Diskolorasi Gigi: Jenis, Pengobatan, Pencegahan

Bisa disebabkan karena rutin ngopi

Apakah kamu menyadari gigimu berubah warna? Mungkin mereka menjadi tidak seputih dulu atau telah mengembangkan rona kuning. Ini merupakan diskolorasi gigi, yaitu perubahan warna pada gigi. Mereka mungkin terlihat kurang cerah atau menguning. Mereka bahkan bisa mengembangkan bintik-bintik putih atau gelap di tempat-tempat tertentu.

Diskolorasi gigi umum terjadi dan bisa disebabkan oleh berbagai macam faktor. Banyak dari kasus perubahan warna gigi ini bisa dicegah dan diatasi. Akan tetapi, dalam beberapa kasus, ini bisa menjadi pertanda masalah kesehatan yang lebih serius.

1. Jenis

Diskolorasi Gigi: Jenis, Pengobatan, Pencegahanilustrasi kesehatan gigi (unsplash.com/Rudi Fargo)

Dilansir Healthline, jenis diskolorasi gigi dibagi menjadi tiga kategori, yaitu ekstrinsik, intrinsik, dan faktor usia. 

  • Ekstrinsik: Perubahan warna gigi ekstrinsik dipengaruhi oleh faktor luar, seperti noda yang memengaruhi email gigi atau permukaan gigi. Penyebab paling umum yang menyebabkan diskolorasi ekstrinsik meliputi makanan, minuman, dan tembakau.
  • Intrinsik: Perubahan warna gigi ini dipengaruhi oleh faktor dari dalam. Sering kali warna gigi akan tampak keabu-abuan. Contoh yang menyebabkan diskolorasi intrinsik yaitu obat-obatan tertentu, cedera pada gigi, kerusakan gigi, terlalu banyak fluorida, dan genetik.
  • Faktor usia: Seiring bertambahnya usia, enamel pada gigi mulai terkikis. Ini sering kali menyebabkan gigi menjadi kuning. Dalam banyak kasus, perubahan warna terkait usia bisa disebabkan oleh faktor ekstrinsik dan intrinsik.

2. Penyebab

Diskolorasi Gigi: Jenis, Pengobatan, Pencegahanilustrasi diskolorasi gigi (pexels.com/Monstera)

Ada beberapa penyebab perubahan warna gigi, antara lain:

  • Makanan/minuman: Kopi, teh, cola, anggur, dan buah-buahan dan sayuran tertentu (misalnya, apel, dan kentang) dapat menodai gigi.
  • Penggunaan tembakau: Merokok atau mengunyah tembakau dapat menodai gigi.
  • Kebersihan gigi yang buruk. Tidak menyikat gigi, flossing, dan berkumur cukup untuk menghilangkan plak dan zat penghasil noda.
  • Penyakit: Beberapa penyakit yang memengaruhi email (permukaan keras gigi) dan dentin (bahan dasar di bawah email) dapat menyebabkan perubahan warna gigi. Perawatan untuk kondisi tertentu juga dapat memengaruhi warna gigi. Misalnya, radiasi kepala dan leher serta kemoterapi dapat menyebabkan perubahan warna gigi. Selain itu, infeksi tertentu pada ibu hamil dapat menyebabkan perubahan warna gigi pada bayinya dengan memengaruhi perkembangan email gigi.
  • Obat-obatan: Antibiotik tetrasiklin dan doksisiklin diketahui dapat menghitamkan gigi bila diberikan kepada anak-anak yang giginya masih berkembang (sebelum usia 8 tahun). Obat kumur dan pencuci mulut yang mengandung chlorhexidine dan cetylpyridinium chloride juga dapat menodai gigi. Antihistamin (seperti Benadryl), obat antipsikotik, dan obat untuk tekanan darah tinggi juga menyebabkan perubahan warna gigi.
  • Bahan gigi: Beberapa bahan yang digunakan dalam kedokteran gigi, seperti restorasi amalgam, terutama bahan yang mengandung perak sulfida, dapat menimbulkan warna abu-abu kehitaman pada gigi.
  • Penuaan: Seiring bertambahnya usia, lapisan luar email pada gigi akan menipis, memperlihatkan warna alami dentin.
  • Genetika: Beberapa orang memiliki enamel yang lebih cerah atau lebih tebal secara alami daripada yang lain.
  • Lingkungan: Fluorida yang berlebihan baik dari sumber lingkungan (kadar fluorida alami yang tinggi dalam air) atau dari penggunaan berlebihan (aplikasi fluorida, obat kumur, pasta gigi, dan suplemen fluorida oral) dapat menyebabkan perubahan warna pada gigi.
  • Trauma: Misalnya kerusakan akibat jatuh dapat mengganggu pembentukan email pada anak kecil yang giginya masih tumbuh. Trauma juga dapat menyebabkan perubahan warna pada gigi dewasa.

3. Penyebab diskolorisasi gigi berdasarkan warna

Diskolorasi Gigi: Jenis, Pengobatan, Pencegahanilustrasi kopi penyebab diskolorasi gigi (unsplash.com/Nathan Dumlao)

Diskolorasi gigi tidak hanya menyebabkan gigi menjadi kuning, tetapi bisa juga cokelat, putih, bahkan hitam. Dilansir WebMD, diskolorasi gigi bisa dibedakan menjadi warna-warna berikut:

  • Kuning: Warna kuning pada gigi umumnya disebabkan oleh faktor usia. Minuman seperti teh, kopi, dan anggur merah juga bisa menyebabkan gigi kuning.
  • Cokelat: Tembakau dan minuman berwarna gelap bisa menyebabkan gigi menjadi kecokelatan. Kebersihan gigi yang buruk bisa menyebabkan kerusakan gigi yang dapat membuat gigi jadi berwarna cokelat.
  • Putih: Saat gigi mulai berkembang, terlalu banyak fluorida dapat menyebabkan bintik-bintik putih. Ini disebut fluorosis. Kondisi ini terjadi saat gigi bersentuhan dengan terlalu banyak fluorida dari air minum atau penggunaan pasta gigi berlebihan.
  • Hitam: Kerusakan gigi atau nekrosis pulpa gigi dapat mengubah gigi menjadi keabu-abuan atau hitam. Paparan mineral seperti besi, mangan, atau perak dalam lingkungan industri bisa membuat garis hitam pada gigi.
  • Ungu: Perubahan gigi menjadi warna ungu umumnya disebabkan dari konsumsi anggur merah.

Baca Juga: Cegah Gigi Berlubang sebelum Terlambat, Ini Caranya

4. Penanganan

Diskolorasi Gigi: Jenis, Pengobatan, Pencegahanilustrasi membersihkan gigi (unsplash.com/Diana Polekhina)

Ada banyak cara untuk mengatasi diskolorasi gigi. Cara utama yang bisa kamu lakukan adalah menjaga kesehatan gigi dengan menyikat gigi teratur. Hindari makanan dan minuman yang bisa menyebabkan noda pada gigi.

Menggunakan agen pemutih yang dijual bebas juga bisa mengatasi perubahan warna pada gigi. Ini mungkin akan membuat gigi kamu menjadi sensitif, tetapi efek samping ini biasanya hilang setelah periode pemutihan gigi selesai.

Jika masalah diskolorasi gigi kamu tak kunjung hilang, konsultasikan dengan dokter gigi untuk penanganan yang lebih tepat.

5. Pencegahan

Diskolorasi Gigi: Jenis, Pengobatan, Pencegahanilustrasi pengobatan halitosis (unsplash.com/Jonathan Borba)

Cara efektif untuk mencegah diskolorasi gigi adalah segera membersihkan gigi setelah mengonsumsi makanan dan minuman berwarna. Jika tidak memungkinkan, minum atau berkumur dengan air untuk membantu menghilangkan noda pada gigi.

Bersihkan gigi setidaknya tiga kali sehari dengan cara menyikat gigi ditambah flossing setidaknya sekali sehari. Menjaga kebersihan gigi akan meminimalkan noda di antara gigi yang sulit dihilangkan.

Jika kamu seorang perokok atau peminum kopi, pertimbangkan untuk mengurangi atau berhenti. Perubahan gaya hidup akan sangat membantu mencegah diskolorasi gigi. 

6. Kapan harus ke dokter gigi?

Diskolorasi Gigi: Jenis, Pengobatan, Pencegahanilustrasi kesehatan gigi (unsplash.com/Amr Taha™)

Kamu disarankan untuk menemui dokter gigi jika kondisi diskolorasi gigi tidak kunjung hilang atau memburuk, bahkan setelah menggunakan produk pemutih.

Apabila noda pada gigi tampak dalam dan tidak bisa hilang, ini bisa menjadi pertanda kondisi gigi yang lebih serius, seperti gigi berlubang atau demineralisasi email.
Jika hanya satu gigi yang berubah warna, ini mungkin karena cedera pada gigi.

Makin cepat masalah ini ditangani, makin kecil kerusakan gigi yang akan terjadi.
Untuk menjaga kesehatan gigi kamu, kunjungi dokter gigi setiap enam bulan sekali untuk pemeriksaan rutin.

Perubahan warna gigi atau diskolorasi gigi adalah hal yang wajar dan bisa terjadi pada siapa saja karena berbagai alasan. Kondisi ini sering disebabkan oleh makanan dan minuman berpigmen serta produk tambakau, seperti rokok, cerutu, atau tembakau kunyah. Segera konsultasikan masalahmu ke dokter gigi jika noda pada gigi tak kunjung hilang, memburuk, atau disertai gejala lain.

Baca Juga: Olahraga 150–600 Menit Seminggu Cegah Kematian Dini

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya