ilustrasi gejala stroke (IDN Times/Novaya Siantita)
Meski stroke sering dianggap sebagai penyakit orang tua, tetapi kenyataannya anak muda pun bisa berisiko. Kabar baiknya, banyak langkah sederhana yang bisa dilakukan untuk menurunkan risiko mulai hari ini.
Rutin berolahraga. Tubuh yang aktif membantu menjaga aliran darah tetap lancar dan jantung lebih sehat.
Mengelola kondisi medis seperti diabetes dan penyakit kardiovaskular agar tidak berkembang menjadi masalah serius.
Memantau tekanan darah, kadar kolesterol, dan gula darah secara berkala, karena angka-angka ini bisa memberi peringatan besar.
Menjaga indeks massa tubuh tetap sehat dengan pola makan seimbang dan aktivitas fisik.
Tidak minum alkohol agar tidak membebani organ tubuh, terutama hati dan jantung.
Berhenti merokok bila masih memiliki kebiasaan ini atau tidak memulainya, karena rokok adalah salah satu faktor risiko terbesar stroke.
Mengonsumsi makanan sehat yang kaya akan buah, sayur, biji-bijian, dan protein baik untuk mendukung kesehatan pembuluh darah.
Walaupun stroke lebih sering terjadi pada orang tua, tetapi kenyataannya penyakit ini bisa menyerang siapa saja, termasuk usia muda. Peningkatan tren obesitas, tekanan darah tinggi, dan diabetes membuat risiko stroke pada generasi muda makin nyata.
Harapan untuk pulih memang lebih baik dibandingkan dulu, terutama pada usia muda, tetapi sebagian orang tetap membutuhkan dukungan jangka panjang dan perawatan khusus. Dan, tidak semua akan pulih sepenuhnya.
Yang terpenting, penanganan segera adalah kunci. Bukan hanya untuk bertahan hidup, tetapi juga menentukan seberapa cepat seseorang bisa kembali pulih.
Selalu ingat gejala stroke, dan jika mengalaminya jangan menunda untuk pergi ke UGD rumah sakit terdekat.
Senyum tidak simetris (mencong ke satu sisi), tersedak, sulit menelan air minum secara tiba-tiba.
Gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba.
Bicara pelo/tiba-tiba tidak dapat bicara/tidak mengerti kata-kata/bicara tidak nyambung.
Kebas atau baal, atau kesemutan pada satu sisi tubuh.
Rabun, pandangan satu mata kabur, terjadi tiba-tiba.
Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan tidak pernah dirasakan sebelumnya.
Gangguan fungsi keseimbangan, seperti terasa berputar, gerakan sulit dikoordinasi (tremor/gemetar, sempoyongan).
Referensi
Min Zhang et al., “Global Burden and Risk Factors of Stroke in Young Adults, 1990 to 2021: A Systematic Analysis of the Global Burden of Disease Study 2021,” Journal of the American Heart Association 14, no. 10 (May 15, 2025): e039387, https://doi.org/10.1161/jaha.124.039387.
Valery L. Feigin et al., “World Stroke Organization: Global Stroke Fact Sheet 2025,” International Journal of Stroke 20, no. 2 (December 5, 2024): 132–44, https://doi.org/10.1177/17474930241308142.
"Stroke Before Age 45." Sutter Health. Diakses November 2025.
"What causes a stroke in young adults?" Medical News Today. Diakses November 2025.
Jens W. Horn et al., “Obesity and Risk for First Ischemic Stroke Depends on Metabolic Syndrome: The HUNT Study,” Stroke 52, no. 11 (July 20, 2021): 3555–61, https://doi.org/10.1161/strokeaha.120.033016.
Ioanna Koutroulou et al., “Epidemiology of Patent Foramen Ovale in General Population and in Stroke Patients: A Narrative Review,” Frontiers in Neurology 11 (April 28, 2020): 281, https://doi.org/10.3389/fneur.2020.00281.
Thomas C. Hinton et al., “Investigation and Treatment of High Blood Pressure in Young People,” Hypertension 75, no. 1 (November 18, 2019): 16–22, https://doi.org/10.1161/hypertensionaha.119.13820.
"Diabetes." World Health Organization. Diakses November 2025.
Aleksandra Pikula, Barbara V. Howard, and Sudha Seshadri, “Stroke and Diabetes,” Diabetes in America - NCBI Bookshelf, August 1, 2018, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK567972/.
"Begini Cara Mengenali Gejala Stroke." Kemenkes RI. Diakses November 2025.