels.com/RDNE Stock project)

Lakukan langkah-langkah ini untuk mengurangi risiko gegar otak:

  • Selalu kenakan sabuk pengaman di dalam mobil dan kencangkan sabuk pengaman pada anak-anak di kursinya.
  • Kenakan helm yang pas saat bersepeda, mengendarai sepeda motor, skating, ski, menunggang kuda, atau bermain olahraga kontak. Helm harus aman dan tidak bergerak saat kamu menggelengkan kepala, tetapi tidak terlalu kencang.
  • Cegah jatuh di tangga dengan memasang pegangan tangan.
  • Pasang gerbang pengaman di tangga untuk melindungi anak kecil.
  • Letakkan palang pegangan di kamar mandi, dengan keset anti selip di bak mandi dan di lantai.
  • Tingkatkan pencahayaan dan singkirkan apa pun risiko bahaya di lantai.
  • Pasang pengaman di dekat jendela agar anak-anak tidak terjatuh.
  • Perkuat otot leher. Otot leher yang kuat mungkin dapat membantu menyerap sebagian dampak pukulan ke kepala dan mengurangi risiko gegar otak.

Kebanyakan orang yang mengalami gegar otak pulih sepenuhnya dengan istirahat cukup dan kembali beraktivitas secara bertahap. Turuti saran dokter dan mengikuti pedoman yang diberikan selama pemulihan sangat penting. Mengalami gegar otak beberapa kali dalam hidup dapat meningkatkan risiko efek jangka panjang. Jadi, lindungi diri dari cedera kepala, ya!

Baca Juga: 7 Komplikasi Cedera Kepala yang Perlu Diwaspadai

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya