Nephroptosis: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan

Juga dikenal sebagai kondisi ginjal mengambang

Nephroptosis atau nefroptosis—juga dikenal sebagai "ginjal mengambang", "ginjal mengembara", ren mobilis, dan renal ptosis—adalah kondisi langka ketika ginjal turun ke panggul ketika berdiri.

Kebanyakan orang dengan nefroptosis tidak memiliki gejala dan tidak butuh perawatan apa pun. Namun, dalam beberapa kasus nefroptosis dapat menyebabkan gejala yang parah, seperti nyeri pinggang dan darah dalam urine.

1. Apa itu nefroptosis?

Nefroptosis adalah kondisi ketika terdapat peningkatan mobilitas di ginjal. Orang dengan kondisi ini memiliki ginjal yang bergerak ke bawah dari posisi normalnya ketika mereka berdiri.

Kondisi ini dapat menyebabkan sakit perut yang hebat, mual, dan muntah saat berdiri, tetapi bisa juga tidak menimbulkan gejala sama sekali.

Nefroptosis telah lama menjadi kontroversi. Menurut studi, istilah ini pertama kali digunakan pada tahun 1885 (BJUI International, 2009). Sejak itu, nefroptosis telah dikaitkan dengan banyak gejala, termasuk:

  • Kecemasan.
  • Histeria.
  • Penurunan berat badan.
  • Infeksi saluran kemih (ISK).
  • Sakit ginjal.
  • Jantung berdebar.

Karena berbagai gejala yang terkait dengan nefroptosis, dokter mulai mengabaikannya sebagai penyakit nyata. Namun, sekarang keberadaan nefroptosis dapat dikonfirmasi melalui penggunaan pencitraan medis yang dilakukan saat seseorang berdiri dan berbaring.

Menyangkut pilihan pengobatan, ini juga telah diperdebatkan secara luas selama bertahun-tahun. Untuk waktu yang lama, metode pengobatan pilihan adalah dengan menggunakan operasi untuk menempelkan ginjal mengambang ke dinding perut. Namun, prosedur tersebut tidak disukai karena berisiko dan fakta bahwa itu tidak selalu mengatasi gejala.

Saat ini, beberapa ahli bedah masih akan melakukan prosedur ini jika seseorang menunjukkan gejala nefroptosis yang bertahan lama.

2. Penyebab dan faktor risiko

Nephroptosis: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi nephroptosis (healthjade.net)

Nefroptosis adalah kondisi bawaan, artinya seseorang terlahir dengan kondisi ini. Seperti organ lainnya, ginjal relatif mudah bergerak. Mereka bisa bergeser beberapa sentimeter (cm) tanpa menimbulkan masalah. Namun, pada nefroptosis, satu atau kedua ginjal bisa turun lebih dari 5 cm ketika penderitanya bergerak dari berbaring ke posisi berdiri. Alasan pasti untuk kondisi ini tidak dipahami dengan baik.

Diyakini bahwa pergerakan ginjal terkait dengan dukungan yang tidak memadai dari struktur tertentu atau jaringan ikat di sekitar ginjal.

Nefroptosis lebih sering terjadi pada perempuan, terutama pada pemilik tubuh yang lebih kecil. Menurut penelitian, kondisi ini diperkirakan terjadi pada 20 persen perempuan. Akan tetapi, karena 80 hingga 90 persen orang dengan nefroptosis tidak memiliki gejala apa pun, jumlah pastinya tidak diketahui.

Dilansir Medical News Today, faktor lainnya yang dapat menempatkan seseorang pada risiko termasuk:

  • Berat badan rendah.
  • Infeksi salurah kemih atau batu yang terjadi berulang.
  • Tekanan darah tinggi.
  • Area tubuh di sekitar ginjal yang lebih besar dari biasanya.

3. Gejala

Kebanyakan orang dengan nefroptosis tidak memiliki gejala sama sekali. Pada beberapa individu, gejala muncul saat berdiri dan sering berkurang saat berbaring. Gejala-gejala ini termasuk:

  • Nyeri pinggang parah yang datang dan pergi yang menjalar ke selangkangan.
  • Mual.
  • Muntah.
  • Tekanan darah tinggi
  • Massa perut saat berdiri tegak
  • Perasaan berat di perut
  • Hematuria (darah dalam urine)
  • Proteinuria (kelebihan protein dalam urine)
  • Riwayat ISK berulang.

Sekitar 70 persen kasus nefroptosis memengaruhi ginjal kanan, 10 persen hanya memengaruhi ginjal kiri, dan 20 persen memengaruhi kedua ginjal.

Baca Juga: Perbedaan Gagal Ginjal Akut dan Penyakit Ginjal Kronis

4. Diagnosis

Nephroptosis: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi nephroptosis (livescience.com/Akshay Sood/BMJ Case Reports 2018)

Untuk mendiagnosis nefroptosis, dokter akan sering menguji darah dan urine. Kerja darah kadang-kadang akan kembali normal, sementara darah akan ditemukan dalam urine. Pada saat ini, dokter dapat memesan studi pencitraan.

Nefroptosis paling baik didiagnosis dengan serangkaian studi pencitraan yang menciptakan apa yang dikenal sebagai urogram. Jika dokter mencurigai nefroptosis adalah penyebab gejala, dokter kemungkinan akan melakukan tes dengan pewarna yang ditambahkan ke aliran darah untuk membantu melihat ginjal.

Tes harus dilakukan ketika orang tersebut berbaring dan berdiri. Lewat gambar, seseorang dengan nefroptosis akan dengan jelas menunjukkan ginjal turun sekitar 5 cm.

5. Penanganan

Nefroptosis tidak dianggap sebagai kondisi berbahaya. Pengobatan hanya dianjurkan untuk orang dengan gejala.

Di masa lalu, penambahan berat badan, sering berbaring, korset atau perban perut, dan latihan perut direkomendasikan untuk membantu mengobati gejala. Sayangnya, perawatan ini menunjukkan sedikit keberhasilan sehingga tidak lagi direkomendasikan.

Di masa sekarang, nefroptosis diobati dengan prosedur bedah laparoscopic nephropexy. Penting untuk mempertimbangkan dengan hati-hati risiko menjalani operasi. Dalam prosedur ini, ginjal mengambang diamankan di posisi yang benar, mengutip Healthline.

Laparoscopic nephropexy adalah pengobatan modern dengan invasif minimal. Prosedur ini dilakukan di bawah anestesi umum, biasanya memakan waktu 45 menit dan memerlukan rawat inap di rumah sakit selama 2 hingga 4 hari.

Sebuah penelitian mengevaluasi efektivitas jangka pendek dan panjang dari laparoscopic nephropexy. Beberapa orang melaporkan penurunan rasa sakit yang signifikan, penurunan ISK, dan peningkatan kualitas hidup secara keseluruhan setelah prosedur. Tidak ada komplikasi besar selama penelitian (Collegium Antropologicum, 2007).

Di masa lalu, nephropexy adalah prosedur kontroversial karena sering tidak efektif dan membawa risiko kematian yang tinggi. Masalah ini mungkin disebabkan oleh diagnosis yang salah dan karena dilakukan sebagai operasi terbuka. Prosedur ini sangat tidak efektif sehingga untuk beberapa waktu hampir sepenuhnya ditinggalkan oleh ahli urologi.

Versi modern dari prosedur ini jauh lebih aman karena dilakukan secara laparoskopi. Ini berarti prosedur dilakukan melalui sayatan kecil dengan bantuan kamera. Kemajuan dalam diagnosis dan metodologi bedah juga telah membuat operasi jauh lebih efektif.

6. Komplikasi yang bisa terjadi

Nephroptosis: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi nyeri area panggul (freepik.com/Dragana_Gordic)

Beberapa orang dengan nefroptosis simtomatik mungkin mengalami sindrom yang disebut krisis Dietl. Dalam krisis Dietl, ginjal mengambang menghalangi ureter, tabung sempit yang mengarah dari ginjal ke kandung kemih. Hal ini dapat mengakibatkan:

  • Nyeri panggul yang hebat.
  • Mual.
  • Menggigil.
  • Takikardia (detak jantung cepat).
  • Keluaran urine rendah.
  • Hematuria (darah dalam urine).
  • Proteinuria (kelebihan protein dalam urine).
  • Ginjal yang membesar dan lunak.

Krisis Dietl biasanya diatasi dengan berbaring dan mengangkat lutut ke dada.

Orang dengan nefroptosis mungkin juga sering mengalami ISK. ISK adalah infeksi pada uretra, kandung kemih, atau ginjal, biasanya disebabkan oleh bakteri. Gejala ISK di uretra atau kandung kemih meliputi:

  • Sensasi terbakar saat buang air kecil.
  • Peningkatan frekuensi buang air kecil.
  • Urine berdarah atau keruh.

Ketika ginjal terlibat, ISK dapat berpotensi mengancam jiwa. Gejala ISK yang melibatkan ginjal meliputi:

  • Rasa sakit dan nyeri di punggung atas dan samping.
  • Menggigil.
  • Demam.
  • Mual.
  • Muntah.

Dalam kebanyakan kasus, orang dengan nefroptosis tidak memiliki gejala dan kondisi ini tidak berbahaya. Tidak ada pengobatan yang direkomendasikan dalam kasus ini.

Pada orang dengan gejala, operasi biasanya merupakan satu-satunya pengobatan yang efektif untuk meringankan gejala. Prosedur bedah modern aman dan efektif.

Baca Juga: 7 Perawatan Rumahan untuk Mengobati Infeksi Ginjal

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya