Makanan Ini Terkait dengan 70% Kasus Diabetes Tipe 2 secara Global

Selektif pilih makanan bantu kurangi risiko diabetes tipe 2

Butuh alasan lain untuk mengonsumsi lebih banyak biji-bijian utuh dan mengurangi daging olahan? Sebuah studi baru menawarkan bukti bahwa menjadi selektif tentang pilihan makanan dapat membantu mengurangi risiko diabetes tipe 2.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature Medicine pada 17 April 2023 meneliti hampir tiga dekade data tentang bagaimana 11 faktor pola makan berbeda di 184 negara memengaruhi risiko diabetes tipe 2. Pada tahun 2018, data tahun terakhir, para peneliti memperkirakan bahwa 14,1 juta kasus diabetes tipe 2 di seluruh dunia disebabkan oleh kebiasaan makan yang buruk.

Peneliti mencatat tiga faktor menonjol sebagai pendorong terbesar kasus baru diabetes tipe 2 secara global, yaitu:

  • Kurang makan biji-bijian utuh.
  • Terlalu banyak mengonsumsi beras atau gandum rafinasi (nasi putih, ketan putih, atau beras apa saja yang sudah hilang kulit arinya).
  • Konsumsi daging olahan secara berlebihan.

Faktor-faktor lain seperti minum terlalu banyak jus buah atau tidak cukup mengonsumsi sayuran non pati tampaknya tidak berdampak besar pada risiko diabetes tipe 2.

“Studi kami menunjukkan kualitas karbohidrat yang buruk adalah pendorong utama diabetes tipe 2 yang disebabkan pola makan secara global,” kata penulis senior Dariush Mozaffarian, MD, DrPH, Profesor Jean Mayer dari Friedman School of Nutrition Science and Policy di Tufts University dalam sebuah pernyataan.

“Temuan baru ini mengungkapkan area penting untuk fokus nasional dan global untuk meningkatkan nutrisi dan mengurangi beban diabetes.”

Tingkat kasus diabetes tipe 2 meningkat di seluruh dunia

Makanan Ini Terkait dengan 70% Kasus Diabetes Tipe 2 secara Globalilustrasi salad (pixabay.com/Romjan Aly)

Studi tersebut melacak kasus diabetes tipe 2 dari tahun 1990–2018 dan menemukan angka kasusnya meningkat di 184 negara yang diperiksa.

Daerah tertentu di mana pola makan cenderung tinggi akan daging merah dan daging olahan serta kentang, termasuk Eropa Tengah dan Timur serta Asia Tengah, memiliki jumlah kasus diabetes tipe 2 terbesar yang terkait dengan faktor pola makan.

Daerah lain di mana pola makan cenderung mencakup konsumsi tinggi minuman manis dan daging olahan, dan lebih sedikit biji-bijian, termasuk Amerika Latin dan Karibia, juga memiliki proporsi kasus diabetes tipe 2 yang lebih tinggi terkait faktor makanan.

Sebaliknya, daerah di mana pola makan cenderung tidak memasukkan banyak biji-bijian olahan atau daging olahan, seperti Asia Selatan dan Afrika sub-Sahara, memiliki lebih sedikit kasus diabetes tipe 2 yang terkait dengan faktor pola makan.

Ada beberapa alasan mengapa pola makan khas Barat (kaya akan daging merah, makanan olahan, gorengan, permen, minuman manis, dan lemak jenuh) dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2.

Dilansir Everyday Health, kekurangan serat, vitamin, mineral, dan senyawa sehat lainnya dalam pola makan tersebut dapat meningkatkan peradangan dalam tubuh, berkontribusi pada obesitas, dan mempersulit menjaga kadar gula darah yang sehat.

Selain itu, makan banyak makanan yang kurang sehat tersebut dapat mengesampingkan pilihan lain yang lebih sehat, yang dapat mempermudah mempertahankan berat badan yang sehat dan mengelola kadar gula darah.

Kabar baiknya, perubahan kecil pada pola makan dapat membantu menurunkan risiko diabetes tipe 2. Beberapa opsi bagus untuk menurunkan risiko dapat mencakup:

  • Mengganti sereal manis dan makanan sarapan dengan produk yang terbuat dari biji-bijian utuh.
  • Mengganti nasi putih dengan nasi merah atau nasi cokelat.
  • Memilih protein nabati seperti polong-polongan, kedelai, dan kacang-kacangan daripada daging merah dan olahan.
  • Memperbanyak konsumsi sayuran dan buah utuh.

Seiring waktu, perubahan kecil ini dapat menyebabkan penurunan berat badan, meningkatkan energi, risiko diabetes tipe 2 yang lebih rendah, dan peningkatan kesehatan lainnya.

Baca Juga: 8 Jenis Obat Diabetes Oral dan Cara Kerjanya

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya