Beberapa penyebab afasia dapat bersifat sementara, seperti infeksi, kejang, atau migrain. Dalam kasus ini, mengobati penyebab yang mendasarinya dapat menyembuhkan masalah bicara sepenuhnya.
Jika penyebabnya adalah kerusakan otak, gejala dapat membaik dengan berbagai jenis terapi wicara dan bahasa. Terapi ini juga dapat meningkatkan kemampuan berbicara dan memahami.
Sementara, disartria dapat diatasi dengan terapi wicara dan bahasa. Terapi ini dapat membantu seseorang:
- Memperkuat otot-otot yang diperlukan untuk berbicara.
- Belajar mengendalikan kecepatan bicara.
- Mempelajari teknik untuk mengendalikan volume bicara.
- Belajar berkomunikasi secara efektif dengan cara lain, seperti gerakan tangan dan menulis.
Jadi, walaupun afasia dan disartria sama-sama merupakan kondisi yang memengaruhi kemampuan bicara, tetapi keduanya memiliki penyebab yang berbeda. Karenanya, keduanya memiliki gejala dan membutuhkan pengobatan yang berbeda.
Referensi
"Dysarthria vs Aphasia – What is the Difference?" Better Speech. Diakses pada Januari 2025.
"Dysarthria vs. Aphasia Disorders: A Complete Guide." Connected Speech Pathology. Diakses pada Januari 2025.
"Aphasia vs. Dysarthria: What is the Difference?" Medical News Today. Diakses pada Januari 2025.
"What Is the Difference Between Aphasia and Dysarthria?" MedicineNet. Diakses pada Januari 2025.