ilustrasi batuk (freepik.com/Racool_studio)
Cara mengatasi batuk pada malam hari akan tergantung pada penyebabnya. Berikut di antaranya:
Jika memiliki alergi atau asma, singkirkan alergen dari rumah. Jauhkan hewan peliharaan dari kamar tidur. Gunakan AC untuk menyaring udara selama musim serbuk sari. Mandi sebelum tidur untuk menghilangkan alergen dari luar rumah yang mungkin menempel.
- Gunakan filter udara untuk membuat kamar tidur bebas alergi
Filter udara high efficiency particulate air (HEPA) dapat membantu kamar tidur bebas tungau. Strategi lainnya termasuk:
- Menggunakan sarung bantal, selimut, kasur dan alas kasur (bed base) guna membantu mengurangi dan mencegah tungau debu.
- Mencuci seprai dengan air panas.
- Menjauhkan hewan peliharaan dari kamar tidur.
Jika batuk terasa kering dan terkadang sulit bernapas, konsultasikan dengan dokter. Kamu mungkin memerlukan inhaler untuk mengobati asma.
Ini dapat membantu menurunkan kemungkinan batuk saat banyaknya serbuk sari atau saat ada banyak debu beterbangan.
- Hindari polutan udara jika memungkinkan
Polutan udara, seperti asap kendaraan, emisi industri, dan bahkan bau menyengat dari produk pembersih atau parfum dapat memicu batuk.
Kamu dapat mengunduh aplikasi tracker kualitas udara sehingga kamu dapat mengambil tindakan untuk meminimalkan paparan terhadap polutan udara.
Tips mengelola gejala GERD termasuk mendapatkan perawatan dari dokter, mengikuti saran dokter, termasuk membuat catatan harian makanan untuk mengidentifikasi jenis makanan yang memperburuk gejala.
Berbaring akan membuat asam lambung lebih mudah mengalir kembali ke kerongkongan. Jadi, sebaiknya tunggu setidaknya 2,5 jam setelah makan untuk berbaring. Untuk lebih optimal, kamu juga bisa meninggikan bantal kepala 6-8 inci.
Air liur, kotoran, dan bagian tubuh kecoa dapat menyebabkan batuk dan gejala alergi lainnya.
- Gunakan pelembap udara (humidifier)
Udara yang pengap dapat mengeringkan tenggorokan dan saluran udara, membuat kamu lebih rentan terhadap batuk. Menggunakan humidifier akan membantu menjaga udara di kamar tidur, dan tenggorokan akan tetap lembap.
Infeksi sinus dapat menyebabkan postnasal drip, terutama saat berbaring. Hal ini dapat menyebabkan batuk.
Temui dokter jika kamu mengalami gejala infeksi sinus seperti hidung tersumbat, hidung meler, nyeri atau tekanan pada wajah, sakit kepala, postnasal drip, batuk, dan bau mulut.
Irigasi nasal akan sangat membantu dalam membersihkan saluran hidung, yang dapat membantu meringankan hidung tersumbat. Pastikan untuk mengikuti petunjuk karena penggunaan yang salah dapat meningkatkan risiko infeksi.
Minum 2 hingga 3 sendok teh madu sebelum tidur dapat membantu melonggarkan lendir di tenggorokan. Pilihan lainnya adalah mencampurkan 2 sendok teh madu ke dalam teh bebas kafein, seperti teh herbal.
Sebuah studi menunjukkan bahwa bromelain—enzim yang ditemukan dalam nanas—dapat membantu mengencerkan lendir dan mengurangi batuk.
Berkumur dengan larutan air garam dapat membantu membersihkan saluran napas yang tersumbat dan membantu menghentikan batuk karena asma, alergi, dan infeksi.
Untuk membuat obat kumur air garam, campurkan setengah sendok teh garam ke dalam air hangat.
- Minum dekongestan untuk pilek
Pilek dapat menyebabkan batuk. Tidak ada obat untuk pilek, tetapi istirahat dan banyak cairan dapat membantu kamu merasa lebih baik.
Jika batuk terasa parah dan kamu adalah orang dewasa atau anak di atas 6 tahun, semprotan dekongestan dan obat batuk dapat membantu.
Vaksin untuk mencegah flu dan COVID-19 dapat membantu mencegah infeksi virus ini, yang mana keduanya dapat menyebabkan batuk.
Tidak merokok dapat bermanfaat untuk mengurangi batuk. Penelitian menemukan bahwa, dibandingkan dengan orang yang pernah atau tidak pernah merokok, mereka yang merokok lebih mungkin melaporkan batuk kronis. Selain itu, mereka yang berhenti merokok mungkin mulai batuk lebih jarang dalam beberapa minggu.
Sebaiknya hubungi dokter jika mengalami batuk dan salah satu gejala berikut:
- Demam.
- Batuk terus-menerus.
- Batuk berdarah.
- Mengi.
- Nyeri dada.
- Kesulitan bernapas.
- Gejala yang parah atau memburuk.
Disarankan juga untuk menghubungi dokter jika batuk memburuk atau tidak kunjung sembuh.
Referensi
"Cough". Penn Medicine. Diakses November 2024.
"Nocturnal Cough". National Library of Medicine. Diakses pada November 2024.
"Why are you coughing at night?" Harvard Health Publishing. Diakses pada November 2024.
"How to Stop Coughing at Night: 20 Tips and Tricks." Healthline. Diakses pada November 2024.
Peixoto, Décio Medeiros, José Angelo Rizzo, et al. “Use of Honey Associated With Ananas Comosus (Bromelin) in the Treatment of Acute Irritative Cough.” Revista Paulista De Pediatria (English Edition) 34, no. 4 (August 23, 2016): 412–17.
"Is Rinsing Your Sinuses With Neti Pots Safe?" US Food & Drug. Diakses pada November 2024.
"Harms of cigarette smoking and health benefits of quitting". National Cancer Institute. Diakses November 2024.
Chung, Kian Fan, Lorcan McGarvey, et al. “Cough hypersensitivity and chronic cough.” Nature Reviews Disease Primers 8, no. 1 (June 30, 2022).
"Uncontrollable Coughing at Night: Why It Happens and How To Treat It". Health. Diakses November 2024.
"22 ways to relieve a nighttime cough". Medical News Today. Diakses November 2024.