Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Obat Diet Tidak Bekerja? Mungkin Ini Penyebabnya

ilustrasi mengukur lingkar perut (pexels.com/Anna Tarazevich)
ilustrasi mengukur lingkar perut (pexels.com/Anna Tarazevich)
Intinya sih...
  • Penurunan berat badan tiba-tiba berhenti atau kurang signifikan bisa terjadi karena mengalami plateau.
  • Jika obat tidak mampu menurunkan berat badan, bisa jadi ini karena dosisnya tidak sesuai dengan kebutuhan.
  • Faktor kompleks seperti kualitas tidur yang buruk, ketidakseimbangan hormon, penggunaan obat yang tidak konsisten, dan kondisi kesehatan yang mendasari juga dapat memengaruhi efektivitas obat diet.

Bagi banyak orang, perjalanan menurunkan berat badan bisa terasa sangat menantang. Banyak cara dilakukan, salah satunya dengan obat penurun berat badan, terutama jenis yang mengandung glucagon-like peptide-1 (GLP-1) receptor agonist. Obat ini awalnya dikembangkan untuk diabetes, tetapi seiring waktu, obat ini terbukti juga membantu banyak orang menurunkan berat badan secara signifikan.

Namun, kenyataannya tidak selalu seindah yang diharapkan. Walaupun banyak orang yang sukses mengecilkan lingkar pinggangnya, tetapi sebagian lainnya obat ini tidak memberikan hasil serupa. Di luar perasaan frustrasi, sedih, dan kecewa, tentu muncul pertanyaan mengapa obat tidak bekerja.

Para ilmuwan masih berusaha memahami apa yang membuat obat-obatan tersebut bekerja lebih baik bagi sebagian orang daripada yang lain. Sebenarnya, setiap orang merespons pengobatan secara berbeda, dan tingkat penurunan berat badan yang dicapai dengan pengobatan dapat bervariasi berdasarkan faktor pribadi. Namun, beberapa hal berikut mungkin menjadi penyebab berat badan tidak turun walaupun sudah minum obat diet.

1. Mengalami plateau

Pada awalnya, kamu mungkin mengalami banyak penurunan berat badan. Namun, seiring waktu, penurunan berat badan menjadi kurang signifikan atau bahkan berhenti sama sekali. Kondisi ini dinamakan plateau atau titik puncak dalam penurunan berat badan.

Jika memang plateau yang terjadi, ini bukan berarti obatnya tidak lagi efektif. Hanya saja, kamu mungkin membutuhkan beberapa penyesuaian, seperti penggantian dosis atau perubahan pola makan dan olahraga.

2. Dosis obat tidak sesuai

Jika obat tidak mampu menurunkan berat badan, bisa jadi ini karena dosisnya tidak sesuai dengan kebutuhan. Satu studi menemukan bahwa peserta yang mengonsumsi 1,7–2,4 miligram (mg) semaglutide atau 3 mg liraglutide, menurunkan lebih banyak berat badan setelah setahun dibandingkan mereka yang mengonsumsi dosis lebih rendah.

Meningkatkan dosis GLP-1 terkadang dapat meningkatkan penurunan berat badan atau mempertahankan penurunan berat badan yang konsisten, tetapi ini tidak dijamin (JAMA Network Open, 2024).

3. Obesitas adalah masalah yang kompleks

ilustrasi obesitas (pexels.com/Andres Ayrton)
ilustrasi obesitas (pexels.com/Andres Ayrton)

Ada banyak faktor kompleks yang berkontribusi terhadap penambahan berat badan, seperti kesempatan untuk melakukan aktivitas fisik, akses ke makanan sehat, dan kondisi suatu komunitas. Memberikan obat penurun berat badan bisa jadi tidak efektif jika faktor-faktor lainnya tidak juga ditangani.

Cara yang lebih efektif untuk melihat pengurangan yang signifikan dan berkelanjutan dalam tingkat obesitas di seluruh populasi adalah dengan menggunakan pendekatan sistem secara keseluruhan. Pendekatan ini akan mencari berbagai faktor lingkungan, sosial, dan ekonomi yang berkontribusi terhadap obesitas. Selanjutnya, mencari solusi yang sesuai dengan masalah dalam komunitas tersebut.

4. Kualitas tidur yang buruk

Tidur yang buruk dan stres juga dapat membatasi kemampuan tubuh untuk menurunkan berat badan. Kurangnya istirahat sering kali memicu ketidakseimbangan hormon lapar, yang merangsang nafsu makan dan mendorong penyimpanan lemak.

Saat kamu sedang stres, tubuh dapat melepaskan hormon yang menyebabkan kamu merasa lebih lapar atau menghemat energi dengan menyimpan kalori.

Jika kamu tidak tidur dengan baik pada malam hari, besoknya kamu mungkin akan merasa lebih lapar. Kamu juga lebih mungkin lelah, sehingga tidak memiliki energi untuk berolahraga atau melakukan aktivitas fisik. Kamu juga tidak dapat fokus pada semua hal yang ingin kamu lakukan, seperti makan lebih baik. Kamu mungkin juga jadi tidak konsisten dalam mengonsumsi obat diet sehingga mengurangi efektivitasnya.

5. Hormon tidak seimbang

Menopause, hormon pascapersalinan, masalah tiroid, dan masalah adrenal dapat menyebabkan perubahan hormonal yang membuat penurunan berat badan menjadi sulit. Berikut beberapa gejala yang menunjukkan ketidakseimbangan hormon:

  • Libido rendah.

  • Kelelahan.

  • Rasa panas yang tak tertahankan.

  • Kesulitan tidur.

  • Brain fog atau kabut otak.

  • Perubahan kulit dan kuku.

  • Sembelit atau diare.

  • Perut besar, tetapi lengan dan kaki relatif kurus.

  • Jerawat.

  • Benjolan lemak di belakang leher.

6. Tidak menggunakan obat secara konsisten

ilustrasi Ozempic (unsplash.com/Haberdoedas)
ilustrasi Ozempic (unsplash.com/Haberdoedas)

Kepatuhan minum obat dapat memengaruhi hasil. Obat diet hanya efektif jika digunakan secara konsisten. Sebaliknya, jika pengobatan dihentikan di tengah jalan, berat badan dapat kembali naik, terutama jika tidak disertai perubahan gaya hidup.

Beberapa obat diet juga dapat menyebabkan efek samping seperti mual dan muntah. Beberapa orang mungkin menghentikan penggunaan karena efek samping sebelum mencapai tujuan penurunan berat badan mereka.

7. Memiliki kondisi kesehatan lainnya

Terkadang, kondisi kesehatan lain dapat memengaruhi seberapa mudah bagi seseorang untuk menurunkan berat badan.

Misalnya, orang yang memiliki diabetes tipe 2 sebelum memulai pengobatan GLP-1 cenderung kehilangan lebih sedikit berat badan dibandingkan mereka yang mengalami obesitas dan tidak hidup dengan diabetes. Mengonsumsi insulin juga dapat menyulitkan seseorang untuk menurunkan berat badan. Sejumlah obat psikiatris juga meningkatkan berat badan sehingga mungkin mengurangi efektivitas obat penurun berat badan.

Ada beberapa alasan mengapa obat diet mungkin tidak berhasil. Bicaralah dengan dokter jika kamu mengonsumsi obat diet dan tidak mencapai tujuan. Mereka mungkin akan mengubah dosis atau meresepkan obat yang berbeda.

Referensi

"Why Am I Not Losing Weight on Wegovy?" GoodRx. Diakses pada Juli 2025.
"Weight-Loss Drugs Aren’t Magic—Here’s How to Make Them More Effective." Health. Diakses pada Juli 2025.
Hamlet Gasoyan et al., “One-Year Weight Reduction With Semaglutide or Liraglutide in Clinical Practice,” JAMA Network Open 7, no. 9 (September 13, 2024): e2433326, https://doi.org/10.1001/jamanetworkopen.2024.33326.
"Five Reasons Weight Loss Jabs Alone Won’t Help Get People Back to Work." The Conversation. Diakses pada Juli 2025.
"7 Signs GLP-1 Drugs Aren’t Working for You." Verywell Health. Diakses pada Juli 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us