Obstructive Sleep Apnea: Gejala, Diagnosis, Pengobatan

Seseorang dengan sleep apnea mengalami henti napas saat tidur. Ada tiga jenis sleep apnea, yaitu sentral, obstruktif, dan kompleks. Nah, jenis yang paling umum adalah sleep apnea obstruktif atau obstructive sleep apnea (OSA).
OSA terjadi ketika pernapasan terganggu selama tidur, selama lebih dari 10 detik setidaknya lima kali per jam (rata-rata) selama periode tidur. Periode ini disebut hipopnea saat pernapasan berkurang dan kamu tidak mengonsumsi cukup oksigen. Disebut apnea jika pernapasan benar-benar berhenti.
Pernapasan biasanya berhenti karena ada sesuatu yang menghalangi jalan napas bagian atas, seperti otot, lidah, dan jaringan tubuh lainnya.
OSA dapat berkisar dari sedang hingga parah, berdasarkan sistem pengukuran dan penilaian yang disebut apnea-hypopnea index (AHI). AHI mengukur jumlah rata-rata episode apnea dan hipopnea yang dialami seseorang per jam saat tidur.
Menurut Johns Hopkins Medicine, OSA diklasifikasikan berdasarkan tingkat keparahannya:
- OSA parah berarti AHI lebih besar dari 30 (lebih dari 30 episode per jam).
- OSA sedang berarti AHI antara 15 dan 30.
- OSA ringan berarti AHI antara 5 dan 15.
OSA adalah gangguan pernapasan terkait tidur yang umum, yang menurut laporan dalam jurnal The Lancet Respiratory Medicine (2019) diperkirakan memengaruhi hampir 1 miliar orang di seluruh dunia.
1. Penyebab dan faktor risiko
Saat tidur, tubuh benar-benar rileks—bahkan otot-otot yang membantu kita bernapas. Pada orang dengan sleep apnea, otot-otot yang rileks ini bergabung dengan jalan napas yang menyempit untuk mengganggu pernapasan.
Siapa pun pada usia berapa pun dapat mengalami OSA, tetapi paling sering terjadi pada orang dewasa paruh baya dan lebih tua. Hanya sekitar 2 persen anak yang mengalami OSA. Kondisi ini juga lebih sering terjadi pada laki-laki maupun perempuan.
Namun, yang menakutkan adalah sebanyak 90 persen orang yang menderita OSA tidak tahu mereka mengidapnya, mengutip Johns Hopkins Medicine. Jika tidak diobati, sleep apnea dapat menyebabkan masalah kesehatan serius.
Beberapa faktor risiko OSA meliputi:
- Anggota keluarga dengan OSA.
- Leher besar atau tebal (lebih besar dari 16 inci atau 40,64 cm untuk perempuan dan 17 inci atau 43,18 untuk laki-laki).
- Hidung tersumbat kronis.
- Gangguan tiroid atau kondisi endokrin lainnya.
- Postmenopause.
- Kelebihan berat badan atau obesitas.
- Cacat jaringan yang menopang kepala dan leher.
- Sindrom Down.
- Merokok.
- Adenoid dan amandel yang membengkak atau besar (pada anak-anak).