ilustrasi dokter kandungan (pexels.com/Pavel Danilyuk)
Serviks menjadi pelindung alami yang membentengi rahim dan janin dari infeksi, sekaligus menjaga bayi tetap berada di tempatnya hingga waktunya lahir.
Sayangnya, tidak semua perjalanan kehamilan berjalan lancar. Beberapa perempuan hamil mengalami masalah pada serviks yang bisa menimbulkan risiko serius, baik pada ibu maupun bayi.
Berikut beberapa kondisi serviks yang biasanya diawasi oleh dokter maupun bidan:
Infeksi: Jika terjadi infeksi di vagina, serviks, atau rahim, lendir serviks bisa berubah warna menjadi kehijauan, bercampur darah, dan berbau tidak sedap.
Serviks pendek: Jika panjang serviks kurang dari 2,5 cm pada usia kehamilan 20 minggu, ini disebut serviks pendek, yang meningkatkan risiko persalinan prematur.
Inkompetensi serviks: Apabila serviks mulai membuka terlalu dini sebelum waktunya, risiko keguguran atau kelahiran prematur meningkat.
Plasenta previa: Kondisi plasenta menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir. Ini bisa menyebabkan komplikasi serius dan sering kali membutuhkan persalinan caesar.
Sepanjang kehamilan, tenaga kesehatan akan rutin memantau kondisi serviks. Pemeriksaan ini penting untuk memastikan serviks tetap mampu menjalankan perannya dalam menjaga kehamilan.
Ada beberapa cara yang digunakan untuk mengevaluasi serviks:
Pemeriksaan panggul: Dokter atau bidan akan memasukkan jari yang sudah memakai sarung tangan ke dalam vagina untuk meraba serviks, mengecek apakah ada tanda-tanda penipisan atau pembukaan lebih awal.
USG transvaginal: Alat USG dimasukkan ke dalam vagina untuk mengukur panjang dan kondisi serviks secara lebih akurat.
Pap smear: Sampel sel dari serviks diambil dan dikirim ke laboratorium untuk diperiksa, biasanya untuk mendeteksi tanda-tanda awal kanker serviks.
Bagi ibu hamil yang mengalami kelemahan serviks (cervical insufficiency), dokter mungkin menyarankan prosedur yang disebut cerclage serviks. Dalam prosedur ini, serviks diperkuat dengan jahitan khusus agar tetap tertutup dan tidak membuka terlalu dini. Ini bisa membantu mencegah risiko kelahiran prematur.
Jika kamu memiliki riwayat persalinan prematur atau merasa khawatir tentang kondisi serviks, bicarakan dengan dokter atau bidan. Pemeriksaan yang tepat waktu sangat penting untuk menjaga kehamilan tetap sehat.
Referensi
Brenda Timmons, Meredith Akins, and Mala Mahendroo, “Cervical Remodeling During Pregnancy and Parturition,” Trends in Endocrinology and Metabolism 21, no. 6 (February 20, 2010): 353–61, https://doi.org/10.1016/j.tem.2010.01.011.
"Bleeding during pregnancy." American College of Obstetricians and Gynecologists. Diakses November 2025.
Kristin M. Myers et al., “The Mechanical Role of the Cervix in Pregnancy,” Journal of Biomechanics 48, no. 9 (March 11, 2015): 1511–23, https://doi.org/10.1016/j.jbiomech.2015.02.065.
Joy Vink and Kristin Myers, “Cervical Alterations in Pregnancy,” Best Practice & Research Clinical Obstetrics & Gynaecology 52 (April 11, 2018): 88–102, https://doi.org/10.1016/j.bpobgyn.2018.03.007.
"Cervical Health 101: Exploring Your Cervix for Health and Pleasure." Planned Parenthood. Diakses November 2025.
"What are some common signs of pregnancy?" National Institute of Child Health and Human Development. Diakses November 2025.