Suami Control Freak, Perempuan Ini Diet hingga Beratnya Cuma 22 Kg

Dipicu oleh komentar dari suaminya tentang pipinya

Yana Bobrova dari Belgorod, Rusia, sempat menjadi sorotan setelah mengungkapkan perjalanan penurunan berat badannya yang ekstrem lewat acara "NTV Rusia Beyond the Border". Penurunan berat badan Yana terbilang drastis, hingga cuma tersisa 22 kilogram (kg), akibat dia melaparkan diri hingga harus dirawat di rumah sakit, dipengaruhi oleh perilaku suaminya yang suka mengontrol.

Persepsi menyimpang tentang penampilannya berasal dari komentar suaminya tentang pipinya yang bulat, yang membuatnya percaya bahwa pengurangan berat badan diperlukan, menurut laporan Daily Star pada Juni 2023.

Baca Juga: 7 Metode Diet Paling Ekstrem yang Pernah Ada, Bisa Berujung Maut!

Menggarisbawahi masalah citra tubuh yang parah dan hubungan yang mengendalikan

Suami Control Freak, Perempuan Ini Diet hingga Beratnya Cuma 22 Kgilustrasi menimbang berat badan (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Dalam talk show tersebut, Yana mengisahkan perjuangannya dan dampak psikologis dari perkataan suaminya terhadap dirinya. "NTV Rusia Beyond the Border" berfokus pada individu yang telah mengalami transformasi signifikan dalam hidup mereka, membagi pengalaman mereka menjadi segmen "sebelum dan sesudah".

Selama talk show, Yana mengungkapkan bahwa ketertarikannya pada penurunan berat badan dimulai sejak masih kuliah. Dia melakukan rutinitas olahraga yang intens dan sangat membatasi asupan makanannya untuk mencapai penurunan berat badan yang diinginkan. Makanannya terutama terdiri dari kue, teh, air, permen, sepotong kecil keju, dan setengah gelas kaldu.

Dia juga mengungkapkan bahwa suaminya tidak hanya gagal melakukan intervensi dalam penurunan berat badannya yang mengkhawatirkan, tetapi juga memberlakukan pembatasan pada interaksi sosialnya. Selain itu, Yana mengungkapkan bahwa suaminya memaksanya untuk berhenti dari pekerjaannya. Meskipun sudah melakukan upaya penurunan berat badan yang signifikan, tetapi suaminya pada akhirnya meninggalkannya.

Mengejutkannya, Yana tidak menyalahkan suami atau orang tuanya atas keadaan yang dialaminya. Dia merasa bertanggung jawab atas keadaan yang dia alami, dilansir News18.

Dilaporkan bahwa Yana telah mendapatkan perawatan, termasuk konseling psikoterapi selain perawatan medis. Kisah Yana bisa menjadi pengingat akan konsekuensi serius dari tindakan penurunan berat badan yang ekstrem dan pentingnya mencari bantuan dan dukungan dalam situasi seperti itu. Hal ini menggarisbawahi pentingnya memberikan perawatan komprehensif, termasuk dukungan medis dan psikologis, kepada individu yang menghadapi masalah citra tubuh yang parah dan dampak dari hubungan yang mengendalikan.

Bahaya diet ekstrem

Suami Control Freak, Perempuan Ini Diet hingga Beratnya Cuma 22 Kgilustrasi diet ekstrem (unsplash.com/Thought Catalog)

Berikut ini beberapa bahaya dari diet ekstrem untuk menurunkan berat badan:

  • Memperlambat metabolisme. Metabolisme yang tinggi adalah kunci untuk menurunkan berat badan. Namun diet ketat justru dapat menurunkan laju metabolisme. Diet ketat dapat mengakibatkan metabolisme melambat, dan hal ini, pada gilirannya, dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan serius atau bahkan penambahan berat badan yang tidak sehat, dilansir Lybrate.
  • Sistem imun drop. Mengutip dari Cosmopolitan, melaparkan diri menghilangkan vitamin dan mineral penting, sehingga ini berisiko melemahkan sistem imun. Sistem kekebalan tubuh yang rendah membuat kita lebih mudah terserang penyakit.
  • Menyebabkan dehidrasi. “Kesuksesan” instan dari diet ketat hanyalah ilusi, karena berat badan yang turun kemungkinan besar berasal dari air, bukan lemak. Ketika asupan kalori atau karbohidrat dibatasi, sumber energi pertama yang dibakar tubuh, jauh sebelum lemak, adalah glikogen yang merupakan bentuk karbohidrat yang disimpan di hati dan otot dan melekat pada setiap gramnya adalah air. Gejala dehidrasi meliputi sakit kepala, kelelahan, dan pusing, dilansir PharmEasy.
  • Penyusutan otot dan potensi masalah jantung. Malnutrisi dan diet ekstrem mempunyai kaitan erat. Malnutrisi dapat menyebabkan atrofi otot di seluruh tubuh, yang menyebabkan pengecilan otot. Jika penurunan berat badan sangat cepat, otot jantung bisa mengalami atrofi. Diet cairan rendah kalori yang ekstrim, misalnya, telah dikaitkan dengan aritmia ventrikel dan kematian. Jantung yang melemah merupakan masalah serius yang dapat mengancam nyawa.
  • Malnutrisi. Dalam kasus diet ekstrem, pembatasan pola makan yang parah menyebabkan banyak kekurangan nutrisi seperti karbohidrat, protein, vitamin (terutama vitamin A, D, E, & K) dan mineral seperti kalsium, fosfor, natrium, dll. Ini adalah nutrisi penting dan ketidakhadirannya dalam makanan dapat menjadi penyebab berbagai penyakit defisiensi. Melanjutkan pola makan sebelumnya secara tiba-tiba dapat menyebabkan kadar fosfor, magnesium, dan kalium menurun dan menyebabkan gagal jantung.
  • Otak turut menderita. Menurut penelitian dalam The Journal of Neuroscience, diet ekstrem atau diet ketat apa pun, meskipun mengandung pasokan karbohidrat yang cukup, meningkatkan kadar hormon stres kortikosteron di otak, membuat otak lebih rentan terhadap stres, dan meningkatkan risiko depresi, dan membuat seseorang rentan terhadap perilaku makan berlebihan di masa depan.
  • Merusak kulit dan rambut. Melaparkan diri saat melakukan diet ekstrem dapat membuat tubuh kekurangan nutrisi penting dan dapat merusak kualitas rambut dan kulit dalam jangka panjang. Faktanya, orang yang melakukan diet ketat sering kali berakhir dengan rambut kering, kurus, dan kulit rusak.

Diet ekstrem bukanlah solusi untuk menurunkan berat badan dengan cara yang sehat. Makan sehat dan berolahraga secara teratur adalah cara terbaik untuk menurunkan berat badan dan mempertahankannya dalam jangka panjang.

Apabila merasa memiliki masalah dengan pola makan dan citra tubuh, cobalah untuk berbicara dengan ahlinya, seperti ahli nutrisi dan ahli kesehatan mental.

Baca Juga: Mengenal Citra Tubuh Negatif dan Cara Menghadapinya

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya