Rhabdomyolysis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Merupakan kondisi serius akibat cedera otot

Rhabdomyolysis adalah kerusakan jaringan otot yang menyebabkan pelepasan kandungan serat otot ke dalam darah. Zat tersebut berbahaya bagi ginjal dan sering kali menyebabkan kerusakan ginjal dan bisa mengancam nyawa.

Apa yang membuat kondisi langka ini berbahaya? Apa saja gejala dan penyebabnya yang harus diwaspadai? Yuk, simak penjelasannya berikut ini sampai habis!

1. Apa itu rhabdomyolysis?

Rhabdomyolysis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi rhabdomyolisis (singaporesportsclinic.com)

Dilansir Cleveland Clinic, rhabdomyolysis bisa menjadi kondisi yang mengancam jiwa, yang disebabkan oleh kerusakan dan kematian otot. Kerusakan otot yang berbahaya ini dapat terjadi akibat kerja fisik yang terlalu keras (overexertion atau overtraining), trauma, zat beracun, atau penyakit.

Saat sel otot hancur, protein yang disebut mioglobin akan dilepaskan ke dalam darah. Ginjal bertanggung jawab untuk mengeluarkan mioglobin ini dari darah, sehingga urine dapat mengeluarkannya dari tubuh.

Akan tetapi, dalam jumlah banyak, mioglobin bisa merusak ginjal. Jika ginjal tidak dapat membuang limbah dengan cukup cepat, gagal ginjal dan kematian dapat terjadi.

2. Gejala

Rhabdomyolysis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi kelelahan setelah olahraga (unsplash.com/Oliver Sjöström)

Mengutip Medical News Today, meskipun kasus ringan mungkin tidak menimbulkan gejala, kebanyakan penderita rhabdomyolysis mengalami serangkaian keluhan umum. Sebagian besar gejala pertama kali muncul dalam beberapa jam hingga beberapa hari setelah kondisi berkembang atau penyebabnya terjadi.

Gejala awal umum rhabdomyolysis meliputi:

  • Nyeri otot, sering kali nyeri sangat menyakitkan dan berdenyut-denyut
  • Kelemahan otot
  • Inflamasi atau pembengkakan otot
  • Urine berwarna gelap
  • Kelelahan
  • Detak jantung tak teratur
  • Pusing, kepala terasa ringan, atau perasaan akan pingsan
  • Kebingungan atau disorientasi
  • Mual atau muntah

Ketika gejala muncul, jangan buang waktu untuk mencari pertolongan medis. Kasus yang tidak ditangani bisa menjadi serius dan dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam nyawa, seperti gagal ginjal.

Baca Juga: 7 Dampak Fatal Polusi untuk Kesehatan, dari Alzheimer hingga Diabetes

3. Penyebab

Rhabdomyolysis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi heat stroke dan heat exhaustion (mydr.com.au)

Sebagian besar kasus rhabdomyolysis dianggap sebagai bagian dari sindrom crush, kondisi yang terjadi akibat cedera otot rangka traumatis. Namun, secara umum apa pun yang menyebabkan cedera otot, dehidrasi, atau cedera ginjal meningkatkan kemungkinan seseorang terkena kondisi tersebut.

Banyak kasus yang tidak disebabkan oleh trauma langsung dianggap sebagai akibat dari beberapa faktor berbeda.

Para peneliti masih mengeksplorasi berbagai faktor yang dapat memengaruhi risiko rhabdomyolysis. Saat ini, kasus rhabdomyolysis diklasifikasikan sebagai salah satu dari berikut ini:

  • Diperoleh (acquired)
  • Akibat cedera luar, infeksi, atau zat
  • Diturunkan, disebabkan oleh kondisi genetik seperti miopati otot

Ada banyak penyebab dan faktor risiko rhabdomyolysis yang saat ini dikenali, termasuk: 

  • Kehancuran atau kerusakan pada jaringan otot rangka
  • Tidak bisa bergerak dalam waktu lama
  • Kelelahan otot
  • Sengatan panas (heat stroke) atau kelelahan pada lingkungan yang ekstrem
  • Hipotermia
  • Luka bakar ekstensif yang menyebabkan kerusakan otot
  • Kelainan otot bawaan yang dikenal sebagai miopati metabolik
  • Suplemen makanan atau suplemen penurun berat badan, terutama yang mengandung ephedra dan kreatin
  • Infeksi, khususnya infeksi bakteri dan virus yang menyebabkan infeksi darah
  • Gangguan elektrolit, terutama yang memengaruhi kalium dan kalsium
  • Gangguan endokrin, seperti hipotiroidisme dan hipertiroidisme
  • Penyakit atau gangguan ginjal
  • Serangan jantung atau stroke, yang dapat menyebabkan cedera otot dan tidak bisa bergerak
  • Operasi vaskular atau jantung, yang sering menyebabkan kerusakan otot dan membuat pasien tak bisa bergerak selama dan setelah prosedur dalam waktu lama
  • Anemia sel sabit
  • Kondisi inflamasi pada otot

Kemungkinan penyebab lainnya adalah paparan racun, seperti penggunaan alkohol atau narkoba yang berlebihan atau jangka panjang. Ini juga termasuk paparan racun lingkungan, termasuk racun reptil atau serangga, jamur, dan karbon monoksida.

Obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan rhabdomylosis. Misalnya, menurut laporan dalam jurnal Physiotherapy Canada tahun 2014, kondisi ini diperkirakan muncul pada sekitar 0,3 hingga 13,5 kasus dari setiap 1 juta resep statin yang dibuat. Obat lain termasuk obat antipsikotik dan yang digunakan untuk mengelola kondisi otot seperti untuk penyakit Parkinson.

4. Siapa saja yang berisiko mengalami rhabdomyolysis?

Rhabdomyolysis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi lari atau joging yang merupakan salah satu latihan endurance (pexels.com/RF._.studio)

Meskipun rhabdomyolysis bisa terjadi pada siapa saja, tetapi kelompok tertentu memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan kondisi ini. Siapa saja?

  • Atlet ketahanan: pelari maraton, orang yang mengikuti kelas spin, dan orang lain yang melakukan latihan interval intensitas tinggi (HIIT) berisiko lebih tinggi terkena rhabdomyolysis. Kelompok-kelompok ini mungkin terlalu memforsir dirinya tanpa istirahat.
  • Petugas pemadam kebakaran: mereka dapat mengembangkannya setelah aktivitas fisik dalam suhu panas. Kondisi yang terlalu panas bisa menyebabkan rhabdomyolysis.
  • Anggota militer: terutama mereka yang berada di kamp pelatihan atau sedang menjalani pelatihan intensif, memiliki risiko lebih tinggi terkena rhabdomyolysis.
  • Orang yang lebih tua: jatuh, tidak bisa bangun, dan tidak ditemukan dalam waktu lama bisa terkena rhabdomyolysis.

5. Diagnosis

Rhabdomyolysis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi pemeriksaan dokter (freepik.com/jcomp)

Dokter akan memulai pemeriksaan dengan meninjau riwayat kesehatan pasien, mempertimbangkan faktor-faktor termasuk cedera, kelelahan, penggunaan obat, dan kondisi atau gejala kesehatan lainnya.

Untuk menegakkan diagnosis, biasanya diperlukan konfirmasi laboratorium. Ini cenderung melibatkan deteksi kadar enzim kreatin kinase (CK) yang meningkat dalam darah dan keberadaan mioglobin dalam urine. Dalam banyak kasus, biopsi otot juga dilakukan untuk memastikan dan menilai kerusakan otot.

Tingkat CK yang lima kali lipat dari batas atas tingkat normal dianggap sebagai bukti rhabdomyolysis. Definisi kadar CK normal dalam darah bervariasi menurut jenis kelamin, ras, dan etnis.

Aktivitas atau pengerahan tenaga fisik mungkin dapat meningkatkan kadar CK untuk sementara waktu. Maka dari itu, tes harus dilakukan setelah berhenti beraktivitas berat selama kurang lebih 7 hari.

Tes genetik juga dapat dilakukan pada orang yang diduga mengalami rhabdomyolysis, untuk memeriksa adanya kondisi otot yang diturunkan. Setelah kondisi tambahan dipastikan, mereka dapat diobati, sehingga mengurangi gejala dan kemungkinan kekambuhan.

6. Pengobatan

Rhabdomyolysis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi cairan infus atau intravena (freepik.com/rawpixel.com)

Jika ditemukan pada tahap awal, rhabdomyolysis dapat berhasil diobati tanpa kerusakan jangka panjang pada ginjal. Beberapa jenis perawatannya antara lain:

  • Pemulihan cairan

Mendapatkan cukup cairan ke dalam tubuh adalah perawatan utama dan terpenting. Pasien harus mulai diberikan cairan IV dengan cepat. Cairan ini harus mengandung bikarbonat untuk membantu mengeluarkan mioglobin dari ginjal.

  • Pengobatan

Dokter mungkin meresepkan obat-obatan seperti bikarbonat dan jenis obat diuretik tertentu untuk membantu fungsi ginjal. Dokter juga bisa mengobati kadar kalium yang tinggi dalam darah (hiperkalemia) dan kadar kalsium yang rendah dalam darah (hipokalsemia), dengan cairan IV yang sesuai

  • Dialisis

Bila sudah terjadi kerusakan ginjal dan gagal ginjal akut, pasien mungkin perlu menjalani dialisis atau cuci darah. Selama dialisis, darah dikeluarkan dari tubuh dan dibersihkan di mesin khusus untuk mengeluarkan produk limbah.

  • Pengobatan rumahan

Dalam kasus ringan, perawatan di rumah dapat membantu proses pemulihan. Tujuannya adalah untuk mengistirahatkan tubuh agar otot dapat pulih dan rehidrasi untuk membantu mencegah kerusakan ginjal lebih lanjut.

Saat merasa lelah, pasien disarankan untuk berbaring dalam posisi yang nyaman dan cobalah untuk rileks. Minumlah banyak air dan cairan bening lainnya, seperti kaldu ringan dan minuman olahraga.

Peluang kesembuhan atau pulih bergantung pada tingkat kerusakan ginjal. Jika terdeteksi lebih awal, pasien mungkin dapat menghindari komplikasi berbahaya dan bisa kembali pulih dalam beberapa minggu. Meski begitu, pasien mungkin masih memiliki kelemahan dan rasa sakit yang tersisa di otot.

Jika terjadi kerusakan ginjal yang parah, ginjal mungkin rusak secara permanen.

Beberapa gejala dan komplikasi rhabdomyolysis tergolong serius dan dapat menyebabkan kematian jika tidak segera mendapat pengobatan.

Itulah fakta medis seputar rhabdomyolysis, kondisi langka serius yang mengancam jiwa akibat kerusakan dan kematian otot. Bila mengalami gejala-gejalanya dan terdapat faktor risiko, jangan menunda-nunda untuk segera menemui dokter agar bisa dilakukan pemeriksaan dan mendapat penanganan yang tepat.

Baca Juga: 10 Penyakit dengan Gejala Sakit Dada, Waspadai karena Bisa Fatal

Derinda Astri Irdiyana  Photo Verified Writer Derinda Astri Irdiyana

Jual hamster Bergas Ungaran Kabupaten Semarang Instagram @dekyrahamster030721

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya