10 Obat yang Meningkatkan Risiko Osteoporosis, Ada Obat Kamu?

Beberapa obat bisa melemahkan tulang

Seiring bertambahnya usia, kekuatan dan kepadatan tulang kita melemah. Ini dapat menyebabkan kepadatan tulang yang rendah dan pada akhirnya meningkatkan risiko patah tulang.

Memiliki tulang yang sedikit lebih lemah dari normal disebut osteopenia, sementara massa tulang yang sangat rendah dikenal sebagai osteoporosis. Tidak semua orang dengan kepadatan tulang yang rendah akan mengalami osteoporosis, tetapi osteoporosis tetap merupakan faktor risiko utama patah tulang di masa mendatang.

Beberapa obat dapat menurunkan kepadatan tulang dan melemahkan tulang. Inilah obat-obatan yang dapat melemahkan tulang dan meningkatkan risiko osteoporosis dan patah tulang.

1. SSRI

Selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) adalah kelas obat yang mengobati depresi. Beberapa SSRI umum termasuk fluoxetine dan escitalopram. Studi menunjukkan bahwa SSRI dapat melemahkan tulang (Clinical Neuroscience, 2012). 

Risiko mungkin lebih tinggi jika kamu mengonsumsi banyak obat yang memengaruhi serotonin, zat kimia yang terlibat dengan suasana hati. Penggunaan jangka panjang juga bisa menjadi faktor risiko.

Kalau kamu menggunakan SSRI dalam jangka panjang, dokter akan memantau kepadatan tulang. Apabila didiagnosis dengan osteoporosis, bicarakan dengan dokter tentang risiko dan manfaatnya sebelum memulai pengobatan dengan SSRI.

2. Kortikosteroid

10 Obat yang Meningkatkan Risiko Osteoporosis, Ada Obat Kamu?ilustrasi obat yang meningkatkan risiko osteoporosis (pexels.com/Anna Shvets)

Kortikosteroid diresepkan untuk berbagai kondisi, termasuk asma dan gangguan autoimun. Contoh obat ini termasuk prednisone, methylprednisolone, dan fluticasone.

Pengeroposan tulang adalah efek samping yang terkenal dari penggunaan kortikosteroid, karena obat ini menurunkan pembentukan tulang (RMD Open, 2015). Tanpa sel tulang baru untuk menjaganya tetap kuat, tulang akan melemah dan menjadi lebih mudah patah.

Pengeroposan tulang lebih mungkin terjadi dengan steroid oral dosis tinggi. Ini juga lebih mungkin terjadi jika kamu meminumnya untuk jangka waktu yang lama atau pada orang berusia 65 tahun atau lebih.

Untuk menghindari efek samping ini, dokter mungkin meminta kamu meminum obat ini untuk waktu sesingkat mungkin. Jika meminumnya dalam waktu lama, dokter mungkin akan memantau kepadatan tulang untuk memastikannya tetap pada tingkat yang sehat.

3. Beberapa obat diabetes

Beberapa obat diabetes tipe 2 juga dikaitkan dengan risiko patah tulang yang lebih tinggi. Ini termasuk pioglitazone dan canagliflozin.

Sekitar dua kali lebih banyak perempuan dengan diabetes tipe 2 yang menggunakan pioglitazone mengalami patah tulang dibandingkan dengan plasebo dalam studi klinis, dilansir DailyMed. Risiko yang lebih tinggi ini tidak diamati pada pria.

Pada 2015, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menambahkan peringatan tentang risiko massa tulang rendah dan patah tulang yang lebih tinggi dari Invokana. Risiko bisa naik sedini 12 minggu setelah memulai pengobatan. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami apakah semua obat diabetes kelas SGLT2 inhibitor memiliki risiko ini. Sejauh ini, hasilnya beragam.

4. Beberapa obat kejang

10 Obat yang Meningkatkan Risiko Osteoporosis, Ada Obat Kamu?Ilustrasi obat-obatan (futurity.org)

Carbamazepine, phenytoin, dan divalproex digunakan untuk mencegah kejang. Namun, obat-obatan tersebut juga dapat menyebabkan osteoporosis.

Vitamin D adalah nutrisi yang dibutuhkan untuk menjaga tulang tetap kuat, tetapi tidak langsung aktif dalam tubuh kita. Pertama, harus diubah menjadi 25-hydroxyvitamin D dan kemudian menjadi kalsitriol (bentuk aktif vitamin D). Menurut sebuah studi, carbamazepine dan phenytoin bisa ikut campur dalam proses ini karena mengaktifkan enzim hati yang memecah 25-hydroxyvitamin D sebelum dapat diaktifkan, menyebabkan tulang lebih lemah (Therapeutic Advances in Musculoskeletal Disease, 2011).

.Valproate, obat kejang lainnya, juga menurunkan kepadatan tulang, tetapi dengan cara yang berbeda. Diperkirakan untuk mengaktifkan sel-sel yang memecah tulang. Ini menyebabkan pengeroposan tulang (Seizure, 2019).

Seseorang sering perlu minum obat kejang untuk waktu yang lama. Dokter kemungkinan akan memeriksa kesehatan tulang dan menyesuaikan obat pasien sesuai kebutuhan jika kepadatan tulang yang rendah menjadi masalah. Dokter juga bisa merekomendasikan untuk mengonsumsi suplemen vitamin D dan/atau kalsium.

5. Obat anti androgen

Obat anti androgen biasanya digunakan dalam pengobatan kanker prostat. Contohnya termasuk bicalutamide atau enzalutamide.

Obat-obatan ini menurunkan kadar hormon pria dan membantu mencegah kanker prostat kembali. Namun, menurut laporan studi, obat-obatan tersebut dapat menyebabkan keropos tulang dan osteoporosis. Ini karena hormon seperti testosteron berperan besar terhadap kesehatan tulang (BoneKEy Reports, 2015).

Kalau kamu minum obat anti androgen, dokter biasanya akan memantau kepadatan tulang. Dokter mungkin juga meresepkan obat seperti asam zoledronat atau denosumab untuk membantu mencegah pengeroposan tulang yang disebabkan oleh obat anti androgen.

Baca Juga: 8 Jenis Obat Diabetes Oral dan Cara Kerjanya

6. Proton pump inhibitor

10 Obat yang Meningkatkan Risiko Osteoporosis, Ada Obat Kamu?ilustrasi obat-obatan (pexels.com/Dids)

Proton pump inhibitor (PPI) sering digunakan untuk refluks asam kronis. Namun, dengan penggunaan jangka panjang, PPI dapat menyebabkan keropos tulang dan osteoporosis. Para peneliti menduga bahwa PPI menghentikan tubuh menyerap kalsium. Sebaliknya, tubuh mengambil kalsium dari tulang, yang melemahkannya (International Journal of Environmental Research and Public Health, 2019).

FDA mewajibkan resep PPI untuk menyertakan peringatan tentang risiko keropos tulang jika meminumnya. Tidak seperti obat lain, risiko ini terkait dengan penggunaan jangka pendek (kurang dari 1 tahun) dan jangka panjang.

Namun, peringatan tersebut tidak berlaku untuk PPI yang dijual bebas. Ini karena kita tidak boleh menggunakan PPI yang dijual bebas selama lebih dari dua minggu, yang mungkin periode waktu tersebut tidak cukup untuk memengaruhi kepadatan tulang.

Sebaiknya gunakan PPI sesingkat mungkin. Bicarakan dengan dokter apabila kamu menggunakan PPI jangka panjang dan khawatir tentang risiko keropos tulang.

7. Obat anti estrogen

Terapi anti estrogen mengobati atau mencegah beberapa jenis kanker payudara. Mereka memblokir estrogen, yang dibutuhkan beberapa kanker payudara untuk tumbuh.

Contohnya tamoxifen, letrozole, anastrozole, dan exemestane.

Obat-obatan ini dapat merusak kesehatan tulang. Ini karena estrogen memainkan peran penting dalam mencegah keropos tulang (Steroids, 2015). Pemblokiran estrogen menyebabkan tubuh memecah lebih banyak tulang dari yang seharusnya.

Kalau kamu menggunakan salah satu obat anti estrogen, dokter mungkin akan meresepkan obat untuk membantu mencegah keropos tulang, seperti Prolia.

8. Obat transplantasi tertentu

10 Obat yang Meningkatkan Risiko Osteoporosis, Ada Obat Kamu?ilustrasi osteoporosis (freepik.com/brgfx)

Apabila menerima transplantasi organ atau sumsum tulang, kamu mungkin minum obat untuk menekan sistem kekebalan. Ini membantu tubuh menerima organ atau jaringan baru.

Akan tetapi, obat transplantasi organ tertentu dapat menyebabkan osteoporosis. Beberapa contohnya termasuk siklosporin dan tacrolimus.

Meskipun tidak sepenuhnya jelas, tetapi sebuah studi berteori bahwa obat tersebut dapat memengaruhi sel-sel yang rusak dan membangun tulang baru (Journal of the American Society of Nephrology, 2007). 

Dokter kemungkinan akan memantau kepadatan tulang jika kamu menggunakan obat ini, bisa juga merekomendasikan suplemen vitamin D dan kalsium.

9. Diuretik loop

Diuretik loop (pil air), seperti furosemide dan bumetanide, dapat menurunkan jumlah kalsium dalam tulang. Dilansir GoodRx Health, beberapa penelitian menunjukkan bahwa obat ini menurunkan kepadatan tulang pada pria dan perempuan pascamenopause. Menurut beberapa penelitian obat tersebut juga dapat meningkatkan risiko patah tulang.

Kalau kamu meminum obat ini, tanyakan kepada dokter apakah obat akan memengaruhi tulang. Dokter dapat menyarankan cara untuk menjaga kesehatan tulang dan mencegah patah tulang.

10. Tramadol

10 Obat yang Meningkatkan Risiko Osteoporosis, Ada Obat Kamu?ilustrasi minum obat (pexels.com/Ron Lach)

Tramadol adalah obat nyeri opioid. Obat ini menyimpan banyak risiko, dan patah tulang mungkin salah satunya.

Sebuah studi membandingkan orang berusia 50 tahun ke atas yang menggunakan tramadol dengan obat lain. Setelah satu tahun, sekitar dua kali lebih banyak orang mengalami patah tulang pinggul jika mereka menggunakan tramadol dibanding celecoxib (Journal of Bone and Mineral Research, 2021).

Risiko mungkin lebih tinggi jika kamu mengonsumsi tramadol dalam waktu lama. Akan tetapi diperlukan lebih banyak penelitian. Para peneliti berpendapat bahwa risiko patah tulang mungkin disebabkan oleh tramadol yang meningkatkan risiko jatuh, daripada efek apa pun yang mungkin terjadi pada tulang secara langsung.

Obat-obatan umum, seperti kortikosteroid, SSRI, dan PPI, dapat menyebabkan pengeroposan tulang. Penyebab lainnya termasuk obat diabetes tertentu, diuretik loop, dan beberapa obat kejang.

Pengeroposan tulang dapat meningkatkan risiko patah tulang dan dapat menyebabkan osteoporosis.

Kalau kamu perlu atau sedang mengonsumsi satu atau beberapa jenis obat di atas, bicarakan dengan dokter untuk pemantauan kesehatan tulang. Dokter dapat membantu menjaga kesehatan tulang dan mencegah patah tulang.

Baca Juga: 8 Jenis Obat yang Dapat Merusak Kesehatan Ginjal

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya