ilustrasi cairan infus atau intravena (freepik.com/rawpixel.com)
Jika ditemukan pada tahap awal, rhabdomyolysis dapat berhasil diobati tanpa kerusakan jangka panjang pada ginjal. Beberapa jenis perawatannya antara lain:
Mendapatkan cukup cairan ke dalam tubuh adalah perawatan utama dan terpenting. Pasien harus mulai diberikan cairan IV dengan cepat. Cairan ini harus mengandung bikarbonat untuk membantu mengeluarkan mioglobin dari ginjal.
Dokter mungkin meresepkan obat-obatan seperti bikarbonat dan jenis obat diuretik tertentu untuk membantu fungsi ginjal. Dokter juga bisa mengobati kadar kalium yang tinggi dalam darah (hiperkalemia) dan kadar kalsium yang rendah dalam darah (hipokalsemia), dengan cairan IV yang sesuai
Bila sudah terjadi kerusakan ginjal dan gagal ginjal akut, pasien mungkin perlu menjalani dialisis atau cuci darah. Selama dialisis, darah dikeluarkan dari tubuh dan dibersihkan di mesin khusus untuk mengeluarkan produk limbah.
Dalam kasus ringan, perawatan di rumah dapat membantu proses pemulihan. Tujuannya adalah untuk mengistirahatkan tubuh agar otot dapat pulih dan rehidrasi untuk membantu mencegah kerusakan ginjal lebih lanjut.
Saat merasa lelah, pasien disarankan untuk berbaring dalam posisi yang nyaman dan cobalah untuk rileks. Minumlah banyak air dan cairan bening lainnya, seperti kaldu ringan dan minuman olahraga.
Peluang kesembuhan atau pulih bergantung pada tingkat kerusakan ginjal. Jika terdeteksi lebih awal, pasien mungkin dapat menghindari komplikasi berbahaya dan bisa kembali pulih dalam beberapa minggu. Meski begitu, pasien mungkin masih memiliki kelemahan dan rasa sakit yang tersisa di otot.
Jika terjadi kerusakan ginjal yang parah, ginjal mungkin rusak secara permanen.
Beberapa gejala dan komplikasi rhabdomyolysis tergolong serius dan dapat menyebabkan kematian jika tidak segera mendapat pengobatan.
Itulah fakta medis seputar rhabdomyolysis, kondisi langka serius yang mengancam jiwa akibat kerusakan dan kematian otot. Bila mengalami gejala-gejalanya dan terdapat faktor risiko, jangan menunda-nunda untuk segera menemui dokter agar bisa dilakukan pemeriksaan dan mendapat penanganan yang tepat.