Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi seorang perempuan mual dan muntah.
ilustrasi keracunan makanan (IDN Times/Novaya Siantita)

Intinya sih...

  • Pada 0–6 jam pertama: es batu. Mengisap es batu atau es loli untuk menghindari dehidrasi.

  • Setelah 6 jam: mulai dengan cairan bening. Pilih air putih atau kaldu jernih, hindari minuman bersoda.

  • Setelah 24 jam: coba pola makan BRAT. Pilih makanan lembut seperti kentang rebus, oatmeal, dan putih telur.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Keracunan makanan sering membuat tubuh terasa lemah. Rasa mual, muntah, hingga diare bisa menguras energi dan membuat makan atau minum terasa begitu sulit. Saat gejala mulai mereda, ada satu hal penting yang perlu diperhatikan, yaitu pemilihan makanan untuk membantu tubuh pulih. Kamu perlu tahu jenis makanan dan minuman yang sebaiknya dihindari agar kondisi tidak makin parah.

Proses pemulihan sendiri berbeda-beda pada setiap orang. Ada yang cepat, terutama bila penyebabnya infeksi singkat seperti norovirus atau rotavirus. Namun, ada pula yang membutuhkan waktu lebih lama, misalnya beberapa hari hingga, benar-benar pulih. Meski begitu, sebagian besar orang biasanya bisa kembali makan normal dalam waktu sekitar satu minggu.

Apa saja pilihan makanan yang aman dikonsumsi setelah keracunan makanan dan apa saja yang sebaiknya ditunda dulu? Mari kita bahas lebih lanjut.

1. 0–6 jam pertama: es batu

Saat tubuh masih dilanda muntah dan diare, risiko dehidrasi meningkat tajam. Setelah muntah mereda, langkah pertama adalah mulai menghidrasi dengan cara sederhana, yaitu mengisap es batu atau es loli.

Pada jam-jam awal sebaiknya hindari mengunyah atau menelan terlalu banyak. Perlu diingat juga, bayi, balita, lansia, serta pasien penyakit ginjal atau diabetes tipe 2 yang tidak terkontrol memiliki risiko dehidrasi lebih tinggi. Karenanya, pastikan kelompok ini mengisap cukup es batu.

2. Setelah 6 jam: mulai dengan cairan bening

Jika es sudah bisa ditoleransi tubuh, lanjutkan dengan cairan bening. Pilih minuman yang mudah diserap dan tidak berkarbonasi, seperti air putih atau kaldu jernih.

Hindari minuman bersoda atau berwarna pekat. Bila setelah enam jam masih tidak bisa menahan cairan, segera hubungi dokter. Jika kondisi makin memburuk, pergi ke IGD adalah langkah bijak karena cairan bisa segera diganti lewat infus.

3. Setelah 24 jam: coba pola makan BRAT

ilustrasi buah pisang (unsplash.com/Eiliv Aceron)

Saat tubuh sudah siap menerima makanan padat, pilih makanan yang lembut untuk lambung, rendah lemak, dan rendah serat. Pola makan ini dikenal dengan diet BRAT (banana, rice, apple sauce, toast). Beberapa pilihan makanan yang juga aman pada tahap ini antara lain:

  • Kentang rebus atau tumbuk.

  • Oatmeal.

  • Bubur sereal polos.

  • Putih telur.

  • Biskuit asin.

Makanan ini mudah dicerna dan membantu lambung pulih tanpa menambah beban kerja sistem pencernaan.

4. Coba obat alami

Keracunan makanan sebenarnya adalah cara tubuh membuang bakteri berbahaya. Karena itu, obat diare yang dijual bebas tidak disarankan pada fase awal. Sebagai alternatif, kamu bisa mencoba:

  • Teh jahe, untuk menenangkan lambung.

  • Yoghurt atau suplemen probiotik, setelah kondisi membaik, untuk mengembalikan keseimbangan bakteri baik di usus.

  • Teh peppermint untuk meredakan sakit perut, gangguan pencernaan, dan kembung. 

  • Teh chamomile memiliki sifat antiinflamasi yang efektif menenangkan perut yang tidak nyaman. 

  • Cuka apel bisa membantu meredakan sakit perut atau setelah muntah. Caranya, larutkan satu sendok makan cuka apel ke dalam segelas air hangat. 

  • Basil bermanfaat untuk mengurangi gas dalam perut. Kandungan asam linoleatnya juga memiliki efek antiinflamasi sehingga efektif meredakan sakit perut setelah makan.

5. Makanan dan minuman yang harus dihindari

Ada beberapa jenis makanan yang bisa memperburuk gejala keracunan makanan sehingga harus dihindari, di antaranya:

  • Minuman berkafein: kopi, teh kental, dan minuman bersoda

  • Makanan berlemak tinggi: gorengan, piza, fast food

  • Makanan dan minuman tinggi gula: minuman manis, jus buah pekat.

  • Produk susu: sebagian orang sulit mencerna laktosa setelah keracunan, bahkan bisa sampai satu bulan.

Gejala keracunan makanan umumnya mereda dalam 48 jam. Namun, segera konsultasi dengan dokter jika:

  • Diare berlangsung lebih dari tiga hari.

  • Tinja berdarah.

  • Mengalami pusing hebat, lemas berlebihan, atau kram perut yang parah.

  • Ada tanda dehidrasi serius.

Jangan menunggu gejala memburuk. Penanganan medis cepat bisa mencegah komplikasi yang lebih berbahaya.

Keracunan makanan memang bisa melelahkan, tetapi dengan menjaga pola makan dan hidrasi secara bertahap, tubuh bisa pulih lebih cepat. Ingat, dengarkan tubuh, mulai dari serutan es, cairan bening, lalu makanan lembut. Hindari makanan berlemak, berkafein, atau terlalu manis agar sistem pencernaan bisa kembali normal tanpa gangguan.

Referensi

"What to Eat After Food Poisoning." Healthline. Diakses pada September 2025.

"What to Eat After Food Poisoning or a Stomach Bug." Houston Methodist. Diakses pada September 2025.

"Eating, Diet, & Nutrition for Food Poisoning." National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. Diakses pada September 2025.

Editorial Team