7 Syarat Program Bayi Tabung yang Harus Dipenuhi

Siap secara finansial saja tidak cukup

Kehamilan tidak selalu semudah yang kamu bayangkan. Saat perempuan sulit hamil, program fertilisasi in vitro (IVF) atau bayi tabung sering kali bisa menjadi solusi. IVF adalah perawatan kesuburan paling sukses yang tersedia saat ini.

Prosedur bayi tabung melibatkan pengambilan sampel sel telur perempuan dan sperma laki-laki, lalu menggabungkan keduanya dalam cawan laboratorium. Embrio yang telah dibuahi—atau terkadang lebih dari satu embrio—kemudian dipindahkan ke rahim perempuan.

Kalau kamu tertarik dengan prosedur ini, mungkin kamu penasaran dengan apa saja syarat program bayi tabung. Berikut ini penjabarannya.

1. Pasangan suami istri sah

Syarat bayi tabung yang utama adalah harus merupakan pasangan suami istri yang sah. Ini tertuang dalam UU Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

Selain itu, disebutkan juga bahwa hasil pembuahan sperma dan ovum (sel telur) dari suami istri yang bersangkutan ditanamkan dalam rahim istri dari mana sel telur berasal.

Program ini tidak bisa dilakukan menggunakan donor sperma, sel telur, atau embrio.

Calon pasien yang hendak melakukan program bayi tabung harus menunjukkan data diri berupa KTP, Kartu Keluarga, dan bukti pernikahan yang valid.

2. Belum masuk masa menopause

7 Syarat Program Bayi Tabung yang Harus Dipenuhiilustrasi pasangan (pexels.com/Jack Sparrow)

Usia tidak termasuk syarat bayi tabung, yang artinya usia berapa pun bisa mengikuti program ini, asalkan belum mengalami menopause. Akan tetapi, usia merupakan salah satu faktor penentu kesuksesan program bayi tabung. 

Tingkat keberhasilan IVF umumnya menurun seiring bertambahnya usia orang yang sel telurnya digunakan. Menurut data dari Society for Assisted Reproductive Technology (SART) tahun 2021, jumlah kelahiran hidup per tujuan pengambilan sel telur pada kelompok umur mulai dari usia di bawah 35 tahun hingga di atas 42 tahun adalah sebagai berikut:

  • Usia di bawah 35 tahun: 44,5 persen.
  • Usia 35–37 tahun: 32,4 persen.
  • Usia 38–40: 20,2 persen.
  • Usia 41–42: 9,6 persen.
  • Usia di atas 42 tahun: 2,9 persen.

Penting juga untuk diingat bahwa risiko bagi ibu dan bayinya akan lebih tinggi ketika usia ibu lebih tua saat hamil (International Journal of Women's Health, 2021).

3. Kondisi fisik prima

Sebelum memulai program bayi tabung, pasangan perlu menjalani pemeriksaan kesehatan dasar. Tujuannya adalah untuk memastikan kondisi fisik dalam keadaan baik. Ini penting karena kondisi fisik bisa memengaruhi proses kehamilan dan keberhasilan program bayi tabung.

Sebagai contoh, kalau salah satu pasangan memiliki riwayat penyakit kronis, seperti diabetes atau hipertensi, ini bisa memengaruhi hasil prosedur bayi tabung atau bahkan kesehatan ibu dan bayi nantinya.

Kesehatan organ reproduksi juga merupakan faktor penting. Pasangan yang ingin menjalani program bayi tabung harus memiliki rahim dan sperma yang sehat serta bebas dari penyakit menular seksual.

Apabila ada masalah kesuburan yang terdeteksi pada pasangan, dokter akan merencanakan penanganan terlebih dahulu sebelum memulai prosedur bayi tabung.

Baca Juga: IVF atau Bayi Tabung: Pengertian, Risiko, dan Prosedurnya

4. Kondisi rahim sehat

7 Syarat Program Bayi Tabung yang Harus Dipenuhiilustrasi alat reproduksi perempuan (freepik.com/freepik)

Kesehatan rahim merupakan komponen penting dalam kesuburan. Rahim harus dalam keadaan sehat demi kesuksesan program bayi tabung. Rahim harus mampu menopang pertumbuhan embrio dan memungkinkan implantasi yang sukses. Ukuran, bentuk, dan struktur rahim dapat memengaruhi kemampuan untuk hamil atau mengandung janin cukup bulan. Misalnya, fibroid atau polip rahim dapat merusak rongga endometrium sehingga menyulitkan terjadinya implantasi.

Ada faktor lain yang dapat memengaruhi rahim dan pada akhirnya kesuburan, termasuk masalah tiroid, masalah hormonal, perlengketan/jaringan parut, infeksi, atau kanker.

Beberapa jenis kelainan rahim meningkatkan risiko keguguran dan memerlukan pengobatan, tetapi kelainan lainnya mungkin tidak menimbulkan masalah sama sekali pada kehamilan.

Sebelum memulai program bayi tabung, perempuan biasanya akan menjalani serangkaian pemeriksaan dan penilaian untuk memastikan kesehatan rahim mereka.

5. Tidak ada cairan pada indung telur

Dokter perlu memastikan tidak ada cairan pada salah satu atau kedua indung telur. Cairan dalam indung telur dapat menjadi indikasi masalah kesehatan yang perlu ditangani sebelum menjalani program bayi tabung.

Cairan tersebut dapat mengganggu proses ovulasi (pelepasan sel telur), pembuahan, dan implantasi embrio.

Perempuan yang memiliki riwayat kista ovarium, endometriosis, atau gangguan hormonal tertentu harus mendiskusikan kondisi ini dengan dokter fertilitas. Pengobatan atau tindakan medis mungkin diperlukan untuk mengatasi masalah ini sebelum menjalani program bayi tabung.

6. Siap mental

7 Syarat Program Bayi Tabung yang Harus Dipenuhiilustrasi prosedur IVF atau bayi tabung (commons.wikimedia.org/ZEISS Microscopy)

Program bayi tabung adalah proses yang penuh emosi dan stres, apalagi jika kehamilan telah diharapkan begitu lama. Manajemen emosi yang baik sangat penting selama proses ini. Berikut ini tips dari SART untuk membantu persiapan mental:

  • Kumpulkan informasi dan membuat rencana. Pengambilan keputusan yang baik melibatkan pendidikan dan informasi yang baik tentang tubuh, proses bayi tabung, dan program klinik/perawatan. Makin banyak kamu mengetahui dan memahami proses tersebut, makin sedikit stres yang bisa kamu rasakan.
  • Bersiap mengambil keputusan. Penting untuk mengantisipasi keputusan yang mungkin terjadi selama IVF dan mendiskusikan pilihan. Terkadang keputusan-keputusan ini mungkin mempunyai implikasi yang perlu dipertimbangkan dan diskusikan.
  • Rawat jiwa dan hubungan kamu. Perjuangan panjang melawan ketidaksuburan mungkin telah berdampak buruk pada perasaan kamu terhadap diri sendiri, hubungan perkawinan, dan/atau hubungan dengan orang lain. Kamu tentu ingin berada dalam kondisi yang baik secara emosional dan memiliki hubungan yang kuat sebelum memulai siklus bayi tabung. Bicarakan secara terbuka semua hal tentang bayi tabung dengan pasangan. Diskusikan harapan dan ekspektasi satu sama lain selama siklus berlangsung. Konseling bisa sangat membantu ketika kamu dan/atau pasangan merasa tertekan, cemas, atau terjebak secara emosional.
  • Mendapatkan dukungan. Selain pasangan, teman dan keluarga bisa menjadi pendukung terbaik. Selain itu, disarankan juga untuk mencari dukungan dari orang yang benar-benar memahami infertilitas atau punya pengalaman dengan prosedur serupa, jika memungkinkan.
  • Identifikasi stres dan mekanisme penanggulangannya. Setiap orang mengalami stres dengan cara yang berbeda-beda, jadi akan sangat membantu jika kamu mengidentifikasi pemicu stres. Mengantisipasi pemicu stres akan membantu dalam mengembangkan strategi penanggulangan. Ketahui gaya kamu dan pasangan dalam menghadapi stres dan apa yang membantu. Belajar menerima perbedaan cara masing-masing dalam menangani perasaan dapat mengurangi konflik. Cara lain mengurangi stres bisa dengan rutin olahraga, humor, atau aktivitas menyenangkan dan menenangkan lainnya.
  • Putuskan apa yang bisa kamu kendalikan dan apa yang tidak. Untuk membantu menghilangkan stres yang tidak perlu, buatlah hidup sesederhana mungkin selama proses bayi tabung. Misalnya, jangan membuat keputusan atau perubahan besar seperti pindah atau berganti pekerjaan. Pikirkan juga cara menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari lainnya. Kamu punya kendali atas pilihan yang kamu buat dalam kehidupan sehari-hari, sementara kemajuan pengobatan biasanya berada di luar kendali.
  • Optimisme dan kesiapan untuk menerima hasil apa pun juga penting, karena program bayi tabung tidak selalu berhasil pada percobaan pertama. Pasangan harus bersiap untuk menghadapi berbagai kemungkinan dan bersama-sama mempersiapkan diri untuk perjalanan yang mungkin memerlukan waktu dan usaha ekstra.

Konseling psikologis juga bisa menjadi sumber dukungan penting bagi pasangan yang menjalani IVF untuk membantu mengatasi stres dan emosi yang muncul selama proses tersebut.

7. Siap secara finansial

Syarat penting dalam menjalani program bayi tabung adalah memiliki finansial yang cukup. Prosedur ini tidak hanya memerlukan perhatian medis yang cermat, tetapi juga investasi finansial yang signifikan. Oleh karena itu, kamu dan pasangan harus memastikan memiliki dana yang mencukupi untuk seluruh proses bayi tabung, dari awal hingga akhir.

Biaya ikut program bayi tabung meliputi berbagai komponen, seperti pemeriksaan medis awal, persiapan ovulasi, pengambilan sel telur, pembuahan in vitro, pemindahan embrio ke rahim, dan pemantauan selama kehamilan awal jika program berhasil.

Setiap tahapan tersebut memiliki biaya tersendiri, dan biayanya bisa bervariasi dari satu pusat fertilisasi ke pusat fertilisasi lainnya.

Kalau kamu dan pasangan sudah dinyatakan memenuhi syarat program bayi tabung, siapkan diri untuk menghadapi apa pun hasilnya nanti. Pastikan kamu dan pasangan teredukasi dengan baik dan jangan malu bertanya maupun menyampaikan segala kekhawatiran.

Menjalani program bayi tabung bisa sangat menguras mental. Mendapatkan dukungan dari pasangan, orang-orang terdekat, dan orang lain dengan pengalaman serupa bisa membantu kamu dan pasangan dalam melalui keseluruhan proses bayi tabung.

Baca Juga: Mirip tapi Tak Sama, Ini Perbedaan Inseminasi dan Bayi Tabung

Topik:

  • Nurulia
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya