Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Studi: Flu dan COVID-19 Tingkatkan Risiko Serangan Jantung dan Stroke

Seorang laki-laki sakit flu, sedang beristirahat di rumah.
ilustrasi flu (pexel.com/Gustavo Fring)
Intinya sih...
  • Risiko serangan jantung dan stroke bisa melonjak setelah seseorang terkena infeksi flu atau COVID-19.
  • Infeksi virus kronis seperti HIV dan hepatitis C juga meningkatkan risiko jangka panjang.
  • Vaksinasi bisa menjadi langkah pencegahan penting untuk menjaga kesehatan jantung.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Setelah pulih dari influenza (flu) atau COVID-19, banyak orang merasa sudah kembali bugar. Akan tetapi, penelitian baru menunjukkan bahwa efeknya bisa lebih dalam. Dalam beberapa minggu setelah sembuh, risiko terkena serangan jantung atau stroke meningkat drastis, dan infeksi kronis seperti HIV dapat meningkatkan risiko jangka panjang terjadinya kejadian penyakit kardiovaskular serius.

Penelitian ini dipublikasikan dalam Journal of the American Heart Association dan melibatkan analisis lebih dari 52 ribu publikasi medis. Dari jumlah itu, para peneliti memilih 155 studi dengan kualitas tinggi untuk dianalisis lebih lanjut.

Risiko serangan jantung dan stroke naik tiga kali lipat

Dari hasil tinjauan, ditemukan fakta berikut ini:

  • Orang memiliki empat kali lipat risiko mengalami serangan jantung dan lima kali lipat risiko mengalami stroke dalam satu bulan setelah terkonfirmasi influenza melalui pemeriksaan laboratorium.
  • Sementara itu, orang memiliki tiga kali lipat risiko mengalami serangan jantung dan tiga kali lipat risiko mengalami stroke dalam 14 minggu setelah terinfeksi COVID-19, dengan risiko yang tetap meningkat hingga satu tahun kemudian.

Mengapa bisa begitu?

Saat melawan virus, tubuh melepaskan molekul yang memicu peradangan dan pembekuan darah. Proses ini bisa bertahan lama bahkan setelah infeksi sembuh. Kombinasi keduanya dapat menurunkan kemampuan jantung bekerja optimal, yang akhirnya meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah.

Peradangan berperan besar dalam perkembangan penyakit kardiovaskular. Peradangan bisa membuat plak di pembuluh darah mudah pecah, memicu serangan jantung atau stroke.

Beberapa penanda peradangan yang tinggi bahkan dikaitkan dengan risiko kematian lebih besar dan kejadian jantung di masa depan. Karena itu, mengendalikan peradangan kini menjadi bagian penting dalam pencegahan dan pengobatan penyakit jantung.

Infeksi kronis juga memiliki dampak panjang

Seorang laki-laki memegang dadanya, tampak kesakitan.
ilustrasi serangan jantung (freepik.com/KamranAydinov)

Dalam studi yang membandingkan risiko jangka panjang (rata-rata lebih dari 5 tahun) kejadian kardiovaskular pada orang dengan infeksi virus kronis tertentu dibandingkan dengan orang serupa tanpa infeksi, para peneliti menemukan:

  • Risiko serangan jantung 60 persen lebih tinggi dan risiko stroke 45 persen lebih tinggi pada orang dengan infeksi HIV.
  • Risiko serangan jantung 27 persen lebih tinggi dan risiko stroke 23 persen lebih tinggi pada orang dengan infeksi hepatitis C.
  • Risiko serangan jantung 12 persen lebih tinggi dan risiko stroke 18 persen lebih tinggi pada orang yang pernah mengalami herpes zoster.

Meski risikonya lebih rendah dibanding efek jangka pendek flu dan COVID-19, tetapi dampak infeksi kronis ini tetap signifikan karena berlangsung lama dan memengaruhi banyak orang. Contohnya, herpes zoster bisa menyerang 1 dari 3 orang sepanjang hidupnya.

Vaksinasi, cara sederhana untuk melindungi jantung

Temuan ini menguatkan pentingnya vaksinasi. Para peneliti menyebut, vaksin flu, COVID-19, dan herpes zoster dapat menurunkan risiko serangan jantung dan stroke secara keseluruhan.

Salah satu tinjauan ilmiah tahun 2022 menemukan bahwa orang yang menerima vaksin flu punya risiko kejadian jantung berat 34 persen lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang tidak divaksin.

“Langkah-langkah pencegahan terhadap infeksi virus, termasuk vaksinasi, dapat berperan penting dalam menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. Pencegahan menjadi sangat penting terutama bagi orang dewasa yang sudah memiliki penyakit kardiovaskular atau faktor risiko kardiovaskular,” ujar Kosuke Kawai dari Universitas California, Los Angeles, salah satu peneliti, mengutip dari dalam American Heart Association.

Orang dengan penyakit jantung atau faktor risiko seperti hipertensi, kolesterol tinggi, atau diabetes, disarankan konsultasi dengan dokter untuk menentukan vaksin yang sesuai. Kelompok ini bukan hanya lebih rentan terkena infeksi, tetapi juga bisa mengalami komplikasi yang lebih berat.

Walau hubungan antara infeksi virus dan risiko penyakit jantung makin jelas, tetapi penelitian ini belum menjawab semuanya. Masih dibutuhkan studi lebih lanjut tentang virus lain seperti demam berdarah, herpes simpleks, atau HPV, yang kemungkinan juga punya kaitan dengan gangguan jantung. Namun satu hal yang pasti, bahwa kesehatan jantung tak hanya bergantung pada pola makan dan olahraga, tapi juga perlindungan dari infeksi.

Referensi

"Some acute and chronic viral infections may increase the risk of cardiovascular disease." American Heart Association. Diakses Oktober 2025.

Kosuke Kawai et al., “Viral Infections and Risk of Cardiovascular Disease: Systematic Review and Meta‐Analysis,” Journal of the American Heart Association, October 29, 2025, https://doi.org/10.1161/jaha.125.042670.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us

Latest in Health

See More

[QUIZ] Dari Penyakit yang Kamu Alami, Ini Posisi Tidur yang Tepat

30 Okt 2025, 21:50 WIBHealth
ilustrasi batuk (freepik.com/Racool_studio)

Bolehkah Dahak Ditelan?

30 Okt 2025, 19:02 WIBHealth