11 Jenis Insomnia, Tidak Semua Kasus Sama

Setiap orang bisa mengalami insomnia dengan cara berbeda

Intinya Sih...

  • Insomnia adalah gangguan tidur yang membuat kesulitan tidur, tetap tidur, atau mendapatkan kualitas tidur yang baik.
  • Ada beberapa jenis insomnia, seperti insomnia umum, insomnia penyesuaian, insomnia psikofisiologis, insomnia paradoks, dan lain-lain.
  • Bicarakan dengan dokter jika kamu sulit tidur selama beberapa minggu, atau jika kurang tidur mengganggu aktivitas dan fungsi kamu sehari-hari.

Insomnia adalah gangguan tidur yang umum, membuat kamu mengalami kesulitan tidur, tetap tertidur, atau mendapatkan kualitas tidur yang baik. Ini terjadi meskipun kamu punya waktu dan lingkungan yang memadai untuk tidur nyenyak.

Insomnia dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan membuat kamu mengantuk pada siang hari.

Insomnia jangka pendek mungkin disebabkan oleh stres atau perubahan jadwal atau lingkungan. Ini bisa berlangsung selama beberapa hari atau minggu.

Insomnia kronis (jangka panjang) terjadi tiga malam atau lebih dalam seminggu, berlangsung lebih dari tiga bulan, dan tidak bisa sepenuhnya dijelaskan oleh masalah kesehatan lain.

Tidak semua kasus insomnia sama. Setiap orang bisa mengalami insomnia dengan cara yang berbeda. Mengetahui jenis insomnia bisa bermanfaat bagi dokter dan penderita insomnia dalam hal pengobatan.

1. Insomnia umum

Insomnia umum adalah klasifikasi gangguan tidur saat kamu mengalami kesulitan untuk tertidur, tetap tertidur, bangun terlalu dini, atau kombinasi dari keadaan tersebut.

Gangguan ini bersifat jangka pendek maupun kronis, dan masuk dalam kategori primer dan sekunder.

Insomnia primer muncul secara independen dari kondisi lainnya. Insomnia sekunder, atau insomnia komorbiditas, artinya insomnia terjadi bersamaan dengan kondisi lain.

Misalnya, rasa cemas dapat menyebabkan kamu kurang tidur. Dan, insomnia dapat menyebabkan atau memperburuk kecemasan sehingga menimbulkan tantangan ganda.

Faktor lain yang berkontribusi terhadap insomnia antara lain:

  • Stres. 
  • Kehilangan orang yang dicintai.
  • Jet lag.
  • Kerja shift.
  • Lingkungan tidur yang buruk (kebisingan, cahaya, suhu, dan kasur yang buruk).

Ada korelasi yang signifikan antara kecemasan ekstensif dan perkembangan insomnia.

2. Insomnia penyesuaian

11 Jenis Insomnia, Tidak Semua Kasus Samailustrasi insomnia (pixabay.com/Sammy-Williams)

Insomnia penyesuaian (adjustment insomnia) mengganggu tidur dan biasanya berasal dari sumber stres tertentu. Ini adalah jenis insomnia primer, juga disebut insomnia akut. Ini biasanya bersifat jangka pendek, berlangsung hingga beberapa minggu.

Jenis insomnia ini terjadi pada sekitar 15–20 persen orang setiap tahunnya dan lebih sering terjadi pada orang dewasa yang lebih tua.

Masalah tidur akan teratasi dengan sendirinya ketika sumber stres telah hilang atau ketika kamu sudah beradaptasi dengannya.

Stres tidak harus datang dari pengalaman negatif. Sesuatu yang positif, seperti kehamilan atau pekerjaan baru, bisa membuat kamu terlalu bersemangat hingga bisa tidur nyenyak.

Meski begitu, insomnia penyesuaian bisa berubah menjadi insomnia kronis. Kalau kamu kurang tidur selama lebih dari tiga bulan, sebaiknya temui spesialis tidur.

3. Perilaku insomnia masa kecil

Seiring pertumbuhan anak, perilaku tidurnya berubah drastis. Mereka tak lagi tidur siang, waktu tidur malam lebih panjang, dan jam tidurnya menjadi lebih larut. Perubahan ini dikenal sebagai perilaku insomnia masa kecil atau behavioral insomnia of childhood (BIC), dapat menyebabkan gangguan tidur pada sekitar 30 persen anak-anak.

Ada tiga subtipe BIC, yaitu:

  • Jenis asosiasi onset tidur: Kesulitan untuk tertidur atau kembali tidur setelah bangun tidur tanpa kondisi atau hubungan tertentu—seperti ada orang tua di kamar atau memerlukan selimut favorit untuk tertidur.
  • Jenis limit-setting: Anak menolak untuk tidur dan berusaha menunda waktu tidurnya dengan meminta minuman atau pergi ke kamar mandi.
  • Jenis campuran: Kombinasi perilaku dari subtipe lain. 

BIC bisa dikelola dengan waktu tidur tertentu dan rutinitas tidur yang menenangkan.

4. Insomnia psikofisiologis

11 Jenis Insomnia, Tidak Semua Kasus Samailustrasi insomnia atau sulit tidur (pexels.com/cottonbro studio)

Insomnia psikofisiologis dikaitkan dengan kecemasan atau kekhawatiran berlebihan yang secara eksplisit terfokus pada ketidakmampuan tidur. Orang dengan insomnia jenis ini mungkin merasa terbantu dengan tidur di tempat lain.

Khawatir tentang tidur membuat tidur menjadi sangat sulit dilakukan. Orang dengan gangguan tidur ini mengalami:

  • Merasa tegang dan cemas menjelang waktu tidur.
  • Mengembangkan asosiasi negatif dengan istirahat.

Pengalaman-pengalaman ini membuat insomnia psikofisiologis sulit dinavigasi, tetapi dapat membaik seiring waktu.

Pengobatannya dapat mencakup kombinasi obat penenang-hipnotis dan antidepresan sedasi, serta terapi perilaku. Terapi perilaku kognitif untuk insomnia (CBT-I) dapat menjadi pengobatan yang efektif.

Baca Juga: Studi: Gejala Insomnia Tingkatkan Risiko Stroke Hingga 50 Persen

5. Insomnia paradoks

Insomnia paradoks, salah satu jenis insomnia primer, adalah gangguan tidur saat kamu melaporkan insomnia parah namun tidak menunjukkan tanda-tanda gangguan tidur atau kesulitan beraktivitas pada siang hari.

Orang dengan insomnia paradoks sering melaporkan sedikit atau tidak tidur sama sekali selama satu malam atau lebih. Mereka juga menggambarkan memiliki kesadaran yang kuat terhadap lingkungan eksternal atau proses internal yang konsisten dengan keadaan terjaga.

Kesadaran tersebut menunjukkan keadaan hiperarousal. Ciri utamanya adalah meremehkan waktu yang dibutuhkan untuk tertidur.

6. Insomnia karena kondisi medis

11 Jenis Insomnia, Tidak Semua Kasus Samailustrasi insomnia (pexels.com/SHVETS production)

Insomnia sekunder ini disebabkan oleh kelainan medis atau neurologis, yang mana insomnia merupakan salah satu gejala dari kondisi tersebut.

Kondisi medis yang terkait dengan insomnia bisa meliputi:

  • Nyeri kronis.
  • Kanker.
  • Gangguan saluran cerna.
  • Masalah tiroid.
  • Penyakit Parkinson.
  • Penyakit Alzheimer.

Perjalanan dan tingkat keparahan insomnia berhubungan langsung dengan kondisi medis yang mendasari. Namun, insomnia menjadi fokus pengobatan khusus jika sudah cukup parah.

7. Insomnia karena zat atau obat

Jenis insomnia sekunder ini terjadi ketika tidur kamu terganggu setelah mengonsumsi suatu zat, seperti alkohol, kafein, makanan, atau obat-obatan.

Dengan makanan dan zat lainnya, masalah tidur terjadi karena apa yang kamu konsumsi tetap berada di dalam tubuh selama beberapa jam, terutama dengan konsumsi yang tinggi.

Obat-obatan tertentu untuk mengobati tekanan darah tinggi, diabetes, dan depresi dapat menyebabkan masalah kantuk dan insomnia.

Insomnia juga bisa terjadi ketika kamu berhenti menggunakan obat atau zat penyebab insomnia. Tergantung pada zat atau obat dan tingkat keparahan insomnia, bicarakan dengan dokter untuk menentukan cara teraman untuk mengurangi atau berhenti menggunakan zat atau obat tersebut.

8. Maintenance insomnia

11 Jenis Insomnia, Tidak Semua Kasus Samailustrasi insomnia (pexels.com/cottonbro studio)

Maintenance insomnia mengacu pada kesulitan untuk tetap tertidur. Kamu akan terbangun sekali atau lebih sering pada malam hari dan kesulitan untuk kembali tidur.

Jenis ini sering dikaitkan dengan penggunaan alkohol, kelainan yang menyebabkan nyeri kronis, dan bayi yang terbangun untuk menyusu tengah malam.

Salah satu penyebab umum maintenance insomnia adalah menopause. Karena estrogen memfasilitasi fungsi neurotransmiter penting yang terlibat dengan tidur, penurunan kadar hormon ini dapat mengganggu ritme sirkadian.

Hot flash dapat mengganggu tidur, sementara transisi kehidupan dan tekanan karier juga bisa menjadi pemicu. 

Perimenopause yang terjadi pada tahun-tahun sebelum menopause dapat memicu kesulitan tidur akibat perubahan kadar estrogen dan progesteron.

Maintenance insomnia bisa terjadi bersamaan dengan gangguan tidur lainnya, seperti sindrom kaki gelisah atau sleep apnea. Gangguan ini sering mengganggu tidur berulang kali, dalam beberapa kasus hingga 90 kali setiap malam.

Gangguan perilaku tidur REM, yang mana tidak ada kelumpuhan otot normal pada tidur REM, dapat menyebabkan sering terbangun karena tindakan fisik di luar mimpi.

9. Onset insomnia

Onset insomnia menggambarkan kesulitan untuk tertidur pada awal malam, atau titik “permulaan tidur”. Insomnia jenis ini ditandai dengan keterlambatan tidur yang berlangsung lebih dari 30 menit.

Penyebabnya termasuk stres, konsumsi alkohol atau kafein, sleep hygiene yang buruk seperti penggunaan perangkat elektronik sebelum tidur, dan penyakit.

Gangguan ini terutama terkait dengan kecemasan dan stres. Ini bisa bersifat sementara, akut, atau kronis, dan terjadi sendiri atau bersamaan dengan insomnia sedang dan/atau lanjut.

10. Late insomnia

11 Jenis Insomnia, Tidak Semua Kasus Samailustrasi insomnia (pexels.com/cottonbro studio)

Kalau kamu pernah terbangun terlalu cepat dan sulit kembali tidur, kamu mungkin mengalami late insomnia, yang juga dikenal sebagai sleep offset atau insomnia terminal. Ini cenderung terjadi antara jam 3 dan 5 pagi, ketika terasa terlalu dini untuk bangun tetapi terlambat untuk kembali tidur.

Diagnosis jenis insomnia ini memerlukan bangun 30 menit lebih awal atau lebih setidaknya tiga hari seminggu. Jenis insomnia ini merupakan gejala umum depresi klinis.

Faktor lain yang berkontribusi meliputi:

  • Gula darah rendah atau rasa lapar.
  • Perubahan suhu ruangan.
  • Alergi.
  • Stres emosional.
  • Kebisingan atau cahaya.

11. Insomnia idiopatik

Insomnia idiopatik menggambarkan insomnia tanpa penyebab yang jelas. Namun, penelitian menemukan bahwa gangguan tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh hipereksitasi pada sistem saraf pusat.

Ini bisa jadi merupakan respons tubuh yang tidak teratur terhadap stres, membuat tubuh menjadi terlalu waspada menjelang tidur, sehingga membuat sulit tidur.

Laju metabolisme, detak jantung, dan suhu tubuh juga dapat meningkat, sehingga berkontribusi terhadap kurang tidur.

Pada beberapa individu, stres dapat mengaktifkan pusat pengaturan emosi yang terlibat dalam tidur, seperti amigdala. Penelitian tentang tidur menunjukkan semua jenis insomnia terjadi pada orang dengan sistem saraf pusat yang sangat terangsang.

Respons yang terus-menerus terhadap stres, bahkan saat tidur, mungkin menjadi penyebab kasus insomnia yang dulunya dianggap idiopatik (tidak diketahui penyebabnya).

Ada beberapa jenis insomnia dengan penyebab dan solusi yang bisa berbeda. Bicarakan dengan dokter jika kamu mengalami sulit tidur selama beberapa minggu, atau jika kurang tidur mengganggu aktivitas dan fungsi kamu sehari-hari.

Dokter dapat membantu mencari tahu penyebabnya dan kemudian mendiskusikan pilihan pengobatan.

Baca Juga: Kamu Insomnia? 8 Buah-buahan Ini Bantu Tingkatkan Kualitas Tidurmu 

Referensi

Encyclopedia of Sleep, 2013. Types of Insomnia.
Stanford Medicine. Diakses pada April 2024. Types of Insomnia.
Sleep Foundation. Diakses pada April 2024. What Are the Different Types of Insomnia?
MedicineNet. Diakses pada April 2024. What Are the Five Types of Insomnia?
Healthline. Diakses pada April 2024. What Are the Different Types of Insomnia?
Sleep Doctor. Diakses pada April 2024. Types of Insomnia: Exploring Variations, Knowing Key Symptoms.
American Academy of Sleep Medicine.
Diakses pada April 2024. Insomnia.
MedLink Neurology. Diakses pada April 2024. Paradoxical Insomnia.

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya