7 Tahapan Pemulihan Stroke, Caregiver Harus Tahu

Pemulihan penuh dimungkinkan, tergantung sejumlah faktor

Stroke adalah situasi darurat. Makin cepat orang yang mengalaminya menerima perawatan, maka akan makin baik.

Meskipun pemulihan bisa berbeda-beda untuk setiap penyintas stroke, tetapi akan sangat membantu jika kita mengetahui timeline atau tahapan pemulihan stroke, sehingga kita tahu apa yang terjadi setelah kita atau orang yang kita cintai terkena stroke. 

Sembuh dari stroke dapat menjadi proses yang menantang dan emosional, dan berbeda untuk setiap orang. Stroke dapat memengaruhi gerakan, koordinasi, kognisi, berbicara, dan banyak lagi. Lokasi, luasnya lesi atau keterlibatan jaringan, waktu sebelum perawatan, dan faktor lain semuanya memengaruhi prospek pemulihan.

Terapis fisik Signe Brunnstrom mengembangkan alat untuk memetakan kemajuan pasien stroke menuju pemulihan pada tahun 1960-an, yang dikenal sebagai Brunnstrom Stages of Stroke Recovery atau Tahapan Pemulihan Stroke Brunnstrom.

Tahapan ini menggambarkan perkembangan kemampuan bergerak dan reorganisasi otak setelah stroke. Pendekatan ini memungkinkan pasien stroke dan dokter mereka untuk memeriksa kemajuan pemulihan.

Berikut ini tahapan-tahapan pemulihan stroke.

1. Flaccidity

Tahap pertama adalah flaccidity, dan ini terjadi segera setelah stroke. Otot akan menjadi lemah, lemas, atau bahkan "terkulai".

Karena stroke sering memengaruhi satu sisi lebih dari yang lain, kelemahan ini mungkin terbatas hanya pada satu sisi. Banyak orang juga memiliki gejala yang lebih parah pada tungkai atas atau tangan daripada tungkai bawah.

Menurut Verywell Health, beberapa intervensi selama tahapan ini meliputi:

  • Latihan rentang gerak.
  • Pengaturan posisi (dapat membantu mencegah luka, pembatasan sendi, pembengkakan, dan dislokasi).
  • Pengajaran ulang sensorik.
  • Menempatkan tangan di atas tangan pasien stroke untuk membantu mereka menyelesaikan gerakan (hand-over-hand assistance) selama aktivitas sehari-hari, seperti menyisir rambut atau menyikat gigi.

Cara-cara di atas dapat membantu "mengingatkan" otak di sisi yang terdampak stroke dan mulai memulihkan koneksi melalui neuroplastisitas. Neuroplastisitas adalah kemampuan otak untuk mengatur ulang dan membangun koneksi neuron baru.

2. Spasticity

7 Tahapan Pemulihan Stroke, Caregiver Harus Tahuilustrasi tahapan pemulihan stroke (pexels.com/Ryutaro Tsukata)

Tahap kedua adalah spasticity atau munculnya spastisitas. Spastisitas adalah kekakuan atau ketegangan otot. Otot mungkin menegang tanpa sadar sebagai respons terhadap rangsangan, seperti dorongan dengan jari. Namun, orang tersebut mungkin juga mengalami kesulitan mengendurkan ototnya, seperti dijelaskan dalam Medical News Today.

Saat istirahat, anggota tubuh mungkin tetap berkontraksi (biasanya dalam posisi "tertekuk", dengan siku dan pergelangan tangan ditekuk), atau mungkin tersentak atau bergetar saat seseorang mencoba menggerakkannya. Pasien stroke mungkin memiliki beberapa gerakan sukarela kembali pada saat ini, tetapi tidak banyak.

Spastisitas adalah hasil dari otak yang mulai membangun kembali koneksi dengan otot. Dengan cara itu, itu sebenarnya pertanda baik. Namun, hubungannya tidak lengkap, itulah sebabnya otot bisa "macet" dalam posisi berkontraksi atau tidak bergerak seperti yang diinginkan.

Mungkin menjadi lebih sulit untuk menggerakkan anggota tubuh yang terkena selama tahap ini, tetapi sangat penting untuk terus bergerak sebanyak mungkin untuk kesempatan pemulihan terbaik.

Selama masa ini, pasien stroke perlu melanjutkan latihan rentang gerak pasif dan menambahkan latihan rentang gerak aktif dengan bantuan (pasien akan mencoba bergerak sebanyak yang ia bisa, dan terapi akan membantu secara fisik untuk sisanya). 

Latihan spastisitas juga dapat mencakup:

  • Pengajaran ulang sensorik.
  • Hand-over-hand assistance dengan aktivitas fungsional.
  • Terapi cermin.

3. Peningkatan spastisitas

Pada tahapan ini, spastisitas meningkat. Ini bisa bikin frustrasi dan pasien mungkin merasa kondisinya makin parah dan tidak mengalami kemajuan dalam pemulihan stroke. Namun, para ahli mengatakan bahwa peningkatan spastisitas ini merupakan pertanda baik (walaupun terasa sebalinya), karena itu berarti otak sedang membangun kembali koneksi dengan otot.

Selama tahap ini pasien akan melanjutkan dan mengembangkan latihan terapi. Pasien mungkin akan fokus melakukan gerakan aktif sebanyak mungkin, meskipun ini akan menantang.

Dokter mungkin meresepkan suntikan botoks untuk membantu mengurangi spastisitas sehingga pasien bisa memaksimalkan gerakan selama terapi, menurut laporan dalam jurnal Clinical Medicine & Research tahun 2007.

Beberapa latihan yang dapat membantu pada tahap ini meliputi:

  • Menurut laporan dalam Journal of the Neurological Sciences tahun 2019, terapi cermin terbukti dapat membantu mengembalikan gerakan aktif ke sisi tubuh yang terdampak. 
  • Pasien mungkin perlu menggunakan bidai atau ortotik (seperti resting hand splint) untuk membantu mencegah kontraktur.
  • Terapis okupasi mungkin juga merekomendasikan alat bantu, seperti universal cuff, yaitu holder yang dirancang untuk memberi orang dengan cengkeraman terbatas atau kontrol ketangkasan penggunaan barang-barang seperti peralatan makan dan alat tulis. Misalnya untuk memegang sikat gigi atau sendok, agar pasien tetap terlibat dalam aktivitas fungsional sebanyak mungkin selama tahap ini.

4. Penurunan spastisitas

7 Tahapan Pemulihan Stroke, Caregiver Harus Tahuilustrasi tahapan pemulihan stroke (unsplash.com/Conscious Design)

Pada tahapan ini, spastisitas mulai berkurang. Ini adalah tonggak besar dalam proses pemulihan stroke. 

Saat spastisitas berkurang, pasien akan memperlihatkan peningkatan pola geraka sukarela, tetapi ini masih akan terasa tersentak-sentak, gugup, dan tidak terkoordinasi.

Karena spastisitas yang tersisa, pasien stroke mungkin mengalami kesulitan melepaskan benda. Misalnya, bisa memegang sendok tetapi tidak bisa melepaskannya.

Pasien mungkin juga akan sangat lemah karena kurangnya gerakan sukarela dalam tiga tahap pemulihan pertama.

Intervensi pada tahap pemulihan stroke ini akan memanfaatkan gerakan sukarela yang kembali. Ini dapat meliputi:

  • Pasien mungkin akan fokus pada latihan gerak aktif yang dibantu dan gerakan aktif (pasien akan bergerak sendiri semampunya), serta memperkenalkan latihan penguatan.
  • Pasien juga akan fokus melatih kembali pola gerakan fungsional, misalnya berpakaian, mandi, permainan atau aktivitas di atas meja, dan lainnya dengan bantuan.
  • Terapi yang memaksa pasien stroke untuk menggunakan anggota gerak atas dalam aktivitas fungsional menggunakan peralatan sehari-hari (constraint-induced movement therapy atau CIMT) mungkin akan diperkenalkan pada tahapan ini. Menurut laporan dalam Cochrane Database of Systematic Reviews tahun 2015, CIMT melibatkan pembatasan sisi tubuh pasien yang tidak terdampak dan memaksa pasien untuk melakukan latihan atau aktivitas fungsional dengan sisi yang terdampak sebanyak mungkin.

Baca Juga: Stroke Perinatal: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Penanganan

5. Kombinasi gerakan kompleks

Pada tahap kelima pemulihan stroke ini, pasien bisa mulai mengoordinasikan kombinasi gerakan yang kompleks. Ini mungkin termasuk menggenggam sendok, mengisinya dengan makanan, melakukan suapan, menaruh kembali sendok ke meja, dan melepaskannya.

Dengan gerakan dan koordinasi sukarela yang lebih baik, pasien akan menjadi lebih mandiri.

Untuk latihan pada tahap ini, pasien mungkin meningkatkan pengulangan dan resistansi selama latihan kekuatan, atau lebih fokus pada pelatihan keterampilan motorik halus karena keterampilan motorik kasar telah meningkat. Pasien akan didorong untuk terus menggunakan sisi tubuh yang terdampak stroke sebanyak mungkin selama aktivitas fungsional dan mengurangi bantuan dari terapis atau caretaker.

6. Spastisitas menghilang dan koordinasi kembali muncul

Pada tahapan ini, spastisitas hilang. Dengan gerakan spastik yang lebih sedikit, pasien akan mengalami peningkatan koordinasi secara signifikan untuk pola gerakan yang kompleks.

Pasien diharapkan untuk fokus melatih dan menyempurnakan koordinasi dan keterampilan motorik halus. Pasien bisa berupaya untuk mempertahankan aktivitas fungsional yang lebih kompleks dan menantang, seperti menyiapkan makanan, memasak, berkebun, bersih-bersih, melakukan hobi, dan lain-lain.

7. Kembalinya fungsi normal

7 Tahapan Pemulihan Stroke, Caregiver Harus Tahuilustrasi tahapan pemulihan stroke (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Pada tahapan ketujuh sekaligus terakhir ini, fungsi normal pasien kembali. Pasien kini bisa melakukan pola gerakan yang kompleks, terkoordinasi, dan sinergis di sisi yang terdampak stroke sama seperti sisi yang tidak terdampak. Pasien bisa kembali melakukan pekerjaan yang bermakna dengan kemandirian.

Menurut laporan asli Signe Brunnstrom pada tahun 1966 dalam jurnal Physical Therapy, tahap ini adalah tujuan akhir bagian pasien stroke dan tim rehabilitasinya. Namun, tidak semua pasien akan mencapai titik ini. Hanya sejumlah kecil pasien mencapai tahap pemulihan stroke ini.

Namun, ingat selalu bahwa meskipun pasien tidak mencapai tahap ketujuh pemulihan motorik ini, tetapi masih banyak terapi, alat bantu, dan teknik yang tersedia untuk membantu pasien stroke menjalani kehidupan yang utuh.

Pemulihan spontan

Pemulihan spontan, atau perbaikan gejala yang cepat, dimungkinkan, terutama pada tahap awal pemulihan stroke. Pada beberapa orang yang beruntung, ini mungkin merupakan pemulihan penuh, sementara bagi orang lain ini mungkin berarti melompat satu atau dua tahapan dalam proses pemulihan, menurut laporan dalam jurnal Translational Stroke Research tahun 2017.

Pertanyaannya, bagaimana pemulihan spontan terjadi?

Dijelaskan dalam laman Verywell Health, setelah stroke, tubuh mencoba membersihkan kerusakan di otak akibat pendarahan atau sumbatan (tergantung jenis stroke pasien). Tubuh juga perlu mengatur ulang dan membangun kembali koneksi saraf yang hancur. Neuron-neuron ini menghubungkan berbagai area otak, dan mengirim pesan dari otak ke tubuh. Proses pembangunan kembali ini disebut neuroplastisitas.

Khususnya pada tahap awal pemulihan stroke, neuroplastisitas dapat terjadi dengan cepat. Dalam kasus ini, ketika banyak koneksi baru telah dibangun, pemulihan stroke mungkin tampak spontan.

Pemulihan spontan kemungkinan besar terjadi dalam 3 sampai 6 bulan pertama pasca stroke. Inilah saat otak paling cenderung untuk membangun jaringan atau untuk mengembalikan bagian yang hilang dan terapi intensif adalah yang paling penting.

Sebelumnya, diyakini bahwa seseorang mencapai potensi maksimumnya dalam pemulihan dalam 6 bulan, tetapi hal ini telah dibantah. Berdasarkan studi dalam Journal of Neurophysiology tahun 2019, neuroplastisitas dan pemulihan mungkin terjadi bahkan bertahun-tahun setelah stroke. Intinya, jangan menyerah!

Kemungkinan kemunduran

7 Tahapan Pemulihan Stroke, Caregiver Harus Tahuilustrasi merawat pasien stroke (pexels.com/Kampus Production)

Menurut National Institute of Neurological Disorders and Stroke, ada banyak variabel yang dapat memengaruhi hasil stroke dan proses pemulihan, antara lain:

  • Lokasi stroke di dalam otak.
  • Tingkat kerusakan otak.
  • Kondisi medis yang terjadi bersamaan.
  • Seberapa cepat rehabilitasi dimulai setelah stroke.
  • Frekuensi dan intensitas terapi.
  • Kepatuhan terhadap latihan terapeutik dan program latihan di rumah.
  • Dukungan dari keluarga, teman, dan pengasuh.
  • Usia saat stroke terjadi.
  • Keamanan di rumah.
  • Kemampuan kognitif.
  • Cakupan asuransi dan kemampuan untuk menanggung secara finansial rehabilitasi, terapi, dan alat bantu, ortotik, atau modifikasi rumah yang direkomendasikan.

Dilansir Centers for Disease Control and Prevention (CDC) stroke juga belum tentu peristiwa yang terisolasi; setiap tahun, 25 persen stroke berulang. Penting untuk mencegah stroke lebih lanjut dengan mengobati penyebab dasarnya, yang mungkin berupa tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol, fibrilasi atrium, penyakit jantung, kolesterol tinggi, diabetes, dan lain-lain.

Saat seseorang pulih dari stroke, tidak adanya jawaban yang pasti tentang pemulihan bisa membuat frustrasi. Namun, dengan mengetahui tahapan pemulihan stroke, pasien dan dokter serta terapisnya bisa membuat tebakan secara terukur mengenai tahap pemulihan, merencanakan terapi yang paling tepat, dan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Baca Juga: Studi: Milenial Lebih Rentan Meninggal Dunia akibat Stroke

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya