13 Jenis Kanker yang Berhubungan dengan Obesitas

Dari kanker payudara, kolorektal, hingga hati

Kelebihan berat badan atau sampai mengalami obesitas berarti tubuh memiliki lebih banyak lemak dibandingkan dengan jaringan lain, seperti otot dan tulang. Terlalu banyak kelebihan berat badan meningkatkan risiko beberapa jenis kanker, serta risiko kanker kembali setelah perawatan.

Untuk lebih jelasnya, di bawah ini akan dijelaskan beberapa jenis kanker yang berhubungan dengan obesitas.

1. Kanker kolorektal

Menurut National Cancer Institute, orang dengan obesitas hampir 30 persen lebih mungkin mengembangkan kanker kolorektal atau kanker usus besar daripada orang dengan indeks massa tubuh (IMT) normal.

IMT adalah rasio tinggi-berat seseorang. IMT 18,5–24,9 dianggap normal. Di atas itu menunjukkan kelebihan berat badan dan IMT lebih dari 30 menunjukkan obesitas.

Laporan dalam jurnal PLoS One tahun 2013 ada dua teori mengapa berat badan dapat memengaruhi risiko kanker kolorektal. Teori pertama merujuk pada resistansi insulin, yang membuat tubuh tidak mampu menggunakan insulin dengan benar. Jika tidak diobati, orang dengan resistansi insulin mengembangkan gula darah tinggi. Kelebihan berat badan atau obesitas merupakan faktor risiko resistansi insulin. Penelitian telah mengaitkan resistansi insulin dengan peningkatan risiko kanker kolorektal.

Teori kedua berkaitan dengan produksi hormon dan peradangan. Jaringan lemak melepaskan hormon yang disebut adipokin yang mendorong pertumbuhan sel, termasuk pertumbuhan sel kanker kolorektal. Usus besar juga dikelilingi oleh jaringan lemak. Apabila ada peradangan kronis tingkat rendah dari jaringan lemak, hal ini bisa menyebabkan perkembangan kanker kolorektal.

2. Kanker payudara

13 Jenis Kanker yang Berhubungan dengan Obesitasilustrasi kanker payudara (pexels.com/Anna Tarazevich)

Kelebihan berat badan meningkatkan risiko kanker payudara. Para peneliti menemukan bahwa risiko hanya terjadi pada perempuan setelah menopause.

Perempuan pascamenopause dengan obesitas memiliki sekitar 20–40 persen risiko lebih besar terkena kanker payudara dibanding perempuan dengan berat badan yang sehat. Setiap tambahan lima poin kenaikan pada IMT meningkatkan risiko tersebut sebesar 12 persen, mengutip National Cancer Institute.

Jaringan lemak menghasilkan hormon estrogen. Selama dan sekitar masa menopause, tubuh membuat estrogen makin sedikit dari biasanya. Jadi, setelah menopause, lemak menjadi sumber utama estrogen. Akan tetapi, estrogen juga meningkatkan risiko beberapa jenis kanker payudara. Kelebihan lemak tubuh bisa berarti ekstra estrogen sehingga meningkatkan risiko kanker payudara.

Jaringan lemak bisa tidak stabil dan meradang. Peradangan kronis, seperti tipe tingkat rendah yang disebabkan oleh kelebihan berat badan, dapat merangsang pertumbuhan sel kanker.

Karena payudara sebagian besar terdiri dari jaringan lemak, kemungkinan jenis disfungsi jaringan lemak ini terlibat dalam hubungan antara risiko kanker payudara dan berat badan.

3. Kanker ovarium

Kanker ovarium sedikit lebih sering terjadi pada perempuan dengan IMT lebih tinggi dari normal. Peningkatan IMT lima poin meningkatkan risiko sebesar 10 persen.

Seperti kanker payudara, estrogen yang diproduksi di jaringan lemak berlebih dapat menyebabkan risiko kanker ovarium. Disfungsi metabolik seperti resistansi insulin juga bisa menjadi faktor risiko.

4. Kanker endometrium

13 Jenis Kanker yang Berhubungan dengan Obesitasilustrasi kanker endometrium (commons.wikimedia.org/Lolaia)

Endometrium adalah jaringan yang melapisi bagian dalam rahim. Sel-sel endometrium dapat menjadi ganas, yang menyebabkan kanker endometrium.

Jenis kanker ini 2–4 kali lipat lebih mungkin dialami perempuan yang kelebihan berat badan dan obesitas, dibanding perempuan dengan berat badan normal. Kanker endometrium tujuh kali lebih mungkin dialami perempuan yang obesitas parah daripada yang lain.

Seperti kanker payudara dan ovarium, estrogen, yang diproduksi jaringan lemak secara berlebihan, dapat menyebabkan risiko kanker endometrium. Beberapa bukti juga menunjukkan hubungan antara kanker endometrium dan resistansi insulin. Baik proses hormonal dan metabolisme mengarah pada produksi kanker endometrium.

5. Kanker hati

Risiko kanker hati dua kali lebih tinggi di antara orang yang kelebihan berat badan atau mengalami obesitas, dibanding orang dengan IMT normal.

Dilansir Health, para peneliti mencari penyebab lain dari kanker hati untuk perincian tentang kaitannya dengan berat badan. Misalnya, hepatitis C dapat berkembang menjadi kanker hati. Sirosis juga merupakan faktor risiko. Hepatitis atau gangguan penggunaan alkohol dapat menyebabkan sirosis.

Hepatitis C dan sirosis dapat menyebabkan peradangan kronis, seperti yang disebabkan oleh berat badan berlebihan. Peradangan itu dapat memicu pertumbuhan sel kanker.

6. Kanker kantung empedu

13 Jenis Kanker yang Berhubungan dengan Obesitasilustrasi obesitas (freepik.com/racool-studio)

Kantung empedu adalah organ kecil di dekat hati yang melepaskan empedu, yang membantu pencernaan, terutama lemak. Menurut National Cancer Institute, ada sekitar 20 persen peningkatan risiko kanker kantung empedu pada orang yang kelebihan berat badan. Pada orang dengan obesitas, ada peningkatan risiko hingga 60 persen.

Riwayat batu empedu adalah salah satu faktor risiko yang paling signifikan untuk kanker kandung empedu, dilansir World Cancer Research Fund International. Batu empedu endapan cairan pencernaan yang mengeras yang dapat terbentuk di kantung empedu. Berdasarkan laporan dalam jurnal Advances in Obesity, Weight Management & Control  tahun 2019, batu empedu lebih sering terjadi pada orang dengan obesitas.

Baca Juga: 8 Hal yang Sering Dikira Bisa Cegah Kanker, tetapi Tidak

7. Kanker pankreas

Orang yang kelebihan berat badan atau mengalami obesitas memiliki risiko kanker pankreas 50 persen lebih tinggi daripada orang dengan IMT normal.

Pankreas memproduksi insulin, membuat berperan besar dalam kesehatan metabolisme. Masalah dengan produksi insulin, seperti resistansi insulin, bisa mempertinggi risiko kanker pankreas.

Selain itu, pankreas dikelilingi oleh lemak, yang dapat menghasilkan peradangan dan memicu pertumbuhan sel kanker pankreas.

8. Kanker tiroid

13 Jenis Kanker yang Berhubungan dengan Obesitasilustrasi kanker tiroid (flickr.com/NIH Image Gallery)

Tiroid adalah kelenjar berbentuk kupu-kupu di leher yang membantu mengontrol metabolisme. Orang yang kelebihan berat badan mengalami peningkatan risiko kanker tiroid sebesar 26 persen, sedangkan pada orang dengan obesitas 30 persen.

Berdasarkan studi dalam jurnal Scientific Reports tahun 2019, peradangan tingkat rendah kronis dan peningkatan hormon perangsang tiroid (TSH) adalah beberapa faktor yang menghubungkan IMT tinggi dengan kanker tiroid.

9. Kanker perut

Orang dengan obesitas dua kali lebih mungkin mengembangkan kanker lambung kardia, kondisi yang memengaruhi bagian atas lambung, daripada orang dengan IMT normal.

Kemungkinan gangguan mikrobioma usus, atau keseimbangan mikroorganisme sehat dan berbahaya di saluran pencernaan, dapat berperan. Peradangan kronis tingkat rendah yang disebabkan oleh jaringan lemak berlebih mungkin juga terlibat.

10. Kanker ginjal

13 Jenis Kanker yang Berhubungan dengan Obesitasilustrasi kanker ginjal (pexels.com/Anna Tarazevich)

Risiko kanker sel ginjal, jenis kanker ginjal yang umum, hampir dua kali lebih tinggi pada orang yang kelebihan berat badan atau obesitas dibandingkan dengan orang yang IMT-nya normal.

Seperti halnya kanker terkait kelebihan berat badan dan obesitas lainnya, resistansi insulin dapat berkontribusi pada risiko kanker ginjal.

Ginjal dikelilingi oleh lapisan lemak. Peradangan pada jaringan lemak itu mungkin juga berpengaruh pada apa yang terjadi di ginjal itu sendiri.

11. Kanker esofagus

Kelebihan berat badan membuat seseorang dua kali lebih mungkin mengembangkan jenis kanker tertentu di kerongkongan atau tenggorokan, yang disebut adenokarsinoma esofagus. Adenokarsinoma esofagus dimulai pada sel tenggorokan yang menghasilkan lendir dan cairan lain.

Penyakit gastroesophageal reflux (GERD) merupakan faktor risiko untuk jenis kanker ini, dan GERD lebih sering terjadi pada orang yang obesitas.

Beberapa bukti menunjukkan bahwa peradangan kronis tingkat rendah yang disebabkan oleh jaringan lemak di seluruh tubuh dapat menyebabkan kanker kerongkongan.

12. Multiple myeloma

13 Jenis Kanker yang Berhubungan dengan Obesitasilustrasi obesitas (freepik.com/jcomp)

Multiple myeloma adalah jenis kanker darah yang memengaruhi sel plasma di sumsum tulang. Menurut National Cancer Institute, multiple myeloma 10–20 persen lebih mungkin terjadi pada orang yang kelebihan berat badan atau obesitas dibandingkan orang lain.

Studi dalam jurnal Frontiers in Endocrinology tahun 2016 menyebutkan bahwa bahan kimia pemicu peradangan yang dibuat oleh sel lemak dapat membantu pertumbuhan multiple myeloma mengingat adanya sel lemak di sumsum tulang.

13. Meningioma

Meningioma adalah jenis tumor otak yang dimulai di meninges, selaput yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang. Meningioma biasanya tumbuh perlahan. 

Risiko meningioma sekitar 20 persen lebih tinggi pada orang yang kelebihan berat badan dan 50 persen lebih tinggi pada orang obesitas daripada rata-rata.

Menurut sebuah penelitian dalam jurnal Neuro-Oncology tahun 2019, hormon estrogen meningkatkan risiko meningioma, dan jaringan lemak menghasilkan kelebihan estrogen. Namun, belum ada penjelasan pasti untuk hubungan antara berat badan dan meningioma sehingga masih dibutuhkan lebih banyak penelitian.

Kelebihan berat badan atau obesitas dapat meningkatkan risiko kanker. Belum diketahui secara pasti mengapa kelebihan berat badan berkontribusi terhadap kanker-kanker ini, tetapi salah satu faktor risiko yang paling signifikan adalah peradangan yang disebabkan oleh jaringan lemak berlebih. Hormon seperti insulin dan estrogen, yang dibuat dalam lemak, juga berperan.

Tidak jelas apakah menurunkan berat badan akan mengurangi risiko. Akan tetapi, menurunkan berat badan dapat menurunkan risiko banyak penyakit kronis lainnya dan melindungi kita dari kanker.

Baca Juga: Polip Rahim, Apakah Bisa Berkembang Menjadi Kanker?

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya