ilustrasi toilet jongkok (vecteezy.com/Your Suly)
Ada banyak tempat di mana HPV bisa ditemukan, seperti:
Serviks atau leher rahim
HPV banyak ditemukan di sel-sel serviks (leher rahim). Sebagai contoh, sebuah penelitian di RSUP Dr. Sardjito pada pasien kanker serviks menunjukkan bahwa tipe HPV berisiko tinggi (high-risk), seperti HPV-16, HPV-18, dan HPV-67, menginfeksi jaringan serviks pasien kanker.
Karena infeksi HPV pada serviks bisa bersifat “persisten” (bertahan lama), hal ini menjadi penyebab utama kanker serviks jika tidak ditangani.
Vagina, ujung jari, mulut, dan permukaan
Sebuah studi di Tanzania (2019) mendeteksi DNA HPV pada berbagai lokasi non genital, seperti pada ujung jari (sekitar 19 persen responden), mulut (6 persen), serta permukaan kamar mandi.
Studi tersebut juga menemukan bahwa pada beberapa peserta, genotipe HPV yang sama muncul di lebih dari satu lokasi, misalnya antara vagina dan ujung jari. Ini mendukung kemungkinan adanya autoinokulasi (penyebaran virus sendiri dari satu bagian tubuh ke bagian lain).
Selain itu, penelitian lain menyebutkan bahwa HPV bisa berada pada benda/permukaan yang bisa menularkan virus (fomite), misalnya sarung tangan, peralatan medis, atau pakaian.
Dalam konteks rumah sakit atau klinik, ada laporan bahwa sarung tangan bisa terkontaminasi HPV hingga hampir 9,4 persen.
Lingkungan air
Walaupun belum terbukti bahwa HPV menular melalui air, tetapi beberapa studi telah mendeteksi DNA HPV di lingkungan air (misalnya di air limbah).
Penelitian menunjukkan bahwa sebagian virus HPV, terutama tipe onkogenik seperti HPV-16, bisa bertahan dalam kondisi lingkungan tertentu dan tetap memiliki potensi infeksi setelah beberapa waktu.
Di satu studi lokal, para peneliti bahkan mengembangkan metode PCR untuk mendeteksi DNA HPV dari spesimen lingkungan (seperti noda di permukaan) sebagai bukti bahwa virus bisa “menempel” di lingkungan.
Disampaikan oleh Prof. Dr. dr. Soedjatmiko, Sp.A (K), Msi dalam acara "Kelas Jurnalis 2025: Lawan Misinformasi Kanker Leher Rahim di Era AI" yang diselenggarakan oleh MSD Indonesia dan Kementerian Kesehatan RI pada Senin (17/11/2025), di Jakarta, ada studi di China (2025) yang meneliti ratusan sampel lingkungan, dan pada beberapa sampel ditemukan positif HPV.
"Dari 360 lokasi public area, ternyata 24 persen positif ada virus HPV. Di mana? Di toilet jongkok ada 53,3 persen, di wastafel 14,2 persen, di pegangan pintu ada, di puskesmas ada, di rumah sakit OBGYN ada, di rumah sakit umum ada," ungkap Prof. Soedjatmiko.
Studi tersebut juga mencatat tingkat konsentrasi virus yang tinggi (53,8 persen), jenis virusnya berisiko tinggi (88,5 persen), serta virus dapat menetap selama berjam-jam.
"Konsentrasi virus tinggi artinya gampang bisa menular dan jenis virusnya berisiko menimbulkan kanker, dan virus bisa menetap selama tujuh jam."
Dari paparan di atas, pesan pentingnya adalah HPV tidak cuma bisa menyebar lewat kontak seksual.
"Ini menunjukkan bahwa penularan HPV bukan semata-mata melalui hubungan seksual, tetapi bisa tertular di tempat-tempat umum," Prof. Soedjatmiko menegaskan.